Perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China akan memberi dampak pada Indonesia. Salah satunya ialah gempuran baja dari China. Para pengusaha pun ketar-ketir karena gempuran baja tersebut. Lantaran, China bisa menjual baja dengan harga murah.
1. Baja China Mengancam RI Sejak 5 Tahun Lalu
Sebenarnya baja murah dari china sudah mengancam sejak 5 tahun yang lalu. Namun pada 2017, china menaikkan harga sehingga baja lokal dapat bersaing. Sebenarnya, AS sendiri dibuat gerah dengan serbuan baja China. Alhasil, Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk menerapkan bea masuk untuk baja dan aluminium. Sehingga China mencari pasar lain salah satunya ke Indonesia.
2. Proyek Infrastruktur Jokowi Jadi Sasaran
Indonesia menjadi salah satu sasaran untuk pasar baja salah satunya karena pembangunan infrastruktur pemerintah yang akhir-akhir ini sedang gencar-gencarnya.
3. China banting harga baja
Baja China sendiri bisa lebih murah 28% dari harga pasar. Baja murah ini yang membuat baja dalam negeri sulit bersaing. Baja China bisa murah karena Pemerintah China memberikan insentif berupa potongan pajak (tax rebate) bagi pengusaha yang melakukan ekspor. Ekspor ini ditujukan kepada pengusaha yang mengekspor baja paduan (alloy). Baja paduan sendiri ialah baja khusus yang biasanya digunakan untuk rel kereta api, komponen alat berat, dan lain-lain.
4. Impor baja yang terjadi saat ini
Indonesia membutuhkan baja sebesar sebesar 14 juta ton dalam setahun. Kebutuhan tersebut dipenuhi dari produksi dalam negeri maupun impor. Sebanyak 25-30% berasal dari impor. Baja yang diimpor ini ialah baja paduan (alloy steel) atau baja khusus yang tidak bisa diproduksi di Indonesia. Baja tersebut biasanya digunakan untuk rel kereta maupun komponen alat berat. Sisanya sebanyak 70-75% merupakan baja konstruksi. Baja-baja ini bisa diproduksi di Indonesia. Namun demikian, dari 70-75% tersebut hanya 40-45% yang dipenuhi oleh industri dalam negeri. Lagi-lagi, sisanya dipenuhi oleh impor.