Tren joki tugas, setuju atau tidak?

Menurut saya, joki tugas memang sudah menjamur di mana-mana dan perlu dibasmi karena membuat orang-orang belajar tidak jujur. Walaupun ada terbesit rasa lega karena beban tugas sudah diserahkan kepada joki, oknum-oknum ini justru akan susah berkembang. Mereka kadang hanya menerima hasil jadi dan tidak memahami tugasnya sendiri. Pernah terjadi pada teman saya yang menggunakan jasa joki untuk mengerjakan soal. Dengan joki, pekerjaannya dapat selesai dengan cepat. Namun, sayangnya saat ditanya tentang jawabannya, dia justru tidak paham. Maka dari itu, dari pada menggunakan joki sebagai solusi mengerjakan tugas, lebih baik saling membantu antarteman agar tidak hanya selesai, tetapi juga paham dengan apa yang kita kerjakan.

Nah, masalahnya adalah tidak semua dosen/guru rutin menguji kemampuan peserta didiknya seperti ini sehingga mereka-mereka yang menggunakan jasa joki tugas ini masih merasa aman-aman saja. Mungkin memang perlu diadakan semacam sidak saat pengumpulan tugas untuk membuktikan apakah tugas tersebut benar-benar dikerjakan sendiri oleh peserta didik.

Mau dilihat dari sisi manapun hal tersebut tidak bisa dibenarkan, karena hal itu termasuk kedalam sebuah kebohongan. Setiap tugas yang diberikan dosen ataupun guru merupakan salah satu parameter sejauh mana seorang murid mengerti akan suatu pelajaran. Disamping itu, murid yang menggunakan jasa tersebut tidak melewati dan berproses dari setiap tugas-tugas yang diberikan, hanya membuat si penyedia jasa semakin pintar. Oleh karena itu, jangan pernah mencoba jasa joki tugas, jika tidak bisa mengerjakannya mintalah bantuan kepada teman atupun guru yang bersangkutan.

Saya berpendapat bahwa penyedia jasa joki tugas ini sebaiknya paham jika hal ini terus dijalani tidak hanya berdampak buruk bagi mahasiswa tetapi juga kualitas sarjana yang ada di Indonesia. Jika alasannya karena butuh uang tambahan, mengapa tidak membuka kursus atau mengajar saja. Itu termasuk jalur halal bukan ? Sebab, saat kita duduk dibangku kuliah merupakan pondasi terakhir menuju karir, entah matakuliah yang digunakan akan digunakan nantinya atau tidak. Namun, kebiasaan buruk ini (bergantung pada joki) akan membuat perilaku yang malas yang dapat berdampak pada berbagai aspek.

jasa joki tugas memang tidak boleh dibenarkan, namun untuk sepenuhnya dibasmi saya rasa masih ada pro dan kontra yang harus dipikirkan. pengguna joki tugas tidak semerta-merta beralasan bahwa mereka malas untuk mengerjakan tugas dari dosen. Bisa jadi mereka menggunakan jasa tersebut karena memiliki permasalahan pribadi yang membuat mereka tidak bisa mengerjakan tugas tersebut apalagi di masa sekarang dengan pemberian tugas yang lebih banyak dibandingkan saat perkuliahan offline. selain itu, pekerjaan ini juga telah menjadi ladang bisnis banyak mahasiswa yang membutuhkan uang dalam kehidupan sehari-harinya. walaupun, secara pribadi saya tidak membenarkan penggunaan jasa joki, namun kita juga tidak bisa secara penuh menyalahkan mereka. walaupum tetap dari sisi institusi dan dosen tetap salah, mungkin solusi yang lebih bagus dengan menghadirkan sistem dosen/institusi yang terbuka akan mengakui kesulitan mahasiswa. karena banyak instituti yang tidak emperdulikan masalah pribadi mahasiswa, dan hanya memperdulikan penilaian.

Dari pandangan saya, saya tidak setuju dengan joki tugas dan jasa joki tugas pun sebenarnya tidak perlu dibasmi. Hal yang paling penting adalah meningkatkan kesadaran diri terkait tanggungjawab dengan tugas yang sudah diberikan. Selain itu, sepertinya penggunaan jasa joki tugas adalah sebuah bentuk tindakan kecurangan akademik. Penggunaan jasa joki tugas ini juga menurut saya dapat memberikan dampak buruk pada penggunanya, seperti semakin malasnya mengerjakan tugas.

Belajar dan mengerjakan tugas itu sudah kewajiban pelajar, terlepas dari seberapa padatnya aktivitas dia, seberat apapun masalah yang ia alami, sebanyak/sesulit apapun tugas yang diberikan, itu tetap mutlak kewajibannya. Sehingga saya rasa, menggunakan jasa joki tugas tetap bukan solusi yang baik apapun alasannya. Dan untuk para mahasiswa penyedia jasa joki tugas, saya yakin sebenarnya mereka paham bahwa pekerjaan ini bukanlah hal yang baik meskipun menjanjikan.

Adanya joki tugas memang memberikan dampak negatif juga dampak positif bagi sebagian orang terlebih di saat pandemi seperti ini. Banyak orang yang terbantu karena menjadi joki tugas guna menambah pemasukan mereka. Namun disatu sisi, joki tugas juga membentuk mental pelajar untuk tidak bertanggung jawab atas kewajibannya. Saya pribadi kurang menyetujui atas penggunaan joki tugas tersebut. Karena yang terpenting dari sebuah pendidikan bukanlah seberapa benar mengerjakan tugasnya, namun seberapa bisa bertanggung jawab akan pekerjaan yang dimilikinya.

Setuju dengan pernyataan kak @Nazila_Ramandha, bukan masalah benar-salah atau banyak-sedikit halamannya, melainkan tanggung jawab yang dimiliki oleh pelajar tersebut. Karena dalam proses pembelajaran menurutku sangat wajar apabila pelajar melakukan kesalahan.

Aku adalah salah satu yang paling menentang adanya tren joki tugas ini. Mungkin salah satu alasan terbesar perilaku ini menjadi tren adalah masalah ekonomi, sebab aku mengenal beberapa orang yang menjadi joki tugas demi mendapatkan tambahan uang. Namun bagaimanapun, tetap saja ini tidak bisa menjadi pembenaran.
Aku pikir, tren ini semakin memperkuat budaya ‘malas’ masyarakat kita. Selain itu, semakin banyaknya joki tugas yang begitu mudah ditemukan, semakin membuat daya juang atau usaha para pelajar menjadi rendah, dan tentu hal ini pasti juga berdampak pada menurunnya kualitas generasi yang dihasilkan. Banyak dari mereka yang berpikir “Ah, tidak perlu terlalu pusing mikirin tugas. Kalau ga bisa nanti minta dibikinin sama joki tugas aja.” Terlebih untuk skripsi yang biasanya punya stigma tersendiri di kalangan mahasiswa. Jadi, aku sangat sepakat tren ini dibasmi!

Harus dibasmi, karena budaya-budaya joki tugas ini tuh bikin pengguna (anggaplah mahasiswa) jadi makin males. Mereka jadi terbiasa terima jadi, terima enaknya aja, dan opportunity costnya tuh banyak banget yang terbuang sia sia. Harusnya dia jadi nambah ilmu ketika mengerjakan tugas, nambah insight tapi karena ada si joki tugas ni bikin mereka rugi besar (dari segi ilmu). Aku lebih menyayangkan ketika mereka sudah terjun ke dunia kerja, implementasi teori ketika kuliah bener-bener kepake, nah kalo dia terbiasa menggunakan joki, pada akhirnya akan merugikan dirinya sendiri. Ibaratnya dari luar nampak bagus, tapi dalamnya kopong alias nggak ada isinya
Tapi aku juga ga akan memandang 100% salah si pengguna, mungkin selain malas, bisa jadi karena pressure dari luar yang mengharuskan mereka mendapatkan nilai sempurna atau at least di atas rata-rata. Tapi tetap bagaimanapun, joki tugas harus tetap dibasmi, bagaimana bisa mencerdaskan kehidupan bangsa jika joki tugas masih dimana mana

Singkat cerita saya masuk ke salah satu grup skripsi di facebook. Saya cukup banyak menemukan para joki skripsi mulai dari jasa pembuatan latar belakang, turnitin, bab 1 sampai dengan keseluruhan proposal dan skripsi. Namun saya sendiri cukup heran bagaimana caranya seorang mahasiswa dapat menyembunyikan hal tersebut disaat satu permasalahan harus dibahas secara detail dan akan ditanyakan saat masa sidang. Balik lagi, untuk nominalnya juga beragam berdasarkan tingkat kesulitan yang dikerjakan. Tak jarang juga laporan grup satu dua orang yang merasa dirugikan karena munculnya penipuan dari si joki tersebut. Hal ini yang membuat orang akan berfikir terlebih dahulu untuk menggunakan jasa ini. Setelah saya sadari bahwa, penggunaan joki sudah dari dulu menjamur dan tidak terlihat di mata, namun sudah banyak yang menggunakan jasa ini, terlebih jika teman-teman tergabung di kelompok-kelompok yang berbau skripsi karena joki tersebut sudah pasti akan mengincar siapa target sasarannya.

Suatu ketika ada yang membuka pertanyaan mengapa mahasiswa harus menggunakan joki, bukankah itu sebuah hal yang tidak seharusnya dilakukan mengingat kita mencari ilmu berkat dari usaha orang tua? Kemudian setelah saya membaca-baca komentar, beberapa persen menjawab bahwa mereka berasal dari mahasiswa yang mana biaya ditanggung oleh diri mereka sendiri. waktu banyak tersita oleh pekerjaan sampingan dan kuliah. sehingga aktivitas keseharian mereka cukup menyita waktu, tenaga dan pikiran. Oleh karena itu, salah satu solusi untuk membantu mereka yaitu dengan menggunakan jasa joki tadi. yang sebenarnya jika kita lihat penggunaan joki merupakan salah satu bentuk kecurangan di dunia pendidikan. Namun kita tidak bisa tau bagaimana kehidupan orang lain dibalik pilihan itu yang menjadi satu-satunya jalan mereka untuk bisa menyelesaikan studi.

Aku setuju dengan pendapat kak @dinarizki . Joki tugas yang dari luarnya terlihat menguntungkan mahasiswa, justru sebenarnya sangat merugikan mereka. Mungkin sekilas nampak menggiurkan karena bisa mendapat nilai tinggi tanpa mengeluarkan banyak usaha, tapi sebenarnya joki tugas ini merugikan mahasiswa untuk jangka panjangnya. Jika semasa kuliah dia sudah bermalas-malasan, terbiasa terima jadi, tidak pernah mempraktekkan teori yang didapat dari kelas, lantas bagaimana dia bisa bekerja dengan baik nantinya jika etos kerjanya buruk begitu.

Suka atau tidak, setuju atau tidak, fenomena joki tugas memang merupakan fenomena dari sisi lain dunia pendidikan tanah air. Fenomena yang bisa dibilang solutif bagi kalangan mahasiswa yang kesulitan mengerjakan tugas, sibuk dengan organisasi atau perlombaan, menjadi alternatif untuk menyerahkan tanggung jawabnya pada penjoki tugas. Keadaan yang memprihatinkan dan menyedihkan ini mencerminkan kondisi praktik dan kultur pendidikan di Indonesia. Mayoritas kalangan cenderung mencari aspek yang bersifat sangat pragmatis dengan tolak ukur penilaian yang terlalu positivistik, membuat pihak-pihak yang terlibat memanipulasi untuk sebuah keuntungan. Secara pribadi saya tidak setuju dengan fenomena ini, karena dengan demikian seseorang mencerminkan ketidak bertanggung jawabannya dalam menyelesaikan hal yang memang harus dia selesaikan sendiri. Namun, beginilah faktanya.

Jujur dari saya pribadi tidak setuju. Karena dengan munculnya joki tugas ini, menjadikan mahasiswa malas dalam hal mengerjakan tugas kuliahnya. Dimasa pandemi sekarang ini mahasiswa diharuskan untuk mandiri dalam memahami setiap materi yang dipaparkan dalam setiap class virtual, mahasiswa juga diharuskan untuk turut aktif dan ambil bagian dalam berjalannya sebuah pembelajaran baik itu diskusi maupun hanya pemaparan dengan pemahaman yang dimiliki oleh mahasiswa itu sendiri. Memilih jalan dengan memberikan semua tugas dikerjakan kepada orang lain/joki tugas sendiri. Bukanlah suatu hal yang baik dan efektif. Tetapi hanya akan membuat kita menjadi tergantung kepada ornag lain dalam melakukan sesuatu hal dan menjadikan mahasiswa malas untuk berpikir dalam halnya pengerjaan tugas kuliah.

saya pribadi tidak menjudge adanya joki tugas. Tergantung pada preferensi individu masing-masing. Menurut menggunakan jasa joki tugas dalam membantu pengerjaan tugas seperti misalnya mengatur format, membantu pengetikan, bukan merupakan suatu masalah asal tugasnya hanya untuk membantu dalam hal-hal yang bersifat teknis, selebihnya materi atau tugas dari kita sendiri.

Sebenarnya fenomena joki ini bukan hal yang baru. Ada joki pembuatan SIM A,B,C, joki sertifikat vaksin, dll. Lalu apa joki tugas merupakan perbuatan yang salah? Dilihat dari sisi manapun sebenarnya para pelaku dan pengguna joki tugas ini salah. Dibandingkan melihat dari sisi para pengguna joki, saya malah terkesan dengan para pelaku joki ini.

Saya pernah lihat sendiri salah satu teman saya yang menjadi joki. Dari dia saya tahu bahwa beberapa rekan sesama jokinya ini sebenarnya masih sama-sama mahasiswa. Bisa dibayangkan, dengan seabrek tugasnya sendiri, para joki ini masih punya waktu untuk mengerjakan tugas orang lain. Alasan penyedia joki tugas melakukan pekerjaan extreme sport ini bervariasi, dari memanfaatkan kepintaran, gabut, atau paling sering ya alasan ekonomi. Namun yang paling penting dari kerja “joki” ini adalah tekun. Bukankah dia hebat bisa membagi waktunya sedemikian rupa?

Penipuan? Tentu. Apakah perlu dibasmi? Selama para pengguna ini masih ada, saya rasa joki ini akan sangat susah untuk dibasmi. Tidak hanya joki tugas, tetapi dengan joki-joki yang lain. Akan tetapi, tidak munafik, bahwa keberadaan joki ini benar-benar membantu dan memudahkan kita sehingga semua tergantung diri kita sendiri.

Saya tidak setuju dengan joki tugas ini, mau seperti apapun latar belakangnya, karena ini merupakan bibit-bibit yang akan memunculkan korupsi yang tidak akan pernah terputus di negeri kita.

  1. Joki tugas merupakan bentuk penghindaran dari tanggung jawab seseorang terhadap kewajibannya.
  2. Joki tugas membuat individu kehilangan kesempatan untuk belajar memahami tugas. Seperti yang kita tahu kebanyakan dari kita baru mau belajar ketika diberi tugas. Jika tugasnya saja dikerjakan oleh orang lain, kapan kita akan belajar?
  3. Apa kita dapat mempercayai bahwa yang mengerjakan tugas kita sudah benar? Kita yang belajar di bidangnya saja belum tentu benar dalam tugas tersebut, apalagi menyerahkan tugasnya kepada orang lain yang belum tentu memahami tugas tersebut. Mungkin selesai, tapi bagaimana dengan nilai yang akan diperoleh?
  4. Bentuk pelanggaran moral, individu akan meremehkan perjuangan dan kejujuran dengan melakukan joki ini.
  5. Bagi pembuka jasa, pekerjaan ini tidak akan memberikan keuntungan secara psikologis dan kesejahteraan karena uang yang didapat bukan uang yang berkah atau bukan dari pekerjaan yang baik.

Ada beberapa orang yang mengandalkan jasa joki untuk mengerjaan tugas mereka dengan alasan memiliki tugas banyak, dan lelah. Namun menggunakan jasa joki merupakan suatu bentuk kecurangan karena menggunakan hasil karya orang lain bukan menggunakan hasil kerja sendiri lalu mengklaim bahwa tugas yang dikumpulkannya adalah hasil jerih payah sendiri, tentunya juga itu merupakan sebagai bentuk penipuan dalam dunia akademik. Membohongi orang lain dan diri sendiri.

Sebuah tugas diciptakan dengan tujuan untuk mengasah kemampuan kita, daya berpikir, dan bagaimana menyelesaikan sebuah masalah. Lalu ketika menggunakan jasa joki untuk menelesaikan tugas yang diberikan, apa yang akan kita dapat? tidak ada selain tugas itu selesai dan siap dikumpulkan. Jadi menurut saya lebih baik mengandalkan kemampuan sendiri untuk menyelesaikan semua tugas yang ada, walaupun tugas itu terasa berat dan sulit, harus tetap berusaha walaupun hasilnya nanti kurang memuaskan. Tapi perlahan-lahan kemampuan kita juga akan terasah, tugas itu juga akan memberikan sebuah pengalaman, jika suatu saat dihadapkan dengan tugas yang mirip kita akan tahu apa yang harus dilakukan.

Jujur beberapa waktu lalu pernah terbesit dalam pikiran saya untuk memanfaatkan jasa joki tugas karena kelelahan dengan tugas yang menumpuk, belum lagi tuntutan pekerjaan. Tapi, saya berpikir berulang lagi sebelum melakukan hal tersebut karena saya percaya terhadap diri saya sendiri pasti bisa melalui ini semua tanpa melakukan kecurangan seperti itu. Setelah melalui hal yang demikian, saya tidak setuju dengan adanya joki karena membuat mahasiswa selalu mengandalkan orang lain dan tidak bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Padahal, orang tua mereka mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk biaya pendidikan sehingga akan sia-sia dan sayang sekali jika hal tersebut tidak dimanfaatkan dengan baik. Untuk membasmi joki ini sendiri bisa dibilang cukup sulit di masa pandemi seperti ini yang seluruh sistem pendidikan diadakan secara online, karena semakin kesini makin banyak mahasiswa yang berminat memanfaatkan jasa joki tugas ini.