Variabel-variabel kepripadian dan situasi apa saja yang mempengaruhi kita dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan?

Menurut Schneiders setidaknya ada lima faktor yang dapat mepengaruhi proses penyesuaian diri (khusus remaja) adalah sebagai berikut:

Kondisi fisik

Seringkali kondisi fisik berpengaruh kuat terhadap proses penyesuaian diri. Aspek-aspek yang berkaitan dengan kondisi fisik yang dapat mempengaruhi penyesuaian diri remaja adalah sebagai berikut:

  1. Hereditas dan kondisi fisik
    Disini berkembang prinsip umum bahwa semakin dekat kapasitas pribadi, sifat atau kecenderungan berkaiatan dengan konstitusi fisik maka akan semakin besar pengaruhnya terhadap penyesuaian diri.
    Bahkan dalam hal tertentu, kecenderungan kearah malasuai (maladjusment) diturunkan secara genetis khusus-nya melalui media temperamen. Temperamen merupakan komponen utama karena dari temparamen itu muncul karakteristik yang paling dasar dari kepribadian, khususnya dalam memandang hubungan emosi dengan penyesuaian diri.

  2. Sistem utama tubuh
    Termasuk ke dalam sistem utama tubuh yang memiliki pengaruh terhadap penyesuaian diri adalah sistem syaraf, kelenjar dan otot. Sistem syaraf yang berkembang dengan normal dan sehat merupakan syarat mutlak bagi fungsi-fungsi psikologis agar dapat berfungsi secara maksimal yang akhirnya berpengaruh secara baik pula kepada penyesuaian diri.

  3. Kesehatan fisik
    Penyesuaian diri seseorang akan lebih mudah dilakukan dan dipelihara dalam kondisi fisik yang sehat daripada yang tidak sehat. Kondisi fisik yang sehat dapat menimbulkan penerimaan diri, kepercayaan diri, harga diri dan sejenisnya yang akan menjadi kondisi yang sangat menguntungkan bagi proses penyesuian diri. Sebaliknya kondisi fisik yang tidak sehat dapat mengakibatkan perasaan rendah diri, kurang percaya diri, atau bahkan menyalahkan diri sehingga akan berpengaruh kurang baik bagi proses penyesuaian diri.

Kepribadian

Unsur –unsur kepribadian yang penting pengaruhinya terhadap penyesuaian diri adalah sebagai berikut:

  1. Kemauan dan kemampuan untuk berubah (modifiability)
    Kemauan dan kemampuan untuk berubah merupakan karakteristik kepribadian yang pengaruhnya sangat menonjol terhadap proses pentyesuaian diri. Sebagai suatu proses yang dinamis dan berkelanjutan, penyesuaian diri membutuhkan kecenderungan untuk berubah dalam bentuk kemauan, prilaku, sikap, dan karakteristik sejenis lainnya.
    Oleh sebab itu semakin kaku dan tidak ada kemauan serta kemampuan untuk merespon lingkungan, semakin besar kemungkinanya untuk mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri.

  2. Pengaturan diri (self regulation)
    Pengaturan diri sama pentingnya dengan penyesuaian diri dan pemeliharaan stabilitas mental, kemampuan untuk mengatur diri, dan mengarahkan diri. Kemapuan mengatur diri dapat mencegah individu dari keadaan malasuai dan penyimpangan kepribadian. Kemampuan pengatauran diri dapat ,mengarahkan kepribadian normal mencapai pengendalian diri dan realisasi diri.

  3. Relisasi diri (self relization)
    Telah dikatakan bahwa pengaturan kemampuan diri mengimplikasiakan potensi dan kemampuan kearah realisasi diri. Proses penyesuaian diri dan pencapaian hasilnya secara bertahap sangat erat kaitanya dengan perkembangan kepribadian.
    Jika perkembangan kepribadain berjalan normal sepanjang masa kanak-kanak dan remaja, di dalamnya tersirat portensi laten dalam bentuk sikap, tanggung jawab, penghayatan nilai- nilai, penghargaan diri dan lingkungan, serta karakteristik lainnya menuju pembentukan kepribadian dewasa. Semua itu unsur-unsur penting yang mendasari relaitas diri.

  4. Intelegensi
    Kemampuan pengaturan diri sesungguhnya muncul tergantung pada kualitas dasar lainnya yang penting peranannya dalam pemyesuaian diri, yaitu kualitas intelegensi. Tidak sedikit, baik buruknya penyesuaian diri seseorang ditentukan oleh kapasitas intelektualnya atau intelegensinnya.
    Intelegensi sangat penting bagi perolehan gagasan, prinsip, dan tujuan yang memainkan peranan penting dalam proses penyesuain diri. Misalnya kualitas pemikiran seseorang dapat memungkinkan orang tersebut melakukan pemilihan dan mengambil keputusan penyesuain diri secara intelegensi dan akurat.

Proses belajar (Education)

Termasuk unsur-unsur penting dalam education atau pendidikan yang dapat mempengaruhi penyesuaian diri individu antara lain:

  1. Belajar
    Kemauan belajar merupakan unsur tepenting dalam penyesuaian diri individu karena pada umumnya respon-respon dan sifat-sifat kepribadian yang diperlukan bagi penyesuaian diri diperoleh dan menyerap kedalam diri individu melalui proses belajar. Oleh karena itu kemauan untuk belajar dan sangat penting karena proses belajar akan terjadi dan berlangsung dengan baik dan berkelanjutan manakalah individu yang bersangkutan memiliki kemauan yang kuat untuk belajar.
    Bersama-sama dengan kematangan, belajar akan muncul dalam bentuk kapasitas dari dalam atau disposisi terhadap respon. Oleh sebab itu, perbedaan pola-pola penyesuaian diri sejak dari yang normal sampai dengan yang malasuai, sebagain besar merupakan hasil perbuatan yang dipengaruhi oleh belajar dan kematangan.

  2. Pengalaman
    Ada dua jenis pengalaman yang memiliki nilai signifikan terhadap pross penyesuaian diri, yaitu (1) pengalaman yang menyehatkan (salutary experiences) dan (2) pengalaman traumatic (traumatic experinces).
    Pengalaman yang menyehatkan adalah peristiwa-peristiwa yang dialami oleh individu dan dirasakan sebagai suatu yang mengenakkan, mengasyikakan, dan bahkan di rasa ingin mengulangnya kembali. Pengalaman seperti ini akan dijadikan dasar untuk ditansfer oleh individu ketika harus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru.
    Pengalaman trauma adalah peristiwa-peristiwa yang dialami oleh individu dan dirasakan sebagai sesuatu yang sangat tidak mengenakkan, menyedihkan, atau bahkan sangat menyakitkan sehingga individu tersebut sangat tidak ingin peristiwa itu terulang lagi.

  3. Latihan
    Latihan merupakan proses belajar yang diorientasikan kepada perolehan keterampilan atau kebiasaan. Penyesuain diri sebagai suatu proses yang kompleks yang mencakup didalamnya proses psikologis dan sosiologis maka memerlukan latihan yang sungguh-sungguh agar mencapai hasil penyesuaian diri yang baik.
    Tidak jarang seseorang yang sebelumnya memiliki kemampuan penyesuaian diri yang kurang baik dan kaku, tetapi melakukan latihan secara sungguh-sungguh, akhirnya lambat laun menjadi bagus dalam setiap penyesuaian diri dengan lingkungan baru.

  4. Deteminasi diri
    Berkaitan erat dengan penyesuaian diri adalah sesungguhnya individu itu sendiri untuk melakukan proses penyesuaian diri.

Lingkungan

Berbicara faktor lingkungan sebagai variabel yang berpengaruh terhadapa penyesuaian diri seudah tentu meliputi lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

  1. Lingkungan Keluarga
    Lingkungan keluarga merupakan lingkungan utama yang sangat penting atau bahkan tidak ada yang lebih penting dalam kaitannya dengan penyesuaian diri individu.

  2. Lingkungan Sekolah
    Ligkungan sekolah menjadi kondisi yang memungkinkan untuk berkembangnya atau terhambatnya proses berkembangnya penyesuaian diri. Pada umunya sekolah dipandang sebagai media yang sangat berguna untuk mempengaruhi kehidupan dan perkembangan intelektual, sosial, nilai – nilai, sikap, dan moral peserta didik.

  3. Lingkungan Masyarakat
    Konsistensi nilai – nilai, sikap, aturan – aturan, norma, moral, dan perilaku masyarakat akan diidentifikasi oleh individu yang berada dalam masyarakat tersebut sehingga akan berpengaruh terhadap proses perkembangan penyesuaian dirinya.

Agama serta budaya

Agama berkaitan erat dengan faktor budaya agama memberikan sumbangan nilai – nilai, keyakinan, praktik – praktik yang memberikan makna yang sangat mendalam, tujuan, serta kestabilan dan keseimbangan hidup individu. Agama secara konsisten dan terus menerus mengingatkan manusia yang diciptakan oleh Tuhan, bukan sekedar nilai – nilai instrumental sebagaimana yang dihasilkan oleh manusia.

Selain itu budaya juga merupakan faktor yang berpengaruh terhadapa kehidupan individu. Hal ini terlihat jika dilihat dari karakteristik budaya yang diwariskan kepada individu melalui berbagai media dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Dengan demikian faktor agama serta budaya memberikan sumbangan yang berarti terhadap perkembangan penyesuaian diri individu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri disebut sebagai resources. Resources didefinisakan sebagai hal-hal yang dapat melindungi individu dari efek frustasi dan kehilangan, sehingga individu dapat mengatasi berbagai rintangan dalam hidupnya. Dengan demikian resources sangat dibutuhkan untuk proses penyesuaian diri yang baik.

Resources tersebut adalah:

a. Kemampuan untuk mempertahankan hubungan yang baik dengan orang lain, dalam menjalin hubungan yang suportif terdapat hubungan erat yang sangat hangat, saling memberikan perhatian dan dukungan, serta perasaan-perasaan yang dapat diekspresikan.

b. Kondisi fisik yang sehat, secara umum kesehatan, tingkat energi dan kekuatan sangat berperan dalam mengatasi stress emosional dalam kehidupan, sehingga membantu dalam melakukan penyesuaian diri.
Daya kesembuhan sangat berperan bagi individu dalam mengahadap persoalan dalam hidupnya hal ini juga termasuk tempramen seseorang.

c. Intelligensi, kesuksesan psikoterapi berhubungan dengan persepsi superior, memori, analisi, pemikiran, kepintaran dan kemampuan verbal individu.

d. Hobi dan minat-minat tertentu, suatu aktivitas kegemaran atau hobi yang benar-benar dinikimati pada saat melakukannya dapat berfungsi sebagai penahan dan penyegaran yang dapat meminimalkan dan membantu individu tersebut dalam mentolerir ketegangan dan kecemasan yang dirasakannya, serta dapat membantu dalam mempertahankan penyesuaian diri yang baik.

e. Keyakinan religious, dengan tingkat religius yang tinggi akan menguatkan individu dalam menghadapi permasalahan dalam kehidupannya sehingga ia dapat melakukan penyesuaian diri dengan baik.

f. Impian, cita-cita, tujuan hidup, ideologi, atau persepsi dan sikap mengenai dirinya sendiri dapat memotivasi individu untuk berusaha terus-menerus dalam melakukan penyesuaian diri. (Poerwati. Dan Nurwidodo. 2000 )

g. Faktor lingkungan , berbagai lingkungan seperti keluarga, sekolah, masyarakat, dan kebudayaan berpengaruh kuat terhadap penyesuaian diri seseorang.

  • Pengaruh lingkungan keluarga, lingkungan keluarga merupakan faktor yang sangat penting karena keluarga merupakan media sosialisasi bagi anak-anak. Proses sosialisasi dan interaksi sosial yang pertama dan utama dijalani individu di lingkungan keluarganya kemudian dikembangkan di lingkungan sekolah dan masyarakat umum.

  • Pengaruh hubungan dengan orang tua, pola hubungan antara orang tua dengan anak mempunyai pengaruh yang positif terhadap penyesuaian diri anak.

  • Hubungan saudara, hubungan saudara yang penuh persahabatan, saling menghormati, penuh kasih sayang, berpengaruh terhadap penyesuaian diri yang lebih baik.

  • Lingkungan masyarakat, keadaan lingkungan masyarakat merupakan tempat individu berada menentukan proses dan pola-pola penyesuaian diri.

  • Lingkungan sekolah, lingkungan ini berperan sebagai media sosialisasi, yaitu mempengaruhi kehidupan intelektual, sosial, moral anak-anak. Suasana di sekolah, baik sosial maupun psikologis akan mempengaruhi proses penyesuaian diri para siswanya.

  • Fakror budaya, lingkungan kultural tempat individu berada dan berinteraksi akan menentukan pola-pola penyesuaian dirinya.