Variasi bahan yang digunakan sebagai pelembab cukup beragam. Pada sebuah tabel olahan penelitian oleh Bianti (2016) memperlihatkan terdapat 27 bahan kimia dan alami untuk membuat pelembab. Bagaimana karakteristik tiap bahan tersebut, dan apa pengaruhnya untuk pelembab?
Sumber: Bianti, 2016
Pada tabel moisturizing agents menunjukan terdapat banyak pilihan bagi seseorang untuk memilih jenis pelembab yang ingin digunakan sesuai dengan kondisi kulit dan hasil yang diharapkan. Saya meringkas beberapa bahan utama untuk pelembab yang populer digunakan oleh merk kosmetik:
1. Hyaluronic Acid
Sumber: cultbeauty.co.uk
Bahan populer untuk pelembab yang pertama adalah Hyaluronic Acid atau asam hyaluronic . Senyawa yang bisa membuat hidrasi efektif pada bahan ini adalah humectant. Humectant menarik air dari dalam kulit dan dari udara sekitar, sehingga proses dehidrasi kulit tidak berlanjut (Latiefah, 2008).
Salah satu faktor tersebut dapat diakibatkan oleh adanya reaksi hidrolisis dari hyaluronic acid yang terkandung dalam dimethylsilanol hyaluronate pada masing-masing sediaan krim. Dapat dilihat penurunan pH pada masing-masing sediaan krim selama waktu penyimpanan. Fitriansyah dan Gozali (2014)
Saat ini beberapa merk kosmetik juga menyediakan formula tanpa campuran khusus berisi asam hyaluronic. Contoh produk milik COSRX Hyaluronic Acid Intensive Cream 100g.
2. Minyak Jojoba
Sumber: indonesian.alibaba.com
Minyak jojoba merupakan jenis minyak alam. Minyak jojoba memberikan nutrisi yang dibutuhkan untuk melembabkan kulit. Sesuai namanya, minyak jojoba memiliki kandungan 100% minyak nabati formulasi tersebut menurut Jellineck (1970) dapat mencegah kekeringan pada kulit setelah diaplikasikan. Selanjutnya, tekstur dari minyak jojoba mempermudah pengaplikasian karena berbentuk cair.
Kecairannnya memungkinkan pemakaian yang merata dan cepat pada permukaan kulit yang luas. Jellineck (1970)
3. Lanolin
Sumber: m.inkuiri.com
Lanolin merupakan bahan pelembab yang lebih terfokus pada jaringan kulit tebal seperti kulit pada lipatan tubuh hingga bibir. Lanolin lebih terkenal digunakan untuk campuran kosmetik lain di luar pelembab karena sifat bahannya bisa bercampur dengan kosmetik lain seperti sampo atau sabun.
Lanolin menjadi bahan pelembab pada sediaan sampo karena lanolin mudah didapatkan di pasaran, harganya relatif murah, bersifat tidak toksik dan kompatibilitas dengan bahan-bahan yang digunakan dalam formulasi sampo (Shortis, 2005)
Prayetno (2009) menjelaskan bahwa lanolin menjadi suatu bahan tambahan menghasilkan sediaan kosmetik yang aman, memiliki viskositas yang baik, busa yang stabil untuk sabun, dan dapat mengoptimalkan kerja kosmetik.
Referensi
-
Fitriansyan, N Sani dan Gozali, Dolih. 2014. Formulasi dan Evaluasi Fisik Sediaan Krim Pelembab Dimethylsilanol Hyaluronate dengan Penambahan Basis Nano dan Fase Minyak Kelapa Murni. JSTFI Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Vol.,III No.1, Januari 2014
-
Jellineck, S. 1970. Formulation and Function of Cosmetics. Wiley Interscience, New York
-
Latiefah, S. 2008. Formulasi Krim Pelembab Wajah yang Mengandung Tabir Surya Nanopartikel Zink Oksida Salut Silikon. Bandung: Fakultas Universitas Padjadjaran