Apa Yang Anda Ketahui Tentang Manfaat Buah Mengkudu?

image

Mengkudu merupakan tanaman tropis dan liar. Secara morfologi dan fisiologi, mengkudu termasuk jenis tanaman yang rendah dan umumnya memiliki banyak cabang dengan ketinggian pohon sekitar 3-8 meter di atas permukaan tanah serta tumbuh secara liar di hutan-hutan, tegalan, pinggiran sungai, dan di pekarangan.

Buah mengkudu berbentuk bulat sampai lonjong, panjang 10 cm, berwarna kehijauan tetapi menjelang masak menjadi putih kekuningan (Djauhariya, 2003). Tipe mengkudu yang ukuran buahnya besar apabila sudah masak buah langsung jatuh. Sebaliknya, tipe yang buahnya berukuran kecil dan rasanya pahit setelah masak, buahnya tidak langsung jatuh masih kuat menempel di pohon.

Daun mengkudu merupakan daun tunggal berwarna hijau kekuningan, bersilang hadapan, ujung meruncing dan bertepi rata dengan ukuran panjang 10-40 cm dan lebar 15-17 cm (Heyne,1987). Bunga mengkudu berwarna putih, berbau harum dan mempunyai mahkota yang menyerupai bentuk terompet.

Mengkudu memiliki nilai jual yang tinggi. Seiring berkembangnya jaman maka pengolahan tanaman mengkudu pun menjadi lebih inovatif atau ‘kekinian’. Bahan baku tanaman mengkudu diolah agar dapat dikonsumsi secara praktis oleh masyarakat luas, misal dari hasil fermentasinya dimasukkan ke dalam botol kemasan (jus dan sirup mengkudu), ada lagi yang dijadikan permen herbal, lalu dijadikan sebagai ‘kopi mengkudu’ yang terbuat dari campuran bubuk mengkudu, teh celup mengkudu, kemudian ada juga yang dijadikan sebagai selai mengkudu.

Izin menambahkan, menurut saya buah mengkudu memiliki banyak khasiat bagi kesehatan. Namun dalam pemanfaatannya buah mengkudu juga tidak baik bila dikonsumsi jangka panjang akibat kandungan kalium yang tinggi dapat merusak kerja fungsi organ hati.

Menurut penelitian, Otoritas Keamanan Makanan Eropa (EFSA) tahun 2009, menegaskan bahwa mengonsumsi jus buah mengkudu yang berlebihan dapat meningkatkan sensitivitas tertentu untuk efek hati.

Lalu untuk mengatasinya, kita dianjurkan untuk berkonsultasi kepada dokter terlebih dahulu dan dijadikan sebagai obat alternatif pengganti obat-obatan kimia namun masih dalam dosis tertentu.

Sumber : 10 Manfaat Buah Mengkudu Menurut Medis dan Efek Sampingnya

1 Like

Kandungan Kimia Tanaman Mengkudu

Para ilmuwan semula menduga ada sejumlah zat yang berbeda-beda dalam buah mengkudu yang bekerja secara bersama-sama menghasilkan efek yang baik bagi tubuh. Setelah ditelusuri, ternyata mengkudu, baik akar, kulit, daun, buah, serta bunganya, juga memiliki khasiat sebagai obat. Kandungan tersebut di antaranya morindon, morindin, morindanigrin, antrakuinon, klororubin, monometil eter, damnacanthal, asperulosida, saranjidiol, sterol, resin, glikosida, zat kapur, protein, zat besi, karoten, asam glutamat, asam askorbat, tirosin, tiamin, asam ursalat, proxeronin, skopoletin, asam benzoat, asan oktoanoat, potasium, terpenoid, glukosa, eugenol, heksanal, glikosida flavon, asam oleat, dan asam palmitat. Beberapa glikosida flavonol yang baru telah berhasil diidentifikasi, yaitu glikosida iridoid dari daun mengkudu, ester asam lemak trisakarida, rutin, dan asam asperulosida pada buah mengkudu.[1] Kandungan flavonoid total dalam daun mengkudu adalah 254 mg/100g fw. Angka ini termasuk tertinggi dibandingkan 90 tanaman lain yang juga diteliti oleh Yang et al. [2],[4]

Akar mengkudu mengandung spektrum luas antrakuinon, seperti rubiadin, damnachantal, alizarin-1-metil eter, derivat naptokuinon, dan sterol. Sementara itu, kandungan dalam daun mengkudu adalah beberapa iridoid, glikosida flavonol, dan triterpen. Buah mengkudu memiliki kandungan polisakarida, glikosida asam lemak, iridoid, antrakuinon, kumarin, flavonoid, lignan, fitosterol, karotinoid, dan sejumlah konstituen volatil meliputi monoterpen dan asam lemak rantai pendek serta ester asam lemak. Iridoid yang terkandung dalam buah mengkudu terutama terdiri atas asperulosida, asam asperulosidat, dan asam deasetilasperulosida. Iridoid minor meliputi deasetilasperulosida, dehidrometoksigaertnerosida, epi- dihidrokornin, 6α-hidroksiadoksosida, citrifolinin B epimer a dan b, dan 6b,7β- epoksi-8-epi-splendosida. Glikosida flavonol meliputi rutin, narcissosida, dan nikotiflorosida. Kandungan lignan meliputi 3,3’-bisdemetilpinoresinol, americanol A, americanin A, asam americanoat A, morindolin, isoprinsepin, dan balanofonin. Kumarin skopoletin telah teridentifikasi pula. Senyawa-senyawa lain seperti β-sitosterol, asam ursolat dan asam 19-hidroksiursolat, sitidin, borreriagenin dan epiborreriagenin, asam suksinat diester, 4-hidroksi-3- metoksisinamaldehida, β-hidroksipropiovanilon, dan vanilin telah berhasil diisolasi.[2],[3]

Salah satu kandungan buah mengkudu adalah antrakuinon dan skopoletin yang aktif sebagai antimikroba, terutama bakteri dan jamur, sehingga penting dalam mengatasi peradangan dan alergi. Juga diketahui mengandung enzim yang disebut enzim proxeronase dan suatu alkaloid proxeronin. Jika kita memakan buah dan minum jusnya, enzim ini di dalam dinding usus besar kita akan membentuk suatu zat yang aktif yang disebut xeronine. Xeronine ini kemudian akan masuk ke dalam aliran darah kita menuju semua sel tubuh. Semua sel tubuh yang dimasuki xeronine ini akan menjadi aktif, lebih sehat, dan terjadi perbaikan struktur maupun fungsinya. Xeronine juga dapat mengurangi proses alergi. Di samping itu, xeronine terbukti dapat mengurangi dan mencegah penyakit asma. Lebih lanjut lagi, zat ini juga terbukti mampu mengurangi gejala penyakit-penyakit yang tergolong pada autoimun (seperti gout atau pirai, yang terkenal dengan adanya peradangan sendi).[2]

Buah mengkudu mengandung acubin, asperulosida, alizarin, dan beberapa zat antrakuinon yang terbukti sebagai zat antibakteri. Zat tersebut memiliki kekuatan dalam melawan bakteri infeksi, seperti Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, dan Staphylococcus aureus. Zat antibakteri tersebut menunjukkan dapat mengontrol perkembangan bakteri yang mematikan, seperti Salmonella dan Shigella. Zat damnachantal yang dikandung di dalam mengkudu memiliki khasiat untuk memperlambat dan melawan perkembangan sel K-ras-NRK, yaitu sel prakanker.[2]

Zat alkaloid yang dikandung mengkudu merupakan zat dasar organik yang berguna untuk menghasilkan xeronine untuk mengaktifkan enzim-enzim dan mengatur pembentukan protein. Buah mengkudu juga banyak mengandung protein. Selain itu, banyak mengandung proxeronine, yaitu sejenis asam kaloida

Zat-zat nutrisi yang dikandungnya memiliki kemampuan untuk mencukupi kebutuhan vitamin dan zat-zat penting lainnya yang diperlukan oleh tubuh, seperti asam askorbat dan asam kaprilat. Buah mengkudu diketahui mengandung zat skopoletin yang mengikat serotonin, salah satu zat penting dalam butir-butir darah yang melapisi jalur pencernaan dan otak. Di dalam otak, serotonin berfungsi sebagai neurotransmiter dan sebagai pencetus hormon melatonin yang memainkan peranan dalam aktivitas tubuh manusia.[2]

Xeronine dapat mencegah kerusakan jantung akibat infeksi Staphylococcus. Selain itu, bisa membunuh bakteri Shigella yang menyebabkan disentri. Telah terbukti bahwa xeronine serta beberapa zat aktif lainnya yang ada di dalam jus mengkudu ini dapat meningkatkan taraf kesehatan sel-sel jaringan tubuh.[2]

Dengan demikian terbukti mengkudu mengandung khasiat obat. Sari buah mengkudu merangsang sistem kekebalan tubuh, mengatur fungsi sel dan regenerasi sel-sel jaringan tubuh yang rusak. Sari buah itu melindungi tubuh dengan memberi nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Kemampuannya dapat mengatur sel-sel pada tingkat dasar dan kritis itu mungkin bisa menjelaskan mengapa mengkudu dapat digunakan untuk bermacam-macam kondisi kesehatan.[2]

Tabel Berbagai Jenis Senyawa Yang Terkandung dalam Mengkudu

No. Kandungan No Kandungan
1. Xeronine 30. Prolin
2. Plant Sterois 31. Karotenoid
3. Alizarin 32. Sitosterol
4. Lisin 33. Leusin
5. Sosium 34. Rubiadin
6. Caprulic acid 35. Fosfat
7. Arginin 36. Sitosterol
8. Proxeronine 37. Alkaloid
9. Antrakuinon 38. Damnachantal
10. Trace elements 39. Asam ursalat
11. Fenilalanin 40. Histidin
12. Magnesium 41. Morindon
13. Saranjidiol 42. Asperulosida
14. Kofaktor 43. Aspartat
15. Glutamat 44. Proxeronase
16. Nordamnachantal 45. Glocopironase
17. Asam kaproat 46. Prekursor serotonin
18. Aktivator multireseptor 47. Rubiadin Mme
19. Skopoletin 48. Karbonat
20. Mm MaR Glucob 49 Triptofan
21. Bioflavonoid 50. klororubin
22. Sistein 51. Tirosin
23. Serotonin 52. Serin
24. Terpenes 53. Morindin
25. Enzim 54. Glikosida
26. Treonin 55. Metionin
27. Protein 56. Morindadiol
28. Acetin glucob 57. Zat besi
29. Alanin 58. Vitamin

Berikut adalah pembahasan mengenai beberapa zat yang terkandung dalam mengkudu.

  • Zat Nutrisi

    Secara keseluruhan mengkudu merupakan buah makanan bergizi lengkap. Zat nutrisi yang dibutuhkan tubuh, seperti protein, vitamin, dan mineral penting, tersedia dalam jumlah cukup pada buah dan daun mengkudu. Selenium, salah satu mineral yang terdapat pada mengkudu merupakan antioksidan yang kuat.[2]

    Dari hasil analisis komposisi nutrisi jus mengkudu yang tidak difermentasi, diketahui bahwa kandungan materi kering mencapai 10% yang terutama terdiri dari glukosa dan fruktosa (masing-masing 3-4%), protein (0,2- 0,5%), dan lipid (0,1-0,2%).[4] Sementara itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan Solomon, buah mengkudu mengandung karbohidrat 52,42%, serat [3],38%, air 7,12%, abu 4,82%, lemak 1,51%, dan protein 0,75%.[3] Kandungan potassium relatif tinggi (30-150 ppm), diikuti oleh kalsium, sodium, dan magnesium. Kandungan vitamin C dilaporkan bervariasi dari 30-155 mg/kg. fraksi polisakarida terutama terdiri atas homogalakturonan pektin, ramnogalakturonan I, arabinan, dan arabinogalaktan tipe I dan II.[2],[3]

  • Terpenoid
    Terpenoid dalam senyawa hidrokarbon isomerik terdapat pada minyak atau lemak esensial. Jenis lemak ini penting bagi tubuh. Zat ini membantu tubuh dalam proses sintesis organik dan pemulihan sel-sel tubuh.[2]

  • Zat Antibakteri

    Jurnal Pacific Science melaporkan bahwa mengkudu mengandung bahan antibakteri yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah pencernaan dan gangguan jantung. Senyawa antrakuinon yang banyak terdapat pada mengkudu dapat melawan bakteri Staphylococcus yang menyebabkan infeksi pada jantung dan bakteri Shigella yang menyebabkan disentri.[2]

    Zat antibakteri yang terdapat dala mengkudu antara lain antrakuinon, acubin, dan alizarin. Zat-zat aktif yang terkandung di dalam sari buah mengkudu itu dapat mematikan bakteri penyebab infeksi, seperti Pseudomonas aeruginosa, Proteus morganii, Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, dan Escherichia coli. Zat antibakteri itu juga dapat mengontrol bakteri patogen seperti Salmonella montivideo, S. scotmuelleri, S. typhi, dan Shigella dysenteriae, S. flexnerii, S. paradysenteriae.[1],[5],[2]

    Sari buah mengkudu sangat berguna untuk mendukung perawatan dan penyembuhan penyakit infeksi kulit, pilek, demam, dan berbagai masalah kesehatan yang disebabkan bakteri.[2]

  • Skopoletin
    Senyawa skopoletin (hidrok-metoksi-kumarin) sangat efektif sebagai unsur antiradang dan antialergi. Skopoletin juga dapat menghambat aktivitas E. coli.[1] Literatur-literatur kedokteran melaporkan keberhasilan pengobatan pada artritis, bursitis, carpal tunnel syndrome, dan alergi dengan menggunakan skopoletin. Bryant Bloss, M. D., seorang ahli ortopedi dari Indiana (USA), melaporkan keberhasilan jus mengkudu menyembuhkan sakit punggung yang dialaminya dan 15 orang pasiennya. Delapan orang pasien mengungkapkan bahwa sakit lutut (osteoartritis) hampir tidak terasa selama mengonsumsi jus mengkudu. Tiga pasien penderita asma semakin berkurang batuknya. Beberapa pasien penderita radang sendi juga mengalami kemajuan yang nyata setelah minum jus mengkudu. Dokter ini menawarkan jus mengkudu sebagai suplemen (makanan tambahan), bukan sebagai obat pada para pasiennya.[2]

    Menurut Neil Solomon, M. D., Ph. D., skopoletin pada mengkudu adalah sejenis fitonutrien yang dapat mengikat serotonin, yaitu zat kimiawi penting di dalam tubuh manusia. Skopoletin berfungsi memperlebar saluran pembuluh darah yang mengalami penyempitan dan melancarkan peredaran darah sehingga jantung tidak perlu bekerja terlalu keras untuk memompa darah. Dengan demikian tekanan darah menjadi normal. Hasil uji coba pada binatang menunjukkan bahwa menurunkan tekanan darah tinggi dan normal menjadi rendah. Meskipun demikian, skopoletin yang terdapat dalam buah mengkudu dapat berinteraksi sinergis dengan nutraceuticals (makanan yang berfungsi untuk pengobatan) lain untuk mengatur tekanan darah tinggi menjadi normal, tetapi tidak menurunkan tekanan darah yang sudah normal. Mereka yang berhenti minum sari buah mengkudu, tekanan darah tingginya sering naik. Namun, akan normal jika kembali minum sari buah mengkudu secara teratur.[2]

    Skopoletin dapat mengikat serotonin. Menurut Dr. Harrison, skopoletin dapat meningkatkan kegiatan kelenjar pineal yang terdapat di dalam otak. Kelenjar ini merupakan tempat serotonin diproduksi dan kemudian digunakan untuk menghasilkan hormon melatonin. Serotonin adalah salah satu zat penting di dalam trombosit manusia yang melapisi saluran pencernaan dan otak. Di dalam otak, serotonin berperan sebagai neurotransmiter dan prekursor hormon melatonin. Serotonin dan melatonin membantu mengatur beberapa kegiatan tubuh seperti tidur, regulasi suhu badan, suasana hati (mood), masa pubertas dan siklus reproduksi sel telur, rasa lapar, dan perilaku seksual.[2]

    Kekurangan serotonin dalam tubuh dapat mengakibatkan migrain, pusing, depresi, dan penyakit Alzheimer. Minum sari buah mengkudu dapat memberi efek positif pada tubuh antara lain dapat menstabilkan gula darah, mengurangi rasa sakit waktu menstruasi, mengurangi keinginan buang air kecil pada malam hari untuk pria yang mengalami pembengkakan prostat. Hal itu terjadi karena serotonin berperan dalam proses siklus energi hidup. Mekanismenya, serotonin akan diserap pada tempat yang berdekatan dengan tempat penyerapan endorfin dan bertindak sebagai prekursor hormon (cohormone) untuk mengaktifkan protein reseptor yang memberikan perasaan enak. Akibatnya orang akan merasa enak dan memiliki banyak energi setelah mengonsumsi sari buah mengkudu. Selain itu, skopoletin dapat membunuh beberapa tipe bakteri, bersifat fungisida (pembunuh jamur), misalnya terhadap Pythium sp.[2]

  • Zat Antikanker
    Empat ilmuwan Jepang berhasil menemukan zat antikanker (damnachantal) dalam buah mengkudu. Zat itu ditemukan ketika mereka sedang mencari zat-zat yang dapat merangsang pertumbuhan struktur normal di dalam sel-sel abnormal (sel prakanker) pada 500 jenis ekstrak tumbuhan. Ternyata zat antikanker pada buah mengkudu paling efektif melawan sel-sel abnormal.[5],[2]

    Pada pertemuan tahunan American Association for Cancer Research ke-83 di San Diego, California, tahun 1992, dikemukakan tentang aktivitas antitumor Morinda citrifolia (mengkudu) pada Lewis Lung Carcinoma (jenis kanker) aktif yang disuntikkan pada tikus. Semua tikus yang tidak mendapat perawatan dengan mengkudu mati dalam waktu 9-12 hari karena kanker. Namun, yang mendapat perawatan dengan mengkudu hidup lebih lama, di antaranya 40% dari sejumlah tikus percobaan dapat hidup hingga 50 hari atau lebih. Percobaan itu diulang beberapa kali dan terbukti mengkudu mampu memperpanjang umur tikus yang terkena kanker dibandingkan dengan tikus yang tidak dirawat dengan mengkudu. Kesimpulannya, mengkudu dapat menghambat pertumbuhan kanker.[2]

    Pada tahun 1993, jurnal Cancer Letter melaporkan penemuan zat aktif kanker atau damnachantal dalam ekstrak mengkudu yang mampu menghambat pertumbuhan sel-sel kanker. Pasien Dr. Harrison mengungkapkan, ia sembuh karena mengonsumsi sari buah mengkudu. Ia menderita kanker hati dan pembengkakan perut yang disebabkan cairan yang berlebihan. Selama 7 hari mengonsumsi sari buah mengkudu, bengkak pada perutnya berkurang secara nyata. Pengujian terhadap cairan perut itu menunjukkan bahwa sel-sel kanker tersebut hilang.[2]

    Menurut Dr. Judah Folkman dari Universitas Harvard, mengkudu bekerja sinergis dengan mikronutrien lain dalam menghambat aliran darah yang menuju sel-sel tumor. Mekanismenya sama dengan minyak squalen (dari hati ikan hiu) yang mengontrol pertumbuhan tumor otak dan memperpanjang usia tikus eksperimen dengan merusak alat-alat peredaran darah yang menyuplai nutrien menuju tumor. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Universitas Hawaii, sari buah mengkudu dapat menghambat sel tumor dengan cara merangsang kekebalan tubuh. Senyawa kimia dalam mengkudu secara nyata dapat meningkatkan fungsi setiap sel. Di samping itu, mematikan jamur kulit, parasit, dan bakteri yang bisa menimbulkan penyakit pada tubuh.[2]

  • Xeronine dan Proxeronine

    Salah satu alkaloid penting yang terdapat di dalam buah mengkudu adalah xeronine. Zat ini ditemukan pertama kali oleh Dr. Ralph Heinicke, ahli biokimia. Buah mengkudu hanya mengandung sedikit xeronine, tapi banyak mengandung bahan pembentuk (prekursor) xeronine, yaitu proxeronine dalam jumlah besar. Proxeronine adalah konstituen alkaloid yang tidak mengandung gula, asam amino, atau asam nukleat.[5] Kalau kita mengonsumsi proxeronine, kadar xeronine di dalam tubuh kita akan meningkat. Di dalam usus enzim proxeronase dan zat-zat lain akan mengubah proxeronine menjadi xeronine. Selanjutnya xeronine diserap sel-sel tubuh untuk mengaktifkan protein-protein yang tidak aktif, mengatur struktur dan bentuk sel yang aktif.[1],[2]

    Beberapa kasus rasa sakit yang kronis, seperti sakit kepala terus-menerus, rasa sakit pada otot saraf, dan nyeri sendi dapat disembuhkan dengan mengonsumsi jus mengkudu. Menurut teori Dr. Heinicke, xeroninelah yang berperan dalam menghilangkan rasa sakit itu. Hal itu dikaitkan dengan kemampuan xeronine menormalkan protein pada sel-sel abnormal, termasuk sel jaringan otak, tempat berasalnya rasa sakit.[5],[2]

    Riset ilmiah membuktikan efek mengkudu untuk mengatasi rasa sakit. Pada tahun 1990 para peneliti menemukan bahwa ekstrak sari buah mengkudu menunjukkan hubungan signifikan antara dosis yang diberikan dan aktivitas analgesik tikus-tikus percobaan. Semakin banyak ekstrak yang digunakan, efeknya semakin kuat.[2]

  • Asam

    Asam askorbat yang terdapat di dalam buah mengkudu merupakan sumber vitamin C dan antioksidan yang kuat. Antioksidan bermanfaat menetralisasi radikal bebas, yaitu partikel-partikel berbahaya yang terbentuk sebagai hasil samping proses metabolisme yang dapat merusak materi genetik dan sistem kekebalan tubuh.[1],[2]

    Mengkudu juga mengandung asam kaproat, asam kaprik, dan asam kaprilat. Asam kaproat dan asam kaprik inilah yang menyebabkan bau busuk yang tajam ketika buah mengkudu masak, sedangkan asam kaprilat membuat rasa buah tidak enak. Mengonsumsi sari buah mengkudu secara rutin dan teratur dapat membantu mengatasi keseimbangan pH tubuh, sehingga meningkatkan kemampuan tubuh dalam menyerap vitamin, mineral, dan protein.[2]

Manfaat terhadap Kesehatan

Setelah mengamati perilaku penduduk asli dan mencermati mengkudu dalam pengobatan tradisional, para peneliti Barat sangat tertarik pada peranan mengkudu. Mereka pun aktif melakukan riset tentang khasiat-khasiatnya. Hasil riset selama puluhan tahun akhirnya membuktikan, mengkudu mengandung zat- zat aktif yang sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia. Riset mengkudu semakin berkembang, baik dilakukan oleh para dokter maupun ahli botani dan biokimia. Penelitian difokuskan pada komponen-komponen (susunan kimia) yang dikandung mengkudu dan efek terapinya terhadap penyakit.[2]

Salah satu contohnya adalah penelitian Dr. Nelson Rivers, seorang dokter farmasi yang juga pembina dan pengarah pada pusat toksikologi dan obat-obatan di California, Amerika Serikat. Menurut penelitian yang dilakukan pada tahun 1996 itu, mengkudu memiliki khasiat sebagai berikut.

  • Meningkatkan proses penyerapan zat-zat nutrisi.
  • Meningkatkan kinerja kelenjar-kelenjar tubuh.
  • Mengatasi tumor.
  • Mengatasi kulit yang terbakar.[2]

Sementara itu, Dr. Steven M. Hall, M. D., wakil dari Lembaga Konsumen Keluarga Amerika Serikat, pada bulan Oktober 1996, menyatakan bahwa mengkudu mempunyai khasiat sebagai berikut.

  • Meningkatkan kadar serotonin.
  • Mengurangi rasa letih.
  • Menormalkan kadar glukosa dalam darah.
  • Meningkatkan fungsi reseptor pada dinding-dinding sel.
  • Menormalkan siklus haid.
  • Menyeimbangkan kondisi hormon.
  • Mengurangi nyeri saraf.
  • Mengurangi edema dan kejang-kejang otot.
  • Meningkatkan fungsi kelenjar tiroid dan adrenal.
  • Menyeimbangkan sistem imunitas tubuh.[2]

Jauh sebelum penelitian tersebut dilakukan, sejak tahun 1860, pengobatan alamiah menggunakan mengkudu mulai tercatat di literatur-literatur Eropa. Beberapa penelitian mulai menampakkan hasilnya. Pada 1949 dilaporkan hasil penemuan para peneliti biologi dan fisika di kawasan Pasifik yang dipublikasikan dalam Pacific Science. Isinya, suatu zat antibakteri yang terkandung di dalam buah mengkudu bisa melawan penyakit akibat Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa.[2]

Pada tahun 1992, peneliti asal Universitas Hawaii, Dr. Ralph M. Henicke menemukan adanya hubungan antara jus mengkudu dan sejumlah zat pembawa xeronine-proxeronine. Pada usus, molekul itu akan melepas xeronine murni ketika terjadi kontak dengan enzim khusus yang terdapat pada jus mengkudu. Menurutnya, xeronine akan bekerja pada tahap molekular untuk memperbaiki sel yang rusak. Xeronine ialah alkaloid dengan fungsi utama memperbaiki protein yang mengalami perubahan bentuk dan sifat.[2]

Lebih lanjut peneliti yang menghabiskan 45 tahun untuk mempelajari alkaloid ini mengomentari beberapa penyakit yang bisa membaik setelah penderita mengonsumsi jus mengkudu. Di antaranya tekanan darah tinggi, kram menstruasi, artritis, depresi mental, salah urat (keseleo), perlukaan, gangguan pencernaan, aterosklerosis, dan lemah fisik akibat umur lanjut.[1],[2]

Antara tahun 1960-1980 riset-riset ilmiah terus dilakukan oleh lembaga penelitian dan universitas. Riset itu dilakukan untuk membuktikan bahwa mengkudu berkhasiat dapat menurunkan tekanan darah tinggi.[1],[2]

Pada tahun 1992, Dr. Isabella Abbott, seorang ahli botani, menulis bahwa mengkudu semakin banyak digunakan orang untuk mengontrol diabetes, kanker, dan tekanan darah tinggi.[1] Kemudian pada tahun 1993, jurnal Center Letter melaporkan bahwa beberapa peneliti dari Keio University dan The Institute of Biomedical Sciences di Jepang melakukan riset terhadap 500 jenis tanaman. Mereka mengklaim, pihaknya telah menemukan zat antikanker (damnachantal) yang terkandung dalam buah mengkudu.[2]

Riset tentang aktivitas antitumor dan antikanker pada mengkudu juga dilakukan University of Hawaii , USA. Jurnal ilmiah Proc Wes Pharmacology Society Journal melaporkan hasil riset tersebut. Survei Dr. Neil Solomon terhadap 8.000 pemakai sari buah mengkudu termasuk 40 dokter dan praktisi medis menunjukkan jus mengkudu membantu penyembuhan sejumlah penyakit. Hasilnya menurut buku Liquid Island Noni (Morinda citrifolia) The Tropical Fruit with 101 Medical Uses, sari buah mengkudu berkhasiat mengobati penyakit hipertensi, kolesterol, stroke, kanker, asam urat, diabetes mellitus, kelemahan seksual, rasa nyeri, depresi, gangguan ginjal, dan stres dengan tingkat keberhasilan 78%. Survei itu dilakukan terhadap 40 dokter dan 8.000 pasien.[1],[2]

Menurut Dr. Neil Solomon, jus mengkudu sangat efektif untuk menyembuhkan kanker, gangguan pencernaan, diabetes mellitus, lesu, obesitas, kecanduan rokok, nyeri, depresi, alergi, gangguan pernapasan, sulit tidur, lemah konsentrasi, stres, masalah buah pinggang, meningkatkan perasaan sehat fisik dan pikiran, meningkatkan kecerdasan berpikir, membantu membina otot, artritis, hipertensi, dan meningkatkan daya seksual. Mereka yang berhasil tertolong setelah mengonsumsi mengkudu berdasarkan hasil penelitiannya bervariasi antara 58-91%.[1],[2]

Tahun 1993, Helen Sim melaporkan tesis masternya yang berjudul The Isolation and Characterization of A Fluorescent Compound from The Fruit of Morinda citrifolia: Studies on 5-th Receptor System. Ia melaporkan adanya zat-zat di dalam buah mengkudu yang tidak dikenal. Sebagian besar zat itu berhubungan dengan kesehatan dan dibuktikan hanya terdapat dalam buah mengkudu.[2]

Studi Farmakokinetik Mengkudu

Farmakokinetik mengkudu telah dipelajari pada tikus setelah pemberian dosis 1 mL jus mengkudu mengkudu per 100 g berat badan. Komponen utama yang diketahui pada mengkudu (skopoletin) dipilih sebagai penanda dan dimonitor dalam plasma dan organ yang berbeda sepanjang waktu dengan analisis high performance liquid chromatography (HPLC). Konsentrasi plasma mencapai puncak pada waktu dua jam setelah pemberian mengkudu secara oral. Kadar puncak skopoletin menurun menjadi 50% dalam waktu 4 jam. Hanya 12% skopoletin yang tertinggal di plasma pada 12 jam dan hanya 2% tersisa setelah 24 jam. Absorpsinya cepat, dengan 50% konsentrasi puncak tercapai hanya dalam 30 menit. Untuk mempertahankan kadar skopoletin yang tinggi dalam darah, jus mengjudu harus dikonsumsi setiap 2-4 jam. Konsentrasi skopoletin di berbagai organ mengindikasikan bahwa mengkudu diserap ke dalam jaringan yang berbeda kira-kira satu jam setelah pemberian. Konsentrasi puncak pada beberapa jaringan terjadi pada 3 jam setelah mengonsumsi, dengan penurunan yang cepat.[1]

Referensi:
[1] Wang MY, West BJ, Jensen CJ, Nowicki D, Anderson G, Chen X, et al. Morinda citrifolia (noni): a literature review and recent advances in noni research. Acta Pharmacologica Sinica [1]02;23(12):1127-41.
[2] Bangun AP, Sarwono B. Khasiat mengkudu berdasarkan hasil riset. Dalam: Bangun AP, Sarwono B. Khasiat dan manfaat mengkudu. Jakarta: Agro Media Pustaka; [1]02. p.12-24.
[3] Potterat O, Hamburger M. Morinda citrifolia (Noni) fruit - phytochemistry, pharmacology, safety. Planta Med [1]07;73:191-9.
[4] Yang RY, Lin S, Kuo G. Content and distribution of flavonoids among 91 edible plant species. Asia Pac J Clin Nutr [1]08;17(SI):275-9.
[5] Elkins R. Hawaiian noni (Morinda citrifolia). Pleasant Grove: Woodland Publishing; 2008.

Antioksidan pada Mengkudu

Banyak ilmuwan percaya bahwa buah-buahan dan sayur-sayuran adalah sumber utama antioksidan. Mengkudu merupakan tanaman obat yang memiliki aktivitas antioksidan yang bisa melindungi individu dari oksigen radikal bebas dan peroksidasi lipid. Secara in vitro, jus mengkudu menunjukkan inhibisi peroksidasi lipid dan radikal anion superoksida yang bersifat tergantung dosis. Aktivitas meredam radikal anion superoksida dari jus mengkudu dibandingkan dengan tiga macam antioksidan yang telah dikenal, yaitu vitamin C, bubuk biji anggur, dan piknogenol sesuai dosis yang direkomendasikan. Berdasarkan kondisi penelitian tersebut, aktivitas meredam radikal anion superoksida dari jus mengkudu adalah 2,8 kali vitamin C, 1,4 kali piknogenol, dan 1,1 kali bubuk biji anggur. Neolignan dan americanin A merupakan antioksidan yang poten dalam mengkudu.[7] Aktivitas antioksidan mengkudu bisa juga merupakan kontribusi dari flavonoid yang dikandungnya.[8] Oleh sebab itu, jus mengkudu memiliki potensi meredam oksigen radikal bebas.[1]

Sejumlah aktivitas biologi in vitro mengkudu telah dilaporkan, seperti inhibisi angiogenesis, antioksidan, inhisisi cyclooxigenases-1 dan -2, dan inhibisi tirosin kinase. Sebagian besar studi tersebut menggunakan ekstrak atau fraksi M. citrifolia.[2] Konstituen kimia utama yang terdapat dalam tanaman mengkudu yang telah ditemukan antara lain antrakuinon, glikosida flavonol, glikosida iridoid, glikosida lipid, dan triterpenoid.[2],[3],[4]

Dari ekstrak metanol M. citrifolia ditemukan bahwa ekstrak tersebut memiliki aktivitas antioksidan sedang pada pemeriksaan radikal bebas 2,2- diphenyl picryl hydrazyl (DPPH). Setelah dimurnikan melalui metode kromatografi berulang, akhirnya isolat senyawa tersebut diperoleh, yaitu suatu glikosida iridoid 6α-hidroksiadoksosida dan 6β,7β-epoksi-8-epi-splendosida serta glikosida iridoid lainnya. Neolignan dan americanin A memiliki aktivitas antioksidan yang signifikan pada pemeriksaan antioksidan yang dilakukan.[2] Glikosida iridoid merupakan suatu glikosida flavon, sedangkan neolignan dan americanin A merupakan suatu lignan.[4] Lignan dan glikosida flavon merupakan suatu senyawa fenolik.[6]

Glikosida flavonol lainnya, yaitu narcissosida terbukti menunjukkan aktivitas meredam radikal ONOO- otentik dan SIN-1-derived ONOO-. Namun, glikosida flavonol lainnya yang secara struktural mirip, yaitu nicotiflorosida ternyata tidak memiliki aktivitas antioksidan.[2]

Kandungan xeronase dan selenium dalam mengkudu dianggap berperan sebagai antioksidan yang poten pula.[9] Selain itu, beta sitosterol juga merupakan komponen antioksidan dalam mengkudu yang berperan untuk mencegah diabetes dan penuaan.[5]

Referensi:

[1] Bangun AP, Sarwono B. Mengenal mengkudu. Dalam: Bangun AP, Sarwono B. Khasiat dan manfaat mengkudu. Jakarta: Agro Media Pustaka; 2002. p.1-7.
[2] Wong DK. Are immune responses pivotal to cancer patient’s long term survival? Two clinical case-study reports on the effects of Morinda citrifolia (noni). Hawaii Med J 2004;63(6):182-4.
[3] Yang RY, Lin S, Kuo G. Content and distribution of flavonoids among 91 edible plant species. Asia Pac J Clin Nutr 2008;17(SI):275-9.
[4] Lendri S. Teknik pembibitan mengkudu pada berbagai media. Buletin Teknik Pertanian 203;8(1):5-7.
[5] Vermerris W, Nicholson R. Phenolic compound biochemistry. Springer, 2006.
[6] Cheung RLM. Phenolic antioxidants.
[7] Zin ZM, Hamid AA, Osman A. Antioxidative activity of extracts from mengkudu (Morinda citrifolia L.) root, fruit, and leaf. Food Chemistry 2002;78:227-31.
[8] Denisov ET, Afanas’ef IB. Oxidation and antioxidants in organic chemistry and biology. Boca Raton: Taylor and Francis Group; 2005.
[9] Sahelian R. Phenolic compounds and phenolic acids.