Apa hukum mempercayai "Feng Shui" dalam Islam?

Feng shui

Feng shui adalah ilmu topografi kuno dari Cina yang mempercayai bagaimana manusia dan surga (astronomi), serta bumi (geografi) dapat hidup dalam harmoni untuk membantu memperbaiki kehidupan dengan menerima Qi positif.

Apa hukum mempercayai “Feng Shui” dalam Islam?

1 Like

Kepercayaan kepada Feng-Shui ini sebenarnya tidak memiliki penjelasan ilmiyah. Dan umumnya lebih merupakan kepercayaan belaka.

Menurut kacamata Islam, kepercayaan seperti ini lebih dekat kepada at-tathayyur dan juga ramalan (‘arrafah).

1. At-Tathayyur

At-tathayyurasal katanya dari thair yang artinya burung. Maksudnya orang Arab jahiliyah terbiasa mempercayai pertanda dari burung yang terbang melintas. Misalnya, bila hendak bepergian lalu tiba-tiba ada seekor burung terbang melintas, maka dia menghentikan niatnya karena terbangnya burung tadi pertanda akan adanya nasib naas yang akan menimpanya.

Perbuatan seperti ini masuk dalam bab syirik dalam aqidah Islam. Dan harus dihindari sejauh mungkin.

Lain halnya bila memang ada penjelasan ilmiyah atas kejadian itu. Misalnya bila ada fenomena hewan berlarian dengan cepat dan gelisah, lalu dianalisa bahwa perilaku itu menunjukkan ada gejala alam seperti gempa bumi atau gunung meletus, di mana hewan itu mampu merasakan semacam getarannya terlebih dahulu ketimbang indera manusia, baik karena perubahan suhu, tekanan, gelombang elektro magnetik dan sebagainya, maka hal itu jelas dibolehkan. Karena sesuai yang bersifat fenomena ilmiyah.

Sedangkan bila kita percaya bahwa rezeki kita akan macet bila rumah kita menghadap ke utara dan lubang angin menghadap ke timur, tanpa ada penjelasan ilmiyahnya, jelas ini adalah tathayyur. Dan ini adalah kepercayaan yang akan menghantarkan kita kepada syirik itu sendiri.

Sebagai muslim, perbuatan seperti ini tidak boleh dilakukan karena yang mengatur rezeki, nasib, jodoh dan maut adalah Alah SWT. Selama Allah tidak memberi keterangan akan hal itu dan juga tidak ada keterangan ilmiyahnya, maka tidak ada halangan dalam hidup ini.

2. Ramalan (‘Arrafah)

Selain masuk bab tathayyur, feng shui juga bisa masuk ke dalam bab ramalan (‘arrafah). Dan ini pun hukumnya haram dilakukan bagi seorang muslim. Sebagaimana dalil hadits nabawi berikut ini.

Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi SAW, beliau bersabda, ”Barang siapa yang mendatangi tukang ramal lalu membenarkan apa yang dikatakannya maka ia telah kufur apa yang diturunkan kepada Muhammad SAW.” (agama Islam) (HR Abu Daud, Bukhori, Ahmad dan Tirmidzy)

Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal, kemudian ia bertanya kepadanya tentang sesuatu hal dan membenarkan apa yang dia katakan, maka sholatnya tidak akan diterima selama 40 hari.” (HR Muslim 4/1751)

Buat seorang muslim, fengshui itu haram hukumnya untuk dipercayai, bahkan tetap haram walau sekedar bertanya kepada ahli fengshui tanpa mempercayai ramalannya. Fengshui juga bukan untuk dibuat main-main dan tetap diharamkan meski kita bertanya sekedar untuk main-main belaka.

1 Like

Pada dasarnya, kegiatan yang termasuk syirik seperti percaya pada ramalan bintang. Kita tidak boleh percaya dengan ramalan bintang dan kalau perlu jangan membacanya sehingga bisa membekas di dalam hati. Biarkan hati itu ikhlas, Ikhtiar secara maksimal dan selebihnya menunggu takdir dan pasrah kepada Allah SWT. Dalam hal ini Allah SWT berfirman,

Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada- Nya”.(QS. Ali Imran 159) dan dalam ayat lain, “Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal, jika kamu benar-benar orang yang beriman”. (QS. Al-Maidah 23).

Rasulullah SAW bersabda, “Akan masuk surga dari umatku tujuh puluh ribu orang tanpa hisab mereka tidak meminta untuk di kay (berobat dengan besi panas), tidak pula meminta untuk diruqyah, serta mereka tidak bertathoyyur (percaya kepada mitos), dan mereka hanya bertawakkal kepada Tuhan mereka, lalu bangunlah Ukkasyah bin Mihshan sambil berkata ya Rasulullah: Berdoalah kepada Allah agar Dia menjadikan aku bagian dari mereka, lalu Rasulullah bersabda: kamu termasuk dari mereka, kemudian bangkit lagi orang lain sambil berkata: ya Rasulullah: berdoalah kepada Allah agar Dia menjadikanku bagian dari mereka, maka Rasulullah bersabda: sungguh `Ukkasyah telah mendahuluimu dengannya”.(H.R. Imam Ahmad dan Muslim)

“Rasulullah SAW memimpin kami shalat subuh di Hudaibiah di atas bekas-bekas hujan yang turun pada malam harinya. Setelah selesai shalat, beliau menghadapkan wajahnya kepada orang banyak lalu bersabda, “Tahukah kalian apa yang sudah difirmankan oleh Rabb kalian?” mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Beliau bersabda: “(Allah berfirman), “Subuh hari ini ada hamba-hambaKu yang beriman kepada-Ku dan ada yang kafir. Siapa yang berkata, “Hujan turun kepada kita karena karunia Allah dan rahmat-Nya,” maka dia adalah yang beriman kepada-Ku dan kafir kepada bintang-bintang. Adapun yang berkata, “(Hujan turun disebabkan) bintang ini atau itu,” maka dia telah kafir kepada-Ku dan beriman kepada bintang-bintang.” (HR. Al-Bukhari)

Berbeda dengan ramalan bintang, ramalan cuaca bukan termasuk kegiatan syirik. Data dari ramalan cuaca berdasarkan alat yang bisa mengetahui pergerakan angin, mereka mempunyai alat dan ilmu bisa melihat tekanan udara. Misalnya di daerah sini sekian, daerah sana sekian dan sebagainya, arah angin ini akan berhembus sehingga menyebabkan penguapan secara besar-besaran di laut mana, dan angin mengarah ke sana, sehingga dalam waktu sekian jam atau sekian hari bisa diperkirakan uap yang terbawa angin itu bisa sampai ke daerah sana dan sangat mungkin untuk terciptanya awan mendung, sehingga terjadilah hujan. Berdasarkan hal tersebut maka ramalan cuaca bukan termasuk syirik karena berdasarkan prediksi secara ilmiah.

Referensi

Kitab Bulughul Maram

Tentu saja menurut saya hukumnya adalah haram dan musyrik karena sama saja kita mempercaiyai selain Allah SWT

Islam melarang kita untuk mempercayai adanya zat lain yang dapat mengatur hidup kita selain Allah swt. Kepercayaan mengenai adanya suatu kekuatan lain yang dapat memberi manfaat atau mencelakai kita dapat merusak iman. Yang harus kita percayai adalah, apapun yang terjadi pada diri kita, lewat penyebab apapun, tidak akan terjadi tanpa izin dari Allah. Jadi kalaupun ada pengaruh antara astronomi, geografi dan lainnya terhadap kehidupan manusia, maka hal itu tidak terlepas dari izin Allah.