Apa bukti bahwa al-Qur'an itu adalah wahyu yang diturunkan dari sisi Allah Swt?

al-Qur'an

Apa bukti bahwa al-Qur’an itu adalah wahyu yang diturunkan dari sisi Allah Swt?

Al-Quran ialah kitab suci bagi umat Islam. Menurut ajaran Islam, al-Quran ialah wahyu yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam. melalui perantaraan malaikat Jibril yang sampai ke zaman sekarang secara mutawatir. Perihal diturunkan al-Quran mempunyai kaitan rapat dengan Lailatul Qadar. Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad secara beransur-ansur dalam tempoh 23 tahun.

Dalam salah satu ayat yang terdapat di dalam Al-Quran Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan adz-Dzikr (Al-Qur’an), dan kamilah yang akan menjaganya”. (AL Hijr 15:9)

Lafaz al-Quran dari segi bahasa adalah bacaan atau himpunan huruf dan kalimah. Ini berdasarkan firman Allah:

Sesungguhnya Kamilah Yang berkuasa mengumpulkan al-Quran itu (dalam dadamu), dan menetapkan bacaannya (pada lidahmu); Oleh itu, apabila Kami telah menyempurnakan bacaannya (kepadamu, Dengan perantaraan Jibril), maka bacalah menurut bacaannya itu; (surah al-Qiyamah, 75:17-18)

Bukti Al Quran Datang Dari Allah

Mengenai bukti bahawa Al-Quran itu datang dari Allah, dapat dilihat dari kenyataan bahawa Al-Quran adalah sebuah kitab berbahasa Arab yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Dalam menentukan dari mana asal Al-Quran, akan kita dapatkan tiga kemungkinan.

  • Pertama, kitab itu merupakan karangan orang Arab.
  • Kedua, karangan Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam.
  • Ketiga, berasal dari Allah subhanahu wa ta’ala saja.

Tidak ada lagi kemungkinan selain dari yang tiga ini. Sebab Al-Quran adalah khas Arab, baik dari segi bahasa maupun gayanya.

Kemungkinan pertama yang mengatakan bahwa Al-Quran adalah karangan orang Arab merupakan kemungkinan yang tertolak. Dalam hal ini Al-Quran sendiri telah menentang mereka untuk membuat karya yang serupa. Sebagaimana tertera dalam ayat :

“Katakanlah: ‘Maka datangkanlah sepuluh surat yang (dapat) menyamainya” (Surah Hud 13).

Di dalam ayat lain:

“Katakanlah: (‘Kalau benar apa yang kamu katakan), maka cobalah datangkan sebuah surat yang menyerupainya” (Surah Yunus 38).

Orang-orang Arab telah berusaha keras mencobanya, akan tetapi tidak berhasil. Ini membuktikan bahwa Al-Quran bukan berasal dari perkataan mereka. Mereka tidak mampu menghasilkan karya yang serupa, ada tantangan dari Al-Quran dan usaha dari mereka untuk menjawab tantangan itu.

Kemungkinan kedua yang mengatakan bahwa Al-Quran itu karangan Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam., adalah kemungkinan yang juga tidak dapat diterima oleh akal. Sebab, Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam. adalah orang Arab juga. Bagaimanapun cerdiknya, tetaplah ia sebagai seorang manusia yang menjadi salah satu anggota dari masyarakat atau bangsanya. Selama seluruh bangsa Arab tidak mampu menghasilkan karya yang serupa, maka masuk akal pula apabila Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam. yang juga termasuk salah seorang dari bangsa Arab tidak mampu menghasilkan karya yang serupa. Oleh kerana itu, jelas bahwa Al-Quran itu bukan karangan Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam.

Terlebih lagi dengan banyaknya hadis shahih yang berasal dari Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam. Apabila setiap hadis dibandingkan dengan ayat manapun dalam Al-Quran, maka tidak akan dijumpai adanya kemiripan dari segi gaya bahasanya. Padahal Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam., disamping selalu membacakan setiap ayat-ayat yang diterimanya, dalam waktu yang bersamaan juga mengeluarkan hadis. Namun, ternyata keduanya tetap berbeda dari segi gaya sastranya.

Bagaimanapun kerasnya usaha seseorang untuk menciptakan berbagai macam gaya bahasa dalam pembicaraannya, tetap saja akan terdapat kemiripan antara gaya yang satu dengan yang lain. Karena semua itu merupakan bagian dari ciri khasnya dalam berbicara. Oleh kerana memang tidak ada kemiripan antara gaya bahasa Al-Quran dengan gaya bahasa hadis, berarti Al-Quran itu bukan perkataan Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam.

Itulah sebabnya, tidak ada seorangpun dari bangsa Arab, orang-orang yang paling tahu gaya dan sastra bahasa arab, pernah menuduh bahwa Al-Quran itu perkataan Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam atau mirip dengan gaya bicaranya. Satu-satunya tuduhan yang mereka lontarkan adalah bahawa Al-Quran itu dicipta Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam. dari seorang pemuda Nasrani yang bernama Jabr. Tuduhan ini pun telah ditolak keras oleh Allah subhanahu wa ta’ala dalam firman-Nya :

“(Dan) Sesungguhnya Kami mengetahui mereka berkata: ‘Bahwasanya Al-Quran itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad). Padahal bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar kepadanya (adalah) bahasa ‘ajami (bukan-Arab), sedangkan Al-Quran itu dalam bahasa arab yang jelas” (Surah An-Nahl 103).

Jika telah terbukti bahwa Al-Quran itu bukan karangan bangsa Arab, bukan pula karangan Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam., maka sesungguhnya Al-Quran itu adalah firman Allah, kalamullah, yang menjadi mukjizat bagi orang yang membawanya.