Dengan kekuatan machine learning, pencitraan satelit, data cuaca, dan banyak data lainnya, Vinsight menyajikan sistem informasi terpadu dan prakiraan cuaca untuk petani yang empat kali lebih akurat dari metode yang lama. Petani Amerika Serikat merugi hingga US$11 miliar (sekitar Rp147 triliun) per tahunnya karena buruknya sistem prakiraan cuaca dan pencatatan inventori yang hanya mereka lakukan dengan pensil, kertas, dan intuisi mereka. Dengan cuaca yang tidak menentu, hasil kebun mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Ini berakibat kepada penurunan pendapatan yang drastis.
Vinsight berharap dengan kehadiran mereka, petani dapat kembali produktif dan dapat melakukan pencatatan yang baik dan benar serta menanggulangi kendala cuaca yang akan mereka hadapi sepanjang tahun dengan optimal. Vinsight memerlukan biaya US$12 (sekitar Rp160 ribu) per hektar dan telah digunakan oleh salah satu kebun anggur terbesar di dunia dan produsen almon terbesar ke-dua di dunia.
Apakah ide ini dapat diterapkan di Indonesia ?