Vediamo : Solusi Implementatif dalam Menanggulangi Pengaruh Komunikasi Digital Terhadap Perilaku Kekerasan di Kalangan Remaja

image
Dunia informasi dan komunikasi saat ini seakan tak bisa terlepas dari teknologi. Beberapa sarana teknologi informasi dan komunikasi yang paling banyak digunakan manusia adalah televisi, handphone, dan internet.

Adakah dampak komunikasi digital terhadap perkembangan perilaku remaja?

Menurut Tubbs dan Moss (1996) menyatakan bahwa selama sepuluh tahun pertama kehidupan anak yang terkena terpaan dunia digital adalah sangat dominan.

Sebagai contoh, banyak orang tua yang mengkhawatirkan pengaruh acara kekerasan dalam televisi atau pada tayangan gratis di internet. Sejumlah peneliti berpendapat bahwa menonton kekerasan membuat remaja menjadi lebih agresif dan sebagian peneliti menganggap bahwa acara kekerasan sebagai sebab munculnya kenakalan pada remaja.

Tudingan terhadap media massa digital terutama media yang menayangkan acara kekerasan sebagai biang keladi tindak kekerasan dan perilaku negatif lainnya pada remaja yang sebenarnya sudah terjadi sejak lama. Sebagai contoh, SMU di Colorado, Amerika Serikat yang dibanjiri darah 25 siswanya. Mereka tewas dibantai dua siswa yang bertingkah seperti Rambo. Kedua anak tersebut, dengan wajah dingin tanpa belas kasihan, memberondong temannya sendiri dengan timah panas dari senjata api yang mereka bawa. Kejadian yang menggemparkan ini diduga oleh banyak pakar disebabkan oleh tayangan kekerasan di televisi atau komputer (Anwas, 2008).

Pada masa remaja, semakin banyak kekerasan yang mereka lihat, semakin berkurang aktifitas berpikir, belajar, melakukan pertimbangan, dan kontrol emosi pada otak (Mulkan, 2002). Kemudahan mengakses internet melalui handphone juga membawa dampak negatif. Dengan bebas para remaja mengakses berbagai fasilitas game online dan video-video di internet yang berbau kekerasan atau tanpa sengaja mengandung nilai-nilai kekerasan, seperti permainan perang-perangan, video pemukulan, pembunuhan, tawuran, dan pornografi. Kebiasaan buruk seperti ini akan merusak pola pikir remaja dan bisa membuat mereka menirukan apa yang mereka lihat.

Vediamo (yang dalam bahasa Italia berarti, ayo melihat) dapat dilakukan sebagai solusi implementatif dalam menanggulangi pengaruh dampak negatif komunikasi digital.

Lalu siapa saja pihak terkait dalam Vediamo yang ditujukan untuk menanggulangi pengaruh dampak komunikasi digital? Sebagai orang tua , untuk membantu remaja agar dapat memanfaatkan teknologi untuk komunikasi dengan arah yang positif. Hal iniperlu dilakukan orang tua agar para remaja tidak terpolusi oleh “limbah budaya massa” yang terus mengalir lewat teknologi komunikasi yang hanya mempertontonkan hiburan sampah seperti hiburan opera sabun ataupun sinetron akhir-akhir ini. Orang tua perlu terus menanamkan daya pikir yang kreatif dan selektif pada remaja dalam belajar. Selain itu, orang tua perlu mengawasi para remaja dalam menggunakan teknologi komunikasi dengan positif seperti untuk dunia pendidikan agar remaja tersebut dapat terangsang untuk berpikir kreatif. Orang tua juga dapat menerapkan “jam penggunaan alat komunikasi digital” bagi para remaja.

Dalam penggunaan alat komunikasi digital, seperti saat pandemi seperti ini hampir setiap orang tua memberikan handphone pada anaknya, terutama mereka yang memiliki status sosial menengah keatas. Memberikan handphone sebagai alat komunikasi dan alat penunjang pendidikan kepada remaja bukanlah hal yang salah, karena dengan alat komunikasi tersebut anak menjadi mudah dalam mengakses dalam segala suatu hal. Akan tetapi, hal itu menjadi boomerang ketika ternyata handphone tersebut disalahgunakan oleh anak untuk hal-hal yang negatif, salah satunya mengakses video-video kekerasan yang banyak disebarluaskan di tayangan gratis pada internet dan bebasnya berkomunikasi dengan orang luas mengenai hal tersebut.

Adegan kekerasan yang terjadi di kalangan remaja saat ini justru menjadi tontonan yang mengasyikan bagi mereka. Mereka lebih senang meilhat kekerasan itu terjadi daripada mencari tahu hal-hal yang baru yang cenderung lebih positif. Oleh karena itu, orang tua hendaknya benar-benar mempertimbangkan matang-matang segala dampak yang akan terjadi sebelum memutuskan untuk memberikan alat komunikasi digital tersebut. Untuk mengontrol pengawasan penggunaan internet pihak keluarga berkewajiban mengajarkan pendidikan moral dan tanggung jawab pada remaja agar terhindar dari hal-hal yang seharusnya tidak ia terima dari komunikasi digital.

Selain orang tua pihak sekolah juga memiliki peran penting dalam pengawasan remaja dalam lingkungan komunikasi digital. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan tugas kepada siswa untuk menganalisis berita-berita terkini tentang dampak positif dan dampak negatif dari penerapan komunikasi digital. Untuk mengontrol penggunaan internet dalam berkomunikasi digital, dalam hal ini pihak sekolah mengarahkan para siswanya untuk dapat menyaring hal-hal yang berbau pornografi, kekerasan, dan hal yang menyesatkan lainnya melalui pelajaran agama dan pendidikan moral yang terdapat di sekolah. Selain itu adanya game online yang membuat mereka lebih asyik dan tidak bersosialisasi dengan lingkungan, dapat dikontrol oleh sekolah dengan mengadakan kegiatan-kegiatan yang melibatkan komunikasi secara langsung seperti mengadakan pertandingan olahraga, pengajian, ekstrakurikuler, dan sebagainya.

Terlepas dari lingkungan sehari-hari para remaja, pihak pemerintah juga berperan dalam menanggulangi pengaruh negatif dari adanya komunikasi digital. Pada pengontrolan penggunaan internet di era otonomi daerah seperti sekarang ini, pemerintah dapat berperan dalam membuat peraturan yang jelas dan tegas terhadap penggunaan dan akses internet. Pemerintah daerah dapat membuat peraturan mengenai pembukaan warung internet seperti lokalisasi pembukaan warung internet di setiap kota. Selain itu, pemerintah daerah dapat membuat peraturan yang tegas mengenai waktu operasi warung-warung internet komersial dan menetapkan dengan tegas bahwa warung-warung internet itu harus menyeleksi orang-orang yang akan mengakses informasi di dalamnya. Selanjutnya, pemerintah daerah juga berkewajiban menyosialisasikan kepada pihak swasta sebagai pengelola warung-warung internet. Pemerintah daerah juga berkewajiban menjamin kondusivitas dan kontinuitas peraturan tersebut, dengan jalan melengkapi peraturan diatas dengan penerapan sanksi yang tegas dan jelas bagi yang melanggar.

Peran pihak pemerintah juga dapat disukseskan dengan bantuan dari pihak swasta seperti stasiun televisi sebagai penyedia informasi dan hiburan. Stasiun televisi harus lebih bijak dalam menayangkan acara televisi dan mengatur jadwal penayangannya agar para remaja tidak menonton hal yang bukan ditujukan untuk dirinya. Selain itu, untuk kontrol dalam penggunaan internet dalam komunikasi digital pihak swasta dapat melakukan penciptaan software yang dapat memblokir situs-situs internet yang terlarang. Pengembangan software tersebut hendaknya diperoleh para pengguna komunikasi digital (internet) saat membeli alat komunikasi digital tersebut.

Pengembangan teknologi yang terjadi saat ini, tidak selalu membawa pengaruh positif pada kehidupan masyarakat terutama pada kehidupan remaja. Anak yang berada pada usia remaja cenderung labil dan mudah terbawa pengaruh negatif dari perkembangan komunikasi digital. Tindak kekerasan yang terjadi dikalangan remaja dapat disebabkan oleh program-program yang tidak mendidik. Selain itu, internet dan adanya kesempatan berkomunikasi secara luas dan bebas juga merupakan salah satu penyebab merebaknya kekerasan di kalangan remaja.

Diharapkan dengan diselenggarakannya program ini, pihak orang tua dapat membimbing para remaja untuk dapat mengambil informasi yang bermanfaat. Selain itu, kolaborasi antara pihak sekolah, pihak pemerintah serta pihak swasta dalam pembatasan penggunaan internet untuk berkomunikasi digital bagi para remaja dapat dilakukan secara serasi agar dapat mencapai tujuan.

Diperlukan peran serta secara aktif, implementatif, dan saling mendukung antara orang tua, pihak sekolah, pihak pemerintah, dan pihak swasta untuk mencegah segala bentuk kekerasan yang memberikan dampak negatif terhadap perkembangan remaja.

Referensi :

Anwas. (2008). Pengaruh televisi terhadap perilaku sosial anak. (https://www.tempointeraktif.com) [diakses pada 15 Juli 2020].

Mulkan, D. (2002). Teknologi informasi dan perilaku agresif remaja. (https://www.tempointeraktif.com) [diakses pada 15 Juli 2020].

Tubbs, L dan Moss, L. (1996). Human Communication . USA : WW. Norton & Company, Inc.

1 Like