Apa ciri-ciri dari bunga Rafflesia Arnoldi?

ciri-ciri dari bunga Rafflesia Arnoldi
Bunga raksasa bernama latin Rafflesia arnoldii yang oleh masyarakat sering disebut Rafflesia Arnoldi (dengan satu “i” saja). Selain itu bunga ini juga dikenal sebagai Patma Raksasa. Apa ciri-ciri dari Bunga Rafflesia Arnoldi?

Rafflesia lainnya merupakan tumbuhan parasit obligat. Ia tumbuh di dalam batang liana (tumbuhan merambat) dari genus Tetrastigma. Rafflesia arnoldii tidak memiliki daun sehingga tidak mampu ber-fotosintesis sendiri. Nutrisi yang dibutuhkan bunga ini diambil dari pohon inangnya.

Selain tidak memiliki daun, bunga yang ditetapkan sebagai flora identitas provinsi Bengkulu dan sebagai puspa langka (satu dari tiga bunga nasional) Indonesia ini juga tidak memiliki batang maupun akar. Praktis bagian tanaman Rafflesia Arnoldi yang tampak hanyalah bunganya saja yang berkembang dalam kurun waktu tertentu.

Bunga Rafflesia Arnoldi (Rafflesia arnoldii) memiliki bunga yang melebar dengan 5 mahkota bunga. Saat mekar diameter bunga ini dapat mencapai antara 70-110 cm dengan tinggi mencapai 50 cm dan berat mencapai 11 kg.

Di dasar bunga di bagian tengah berbentuk gentong terdapat benang sari atau putik, tergantung jenis kelamin bunga. keberadaan putik dan benang sari yang tidak dalam satu rumah membuat presentase keberhasilan pembuahan yang dibantu oleh serangga lalat sangat kecil, karena belum tentu dua bunga berbeda kelamin tumbuh dalam waktu bersamaan di tempat yang berdekatan.

Masa pertumbuhan bunga ini memakan waktu sampai 9 bulan, tetapi masa mekarnya hanya 5-7 hari. Setelah itu rafflesia akan layu dan mati.

Ciri-ciri bunga Rafflesia arnoldi


Berikut ini ciri-ciri bunga Rafflesia arnoldi, yaitu :

  • Rafflesia adalah tumbuhan holoparasit, yaitu tumbuhan yang bergantung kepada tumbuhan lain untuk kebutuhan makanannya.

  • Kelompok tumbuhan ini tidak memiliki butir-butir klorofil, tetapi mempunyai akar isap (haustorium) yang berfungsi sebagai penyerap nutrisi yang dibutuhkannya (Meijer dalam Zuhud dkk, 1998).

  • Pada Rafflesia , organ vital seperti daun, batang dan akar tereduksi hingga menyisakan bagian bunga saja sebagai organ reproduksi penerus keturunannya (Kuijt, 1969).

  • Rafflesia memiliki haustorium yang berfungsi untuk menempel pada inang sekaligus menyerap nutrisi yang dibutuhkan. (Zuhud et. al 1998).

  • Bunga jantan dan betinanya terpisah pada individu yang berbeda. Knop dan bunga jantan memiliki anter, sedangkan knop dan bunga betina tidak memiliki anter. Bunga betina lebih pendek dan luas dibanding bunga jantan (Nais. 2001).

  • Karakter morfologi pada Rafflesia meliputi: haustoriuum, helai perigon, tabung perigon, diaphragma , lubang diaphragma , braktea, kopula, cakram, prosesi, annulus dalam, annulus luar (Susatya, 2011).

Ciri lainnya menurut Larcher (2001) holoparasit selalu merupakan parasit obligat yang sepenuhnya bergantung pada inangnya untuk pemenuhan kebutuhan sepanjang daur hidupnya. Rafflesia merupakan tumbuhan yang dikenal mempunyai bunga tunggal terbesar di dunia. Bunga jenis ini bersifat dioceous atau berumah dua yaitu bunga jantan dan betina berada pada individu yang berbeda. Menurut Susatya (2007) bunga unik rafflesia memiliki istilah-istilah yang juga unik untuk nama-nama bagian tubuhnya yang tentunya berbeda dari bunga lain. Bagian-bagian tubuh rafflesia terdiri dari haustorium, perigon, tabung perigon, diaphragma, lubang diaphragma, braktea, kopula, cakram, jendela, prosesi, anulus dalam dan luar dll.

Menurut Susatya (2011) Rafflesia arnoldi mempunyai kisaran diameter antara 70-110 cm. Bunga ini mempunyai warna oranye sampai oranye tua pada perigon. Bercak-bercak di atas permukaan perigon mempunyai dua ukuran, dan berwarna lebih muda dari warna dasar perigon. Bercak yang kecil terdapat diantara bercak yang besar. Bercak di diaphragma berwarna putih atau oranye muda yang dikelilingi dengan lingkaran yang berwarna orange tua. Jumlah bercak besar sekitar 15 buah jika dihitung di bagian terpanjang dari perigon. Warna permukaan atas diaphragma berwarnalebih muda atau sama dari warna helai perigon, dan ada cincin yang berwarna oranyetua yang mengelilingi tepi lubang diaphragma. Ramenta jenis ini adalah filiform, dimanajenis filiform sederhana dijumpai di bagian bawah dalam tabung perigon. Filiform berbelah dalam ditemukan di bagian tengah, dan sedangkan filiform pendek berbelahdalam ditemukan di bagian atas tabung perigon dan bagian bawah permukaan dalamdiaphragma. Jumlah prosesi antara 30-50 buah dengan tipe kerucut sederhana. Bunga jantan dengan anther 36 sampai dengan 40 buah.

Rafflesia memiliki siklus hidup yang sangat lama sekitar 4 tahun mulai dari biji hingga bunganya mekar. Pertumbuhan rafflesia dimulai dengan pembentukan kecambah yang terdapat dalam kulit akar tumbuhan inang dan berkembang menjadi benang-benang. Proses selanjutnya terjadi pembengkakan serta terbentuknya kenop pada permukaan akar tumbuhan inang. Kenop ini membesar terus sampai kenop tersebut robek yang berarti bunga mekar. Kenop yang berbentuk seperti kol muncul dari akar tumbuhan inangnya, pada saat mekar sebagai bunga raksasa rafflesia mempunyai warna coklat, merah dan putih. Tubuh vegetatif rafflesia berupa talus (thallus), terdiri atas jaringan benang-benang yang menyusup ke dalam
tumbuhan inangnya (biasanya diakar tumbuhan inangnya). Ukuran bunga berbeda menurut spesiesnya, yaitu berkisar antara diameter 20 cm – 150 cm (Backer dalam Zuhud et al, 1998).

Hikmat (2006) menduga bahwa rafflesia dapat bereproduksi dengan cara lain, selain secara generatif atau melalui perkawinan bunga jantan dan bunga betina. Diperkuat dengan dugaan Nais (2001) yang menyatakan bahwa rafflesia dapat menghasilkan biji tanpa melalui proses penyerbukan, yaitu yang disebut agamospermy. Kondisi ini memungkinkan perkembangan atau produksi biji tanpa melalui reproduksi seksual. Biji yang dihasilkan berasal dari partenogenesis, dimana biji dibentuk dari gamet betina tanpa fertilisasi oleh gamet jantan. Kemudian untuk membuktikan dugaan tersebut Nais (2001) melakukan observasi untuk
populasi R. keithii dan R. tengku-adlinii di Sabah Malaysia, dengan menutup bunga betina dengan jaring, sehingga hewan penyerbuk tidak dapat membuahi. Hasilnya, terbentuk buah rafflesiayang sempurna tanpa melalu proses penyerbukan tersebut.

1 Like