Setiap kali saya mengunjungi Ruth di panti jompo, saya akan selalu menyapanya dengan “Selamat pagi, sweetie”. Dia akan membalas “Heeeyyyy!! Aku merindukanmu”. Selama aku mengenal Ruth, dia menyapaku dengan “Aku telah merindukanmu”. Bahkan seandainya aku baru saja melihatnya pagi itu. Dan saat aku pergi, ia selalu mengatakan “kembalilah!!”.
Ruth adalah teman pertamaku di South Carolina. Rumah kami dibangun menggunakan propertinya. Saya pergi dan memperkenalkan diri pada suatu hari dan mengatakan kepadanya bahwa saya keluar setiap pagi dan jika dia suka, saya bisa membawa korannya ke pintu rumahnya. Dia berkata, “Baiklah, saya rasa itu tidak masalah.” Tidak lama kemudian saya mulai membawa surat dan kue sore itu juga. Dan segera saya mulai membawanya ke perpustakaan, dokter, dan toko.
Di tempat lain, jika nampan sarapan Ruth sudah siapm aku akan mengambilnua. Aku tahu bagaimana dia menyukai bubur jagung, hanya dengan sedikit mentega dan garam, dan dia benar-benar menyekuai jus jeruk dan selalu mengambil dua gelas. Setelah itu, pasti dia akan pergi dan akan memberiku ciuman dan memintaku untuk “kembali”.
Saya malu untuk mengakui bahwa pada suatu waktu, kedua nenek saya berada di rumah pemulihan dan saya jarang mengunjungi mereka. Saya tidak bisa mengubahnya, tapi saya bisa mencoba menjadi orang yang lebih baik. Ruth tidak lagi bersama kita, tapi aku berharap pada Tuhan aku bisa “kembali” dan mengunjunginya lagi.
source :