Apa Itu Makanan Pendamping Asi (MP-ASI)?

image
Makanan pendamping ASI adalah makanan yang diberikan pada bayi yang
telah berusia 6 bulan atau lebih karena ASI tidak lagi memenuhi kebutuhan gizi bayi.
Pemberian makanan pendamping dilakukan secara berangsur untuk mengembangkan
kemampuan bayi mengunyah dan menelan serta menerima bermacam-macam
makanan dengan berbagai tekstur dan rasa (Sulistijani, 2009).

Tahukahkita tentang seluk beluk dari MP-ASI?

Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi yang diberikan kepada bayi dan anak untuk memenuhi gizinya. MP-ASI diberikan mulai umur 4 bulan sampai 24 bulan. WHO menganjurkan ASI eksklusif 6 bulan. Semakin meningkat usia bayi /anak , kebutuhan akan zat gizi semakin bertambah karena tumbuh kembang, sedangkan ASI yang dihasilkan kurang memenuhi kebutuhan gizi. MP-ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga (Maryunani, 2010).

MP-ASI merupakan makanan tambahan bagi bayi. Makanan ini harus menjadi pelengkap dan dapat memenuhai kebutuhan bayi. Hal ini menunjukkan bahwa MPASI berguna untuk menutupi kekurangan zat gizi yang terkandung dalam ASI. Dengan demikian, cukup jelas peranan makanan tambahan bukan sebagai pendamping ASI tetapi juga untuk melengkapi atau mendampingi ASI (Sulistijani, 2004).

MP-ASI adalah makanan bayi yang diberikan disamping ASI, dengan tekstur dan kepadatan sesuai kemampuan cerna bayi. WHO dan sebagian besar organisasi kesehatan merekomendasikan pemberian MP-ASI pada usia sekitar 6 bulan (Dian, 2013).

Tujuan Pemberian MP-ASI

Pada usia 6 bulan atau lebih ASI saja sudah tidak lagi mencukupi kebutuhan nutrisi bayi, usia pasti pemberian MP-ASI yang tepat bisa bervariasi antar bayi dan bergantung pada perkembangan individual sistem metabolik dan neuromotorik anak tapi lebih disarankan sesudah berumur 6 bulan atau lebih.

Tujuan pemberian MP-ASI diantaranya :

  • Memenuhi kebutuhan zat gizinya yang meningkat untuk pertumbuhan dan aktivitasnya.
  • Mendidik anak untuk membina selera dan kebiasaan makan yang sehat.
  • Melatih pencernaan bayi agar mampu mencerna makanan yang lebih padat daripada susu. Membiasakan bayi mengkosumsi makanan sehari-hari menggunakan sendok (Sulistijani, 2009).

Menurut Maryunani (2011), tujuan pemberian MP-ASI adalah :

  • Melengkapi zat gizi bayi yang sudah berkurang.
  • Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam makanan dengan berbagai rasa dan bentuk.
  • Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan.
  • Mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi tinggi.

Jenis MP-ASI

1. Bedasarkan Pengolahan

Menurut Maryunani (2011), bahwa jenis MP-ASI dibagi 2 golongan yaitu: Berdasarkan pengolahannya yaitu: Hasil pengolahan pabrik (MP-ASI pabrikan) dan Hasil pengolahan rumah tangga (MP-ASI lokal).

Menurut Depkes RI, (2006), Sebaiknya pemberian MP-ASI berasal dari bahan lokal jika memungkinkan.

Ada dua jenis MP-ASI yakni:

  • Makanan Pendamping ASI Lokal
    Adapun keuntungan dalam pemberian MP-ASI adalah meningkatkan pengetahuan dan kemampuan ibu dalam membuat MP-ASI, memiliki kendali penuh atas apa yang akan dimakan anak, membantu dalam hal pengenalan bahan makanan, menanamkan kebiasaan makanan sehat sejak dini, makanana buatan sendiri jauh lebih variatif, makanan buatan sendiri lebih bergizi dan bebas dari bahan-bahan aditif, lebih murah dan mudah, makanan buatan sendiri jauh lebih lezat dari makanan instan. Namun kelemahan MP-ASI lokal adalah lebih sulit dalam menentukan kebutuhan nutrisi yang sesuai dalam penyajian, waktu penyajian yang lebih lama, harus lebih cermat dalam hal kebersihan dan cara memasak bahan makanan.

  • Makanan Pendamping ASI Pabrikan
    Makanan Pendamping ASI pabrikan sering dikenal dengan MP-ASI komersial. MP-ASI komersial dibuat pabrik untuk makanan anak dibawah 3 tahun. Keuntungan MP-ASI pabrikan diantaranya cepat dan mudah disajikan, bersih dan aman (jika belum kedalwarsa dan masih utuh dalam kemasan), umunya disukai bayi, beberapa makanan komersial mengandung cukup energi dan zat gizi yang telah disesuaikan dengan kebutuhan anak. Kelemahan MP-ASI pabrikan diantaranya harganya relative mahal, banyak makanan komersial dibuat untuk bayi 4 bulan, padahal usia ini terlalu dini dan dapat menganggu produksi ASI dan kerugian lain. Relatif berbahaya jika disajikan dengan air dingin, bila air terkontaminasi.makanan bayi komersial terkadang tidak ada dipasaran.

Menurut Krisnatuti, dkk, (2008), ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan makanan bayi diantaranya:

  • Formula
    Formula harus dibuat berdasarkan angka kecukupan gizi bayi dan balita, bahan baku yang di izinkan, kriteria zat gizi protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral.

  • Tehnologi proses
    Mampu mengolah makanan dengan tingkat kehilangan gizi seminimal mungkin, mampu menghilangkan faktor anti gizi yang dapat mengganggu penyerapan zat gizi oleh usus, mampu meningkatkan ketersediaan mineral khususnya Fe, mampu memperbaiki penerimaan produk karena pati tergelatinase, mampu mengawetkan makanan sehingga tahan lama dan mudah di distribusikan.

  • Higienis
    Makanan pendamping ASI harus bebas dari mikroorganisme pathogen, bebas dari kontaminasi hasil pencemaran mikroba penghasil racun dan alergi, bebas racun, harus dikemas tertutup sehingga terjamin sanitasinya dan disimpan ditempat yang terlindung.

  • Pengemas
    Pengemas harus terbuat dari bahan yang kuat dan tidak beracun, tidak mempengaruhi mutu inderawi produk dan mampu melindungi mutu produk dalam waktu tertentu.

  • Label
    Persyaratan label makanan bayi harus mengikuti codex standart, dengan informasi yang jelas, tidak menyesatkan konsumen, komposisi bahan-bahan tercantum dalam kemasan, nilai gizi produk, dan petunjuk penyajian.

2. Berdasarkan Teksturnya:

  • Makanan lumat untuk umur 6-8 bulan
    Makanan lumat adalah semua makanan yang dimasak dan disajikan secara lumat, yang diberikan kepada bayi sebagai peralihan dari ASI ke makanan padat. Contoh makanan lumat: Bubur tepung, bubur beras (encer), nasi atau pisang yang dilumatkan, lauk pauk yang dilumatkan atau sayur yang dilumatkan.

  • Makanan lembik untuk umur 9-11 bulan
    Makanan lembik adalah peralihan dari makanan lumat ke makanan keluarga. Contoh: bubur beras (padat), nasi lembek disertai lauk pauk seperti tempe, tahu, beserta sayuran.

  • Makanan keluarga untuk umur di atas 12 bulan ke atas
    Makanan keluarga adalah makanan yang dikonsumsi oleh anggota keluarga yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah.

Syarat Membuat MP-ASI

Syarat membuat MP-ASI menurut Maryunani tahun 2010 yaitu:

  • Bahan makanan mudah diperoleh
  • Mudah diolah
  • Harga terjangkau
  • Dapat diterima sasaran dengan baik
  • Kandungan zat gizi memenuhi zat gizi sasaran
  • Jenis MP-ASI disesuaikan dengan umur sasaran
  • Bebas dari kuman penyakit, pengawet, pewarna dan racun
  • Memenuhi nilai sosial, ekonomi, budaya dan agama.

Kandungan Gizi MP-ASI

Menurut Yuliarti (2010), kandungan gizi adalah jumlah zat gizi, terutama energi dan protein yang harus ada di dalam MP-ASI lokal setiap hari. Kebutuhan gizi bayi usia 6-12 bulan adalah 650 kalori dan 16 gram protein. Kebutuhan gizi dalam ASI untuk bayi usia 6-12 bulan adalah 400 kalori dan 10 gram protein sehingga kebutuhan yang diperoleh dari MP-ASI adalah 250 kalori dan 6 gram protein.

Kebutuhan gizi anak usia 12-24 bulan adalah sekitar 850 kalori dan 20 grm protein. Kebutuhan gizi dalam ASI untuk anak usia 12-24 bulan adalah sekitar 350 kalori dan 8 gram protein sehingga kebutuhan yang diperoleh dari MP-ASI adalah sekitar 500 kalori dan 12 gram protein.

Referensi

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/67708/Chapter%20II.pdf?sequence=4&isAllowed=y

DEFINISI MP-ASI


Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi yang diberikan pada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain ASI. MP-ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan bayi. Pemberian MP-ASI yang cukup kualitas dan kuantitasnya penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang sangat pesat pada periode ini, tetapi sangat diperlukan hygienitas dalam pemberian MP-ASI tersebut. Sanitasi dan hygienitas MP-ASI yang rendah memungkinkan terjadinya kontaminasi mikroba yang dapat meningkatkan risiko atau infeksi lain pada bayi. Selama kurun waktu 4-6 bulan pertama ASI masih mampu memberikan kebutuhan gizi bayi, setelah 6 bulan produksi ASI menurun sehingga kebutuhan gizi tidak lagi dipenuhi dari ASI saja. Peranan makanan tambahan menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi tersebut .

Makanan pendamping ASI dapat disiapkan secara khusus untuk bayi atau makanannya sama dengan makanan keluarga, namun teksturnya disesuaikan dengan usia bayi dan kemampuan bayi dalam menerima makanan.

TUJUAN PEMBERIAN MP-ASI


Pada umur 0-6 bulan pertama dilahirkan, ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi, namun setelah usia tersebut bayi mulai membutuhkan makanan tambahan selain ASI yang disebut makanan pendamping ASI. Pemberian makanan pendamping ASI mempunyai tujuan memberikan zat gizi yang cukup bagi kebutuhan bayi atau balita guna pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikomotorik yang optimal, selain itu untuk mendidik bayi supaya memiliki kebiasaan makan yang baik. Tujuan tersebut dapat tercapai dengan baik jika dalam pemberian MP-ASI sesuai pertambahan umur, kualitas dan kuantitas makanan baik serta jenis makanan yang beraneka ragam.

MP-ASI diberikan sebagai pelengkap ASI sangat membantu bayi dalam proses belajar makan dan kesempatan untuk menanamkan kebiasaan makan yang baik. Tujuan pemberian MP-ASI adalah untuk menambah energi dan zat-zat gizi yang diperlukan bayi karena ASI tidak dapat memenuhi kebutuhan bayi secara terus menerus, dengan demikian makanan tambahan diberikan untuk mengisi kesenjangan antara kebutuhan nutrisi total pada anak dengan jumlah yang didapatkan dari ASI. Pemberian MP-ASI pemulihan sangat dianjurkan untuk penderita KEP, terlebih bayi berusia enam bulan ke atas dengan harapan MP-ASI ini mampu memenuhi kebutuhan gizi dan mampu memperkecil kehilangan zat gizi.

PERSYARATAN MP-ASI


Makanan pendamping ASI (MP-ASI) diberikan sejak bayi berusia 6 bulan. Makanan ini diberikan karena kebutuhan bayi akan nutrien-nutrien untuk pertumbuhan dan perkembangannya tidak dapat dipenuhi lagi hanya dengan pemberian ASI. MP-ASI hendaknya bersifat padat gizi, kandungan serat kasar dan bahan lain yang sukar dicerna seminimal mungkin, sebab serat yang terlalu banyak jumlahnya akan mengganggu proses pencernaan dan penyerapan zat-zat gizi. Selain itu juga tidak boleh bersifat kamba, sebab akan cepat memberi rasa kenyang pada bayi. MP-ASI jarang dibuat dari satu jenis bahan pangan, tetapi merupakan suatu campuran dari beberapa bahan pangan dengan perbandingan tertentu agar diperoleh suatu produk dengan nilai gizi yang tinggi. Pencampuran bahan pangan hendaknya didasarkan atas konsep komplementasi protein, sehingga masing-masing bahan akan saling menutupi kekurangan asam-asam amino esensial, serta diperlukan suplementasi vitamin, mineral serta energi dari minyak atau gula untuk menambah kebutuhan gizi energi.

INDIKATOR BAYI SIAP MENERIMA MAKANAN PADAT


• Kemampuan bayi untuk mempertahankan kepalanya untuk tegak tanpa disangga
• Menghilangnya refleks menjulur lidah
• Bayi mampu menunjukkan keinginannya pada makanan dengan cara membuka mulut, lalu memajukan anggota tubuhnya ke depan untuk menunjukkan rasa lapar dan menarik tubuh ke belakang atau membuang muka untuk menunjukkan ketertarikan pada makanan.

RESIKO PEMBERIAN MP-ASI TERLALU DINI


Pemberian MP-ASI harus memperhatikan Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan berdasarkan kelompok umur dan tekstur makanan yang sesuai perkembangan usia balita. Terkadang ada ibu-ibu yang sudah memberikannya pada usia dua atau tiga bulan, padahal di usia tersebut kemampuan pencernaan bayi belum siap menerima makanan tambahan. Akibatnya banyak bayi yang mengalami diare.

Masalah gangguan pertumbuhan pada usia dini yang terjadi di Indonesia diduga kuat berhubungan dengan banyaknya bayi yang sudah diberi MP-ASI sejak usia satu bulan, bahkan sebelumnya. Pemberian MP-ASI terlalu dini juga akan mengurangi konsumsi ASI, dan bila terlambat akan menyebabkan bayi kurang gizi. Sebenarnya pencernaan bayi sudah mulai kuat sejak usia empat bulan. Bayi yang mengonsumsi ASI, makanan tambahan dapat diberikan setelah usia enam bulan. Selain cukup jumlah dan mutunya, pemberian MP-ASI juga perlu memperhatikan kebersihan makanan agar anak terhindar dari infeksi bakteri yang menyebabkan gangguan pecernaan.

Umur yang paling tepat untuk memperkenalkan MP-ASI adalah enam bulan, pada umumnya kebutuhan nutrisi bayi yang kurang dari enam bulan masih dapat dipenuhi oleh ASI. Tetapi, stelah berumur enam bulan bayi umumnya membutuhkan energi dan zat gizi yang lebih untuk tetap bertumbuh lebih cepat sampai dua kali atau lebih dari itu, disamping itu pada umur enam bulan saluran cerna bayi sudah dapat mencerna sebagian makanan keluarga seperti tepung.

Bayi yang mendapat MP-ASI kurang dari empat bulan akan mengalami risiko gizi kurang lima kali lebih besar dibandingkan bayi yang mendapatkan MPASI pada umur empat-enam bulan setelah dikontrol oleh asupan energi dan melakukan penelitian kohort selama empat bulan melaporkan pemberian MP-ASI terlalu dini (<empat bulan) berpegaruh pada gangguan pertambahan berat badan bayi, meskipun tidak berpengaruh pada gangguan pertambahan panjang bayi. Pemberian makanan tambahan terlalu dini kepada bayi sering ditemukan dalam masyarakat seperti pemberian pisang, madu, air tajin, air gula, susu formula dan makanan lain sebelum bayi berusia 6 bulan.

Adapun resiko pemberian makanan tambahan terlalu dini, yaitu:

  1. Resiko Jangka Pendek
    Resiko jangka pendek yang terjadi seperti mengurangi keinginan bayi untuk menyusui sehingga frekuensi dan kekuatan bayi menyusui berkurang dengan akibat produksi ASI berkurang. Selain itu pengenalan serelia dan sayur-sayuran tertentu dapat mempengaruhi penyerpan zat besi dan ASI, walaupun konsentrasi zat besi dalam ASI rendah, tetapi lebih mudah diserap oleh tubuh bayi. Pemberian makanan dini seperti pisang, nasi didaerah pedesaan di Indonesia sering menyebabkan penyumbatan saluran cerna/diare serta meningkatnya resiko terkena infeksi.

  2. Resisko Jangka Panjang
    Resiko jangka panjang dihubungkan dengan obesitas, kelebihan dalam memberikan makanan adalah resiko utama dari pemberian makanan yang terlalu dini pada bayi. Konsekuensi pada usia-usia selanjutnya adalah kelebihan berat badan ataupun kebiasaan makan yang tidak sehat. Kandungan natrium dalam ASI yang cukup rendah (± 15 mg/100 ml), namun jika masukan dari diet bayi dapat meningkat drastis jika makanan telah dikenalkan. Konsekuensi di kemudian hari akan menyebabkan kebiasaan makan yang memudahkan terjadinya gangguan hipertensi. Selain itu, belum matangnya sistem kekebalan dari usus pada umur yang dini dapat menyebabkan alergi terhadap makanan.

PEMBERIAN MAKANAN ANAK UMUR 0-24 BULAN YANG BAIK DAN BENAR


Sesuai dengan bertambahnya umur bayi, perkembangan dan kemampuan bayi menerima makanan, maka makanan bayi atau anak umur 0-24 bulan dibagi menjadi 4 tahap yaitu:

  1. Makanan bayi umur 0-6 bulan
    a. Hanya ASI saja (ASI Eksklusif)
    Kontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi ASI terutama pada 30 menit pertama setelah lahir. Pada periode ini ASI saja sudah dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi, ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Menyusui sangat baik untuk bayi dan ibu, dengan menyusui akan terbina hubungan kasih sayang antara ibu dan anak
    b. Berikan kolostrum
    Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama, kental dan berwarna kekuning-kuningan. Kolostrum mengandung zat-zat gizi dan zat kekebalan yang tinggi.
    c. Berikan ASI dari kedua payudara
    Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong, kemudian pindah ke payudara lainnya, ASI diberikan 8-10 kali setiap hari.

  2. Makanan bayi umur 6-9 bulan
    a. Pemberian ASI diteruskan
    b. Pada umur 10 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan keluarga secara bertahap, karena merupakan makanan peralihan ke makanan keluarga
    c. Berikan makanan selingan 1 kali sehari, seperti bubur kacang hijau, buah dan lain-lain.
    d. Bayi perlu diperkenalkan dengan beraneka ragam bahan makanan, seperti lauk pauk dan sayuran secara berganti-gantian.

  3. Makanan bayi umur 12-24 bulan
    a. Pemberian ASI diteruskan. Pada periode umur ini jumlah ASI sudah berkurang, tetapi merupakan sumber zat gizi yang berkualitas tinggi.
    b. Pemberian MP-ASI atau makanan keluarga sekurang-kurangnya 3 kali sehari dengan porsi separuh makanan orang dewasa setiap kali makan. Disamping itu tetap berikan makanan selingan 2 kali sehari.
    c. Variasi makanan diperhatikan dengan menggunakan padanan bahan makanan. Misalnya nasi diganti dengan mie, bihun, roti, kentang dan lain-lain. Hati ayam diganti dengan telur, tahu, tempe dan ikan. Bayam diganti degan daun kangkung, wortel dan tomat. Bubur susu diganti dengan bubur kacang ijo, bubur sum-sum, biskuit dan lainlain.
    d. Menyapih anak harus bertahap, jangan dilakukan secara tiba-tiba. Kurangi frekuensi pemberian ASI sedikit demi sedikit.

Pada prinsipnya makanan tambahan untuk bayi atau yang biasa dikenal sebagai makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan yang kaya zat gizi, mudah dicerna, mudah disajikan, mudah menyimpannya, higienis dan harganya terjangkau. Makanan tambahan pada bayi dapat berupa campuran dari beberapa bahan makanan dalam perbandingan tertentu agar diperoleh suatu produk dengan nilai gizi yang tinggi.

Sumber:
https://jpa.ub.ac.id/index.php/jpa/article/viewFile/290/300