Apa itu penyakit rabies ? Apa saja gejala yang ditimbulkan?

Penyakit Rabies sering disebut penyakit anjing gila, karena binatang atau hewan penular rabies (HPR) yang utama adalah anjing yang umumnya terlihat agresif.

Rabies

Rabies atau yang dikenal juga dengan sebutan penyakit anjing gila adalah infeksi yang disebabkan oleh virus rabies. Seseorang dapat terkena virus penyakit anjing gila jika digigit oleh binatang yang terinfeksi. Rabies utamanya ada di hewan liar, paling sering ada di sigung, rakun, kelelawar, dan rubah. Binatang peliharaan termasuk kucing dan anjing juga dapat terinfeksi. Penyebab rabies adalah virus yang bernama rhadovirus pada air liur hewan yang telah terinfeksi. Hewan yang telah terinfeksi dapat menyebarkan virus dengan menggigit hewan lain atau manusia. Pada kasus yang jarang terjadi, penyakit anjing gila dapat menyebar saat air liur yang terinfeksi masuk ke dalam luka terbuka atau membran mukosa, seperti mulut atau mata. Ini dapat terjadi apabila hewan yang terinfeksi menjilat luka terbuka Anda.

Gejala & Akibat

Gejala-gejala pertama dapat berupa gejala umum seperti demam, sakit kepala, dan merasa letih. Kehilangan nafsu makan, mual, rasa sakit atau mati rasa di area yang digigit dapat berlangsung selama 3-4 hari pertama. Kemudian, gejala sistem saraf terjadi, termasuk menjadi resah dan gelisah dengan hiperaktivitas yang ekstrem, dengan perilaku yang aneh dan masa tenang. Kejang otot semu dan kelumpuhan juga mungkin terjadi. Ketakutan akan air (hydrophobia) muncul di tahap ini. Sayangnya, apabila rabies tidak diobati segera setelah terekspos, hampir selalu akan berujung ke koma, kejang, dan kematian biasanya terjadi dari hari ke-4 hingga hari ke-7 setelah terjadinya gejala-gejala.

Apabila tergigit oleh hewan yang dicurigai terkena rabies, luka gigitan harus segera dibersihkan dengan air dan sabun, dan dengan providone-iodine atau sejenisnya. Setelah itu pengobatan tergantung dengan risiko rabiesnya. Untuk gigitan anjing atau kucing biasa, hewan-hewan diobservasi selama 10 hari dan apabila tidak menunjukkan tanda-tanda dan gejala perilaku penyakit anjing gila, pengobatan tidak diperlukan.

Penanganan

Dengan hewan yang menunjukkan perilaku rabies, dokter akan memulai pengobatan dengan human rabies immune globulin (HRIG) dan human disloid cell rabies vaccine (HDCV). HRIG biasanya diberikan satu kali, setengah dosis disuntikkan di dekat luka gigitan dan setengah dosis sisanya disuntikkan pada otot. HDCV diberikan sebanyak 5 dosis di hari ke-0, 3, 7, 14, dan 28. Pengobatan harus dilanjutkan meskipun ada reaksi lokal terhadap vaksin. Booster tetanus juga boleh diberikan.