Wisata halal di NTB?

image

NTB berupaya tingkatkan kunjungan turis dengan wisata halal ?

image

Indonesia berada di urutan keempat dalam Halal Travel Indicator, sebuah sistem peringkat yang diinisiasi Thomson Reuters berkolaborasi dengan DinarStandard memuat daftar 10 negara teratas di dunia yang dianggap memiliki perkembangan perjalanan wisata halal yang baik.

image

Bagaimana konsep wisata halal di NTB?

Selain pantai, banyak wisatawan juga memilih Lombok juga karena alasan agama, mereka mencari daerah yang menyediakan makanan halal. Pada 2015 dan 2016 daerah ini dinobatkan sebagai “destinasi wisata halal terbaik di dunia” dalam acara tahunan industri perjalanan Muslim.

“(Sejumlah penghargaan) Itu menjadi tonggak awal bagaimana halal itu menjadi jualan dari pariwisata NTB,” jelas Kepala Dinas Pariwisata NTB Lalu Mohammad Faozal.

Menurut Faozal, sebelum mendapatkan sejumlah penghargaan tersebut, nuansa Islam sudah melekat dalam wisata Lombok, antara lain daerah berpenduduk lebih dari 90% Muslim ini sudah dikenal dengan sebutan “Pulau dengan 1.000 masjid”.

Pada 2016, pemerintah NTB menerbitkan perda mengenai wisata halal yang merupakan pertama di Indonesia. Dalam perda tersebut diatur layanan bagi restoran, spa, hotel dan penyelenggara wisata lainnya yang memiliki sertifikasi halal.

“Semua restoran di hotel itu sudah kita sertifikasi halal secara bertahap, layanan di hotel sudah menggambarkan bagaimana daerah ini sudah menjadi pioneer halal tourism di Indonesia,” jelas Faozal.

Salah satu yang diatur antara lain; untuk restoran yang memiliki sertifikasi halal, maka tidak akan menyajikan alkohol dan juga daging babi atau makanan lain yang diharamkan menurut Islam. Untuk spa, dipisahkan layanan laki-laki dan perempuan. Sedangkan untuk hotel dan tempat wisata lain wajib menyediakan ruangan permanen dan perlengkapan untuk salat.

“Ketika (wisatawan) yang muslim check in, maka wajib hotel ini menyediakan fasilitas bagi yang bermalam di hotel ini bisa melaksanakan ibadahnya, ada sajadah, al Qur’an bagi yang mau baca dan ada musala yang secara permanen disediakan,” jelas Faozal.

Namun, Faozal mengatakan konsep wisata yang dianut oleh NTB tidak akan memisahkan turis laki-laki dan perempuan secara permanen.

“Konsepnya lebih pada penyediaan kebutuhan dasar para turis Muslim saja, makanan halal dan beribadah, dan tidak secara permanen memisahkan laki-laki dan perempuan, dan tidak mendikotomikan ini layanan halal dan tidak halal, ini adalah pilihan bagi wisatawan,” jelas dia.

Dia mengaku konsep wisata halal ini tidak membatasi cara berpakaian para turis di tempat-tempat wisata.

Studi Mastercard-cresent Rating Global Muslim Travel Index (GMTI) 2016 lalu menyebutkanpada 2015 lalu jumlah wisatawan Muslim dunia mencapai 117 juta.

sumber : http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-43625475