Tragedi Sampah Plastik dan Dampaknya Bagi Makhluk Hidup

Tragedi Sampah Plastik dan Dampaknya Bagi Makhluk Hidup

Plastik merupakan hal yang dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Setiap hari kita sering melihat dan menggunakannya baik sebagai kemasan makanan dan minuman, wadah untuk barang belanjaan, atau pengemas jajanan ringan seperti gorengan . Setelah selesai dipakai, biasannya kantong-kantong plastik tersebut kita buang begitu saja. Namun tahukah Anda bahaya yang muncul akibat sampah plastik tersebut?

Sampah plastik membutuhkan waktu yang lama agar terurai. Kantong plastik membutuhkan waktu 10 hingga 12 tahun, botol plastik membutuhkan waktu yang lebih lama yakni butuh 20 tahun, sedangkan sterofoam membutuhkan waktu 500 tahun untuk bisa hancur secara alami. Akibat terlalu lamanya waktu penghancuran ini, tentunya dapat menimbulkan permasalah yang serius bagi lingkungan. Sampah plastik tersebut akan terus bertambah jumlahnya dengan laju penguraian yang lambat sehingga menimbulkan penumpukkan sampah. Sampah plastik dapat melepaskan zat kimia yang berbahaya yang dapat mencemari sumber air, baik air tanah maupun air permukaan yang menimbulkan bahaya bagi makhluk hidup yang meminumnya. Mengingat air merupakan kebutuhan vital untuk menunjang kelangsungan hidup, apabila tercemar maka akan menimbulkan masalah yang sangat serius.

Selain menimbulkan pencemaran pada lingkungan, sampah plastik juga berbahaya bagi hewan, terutama hewan yang hidup di laut. Banyak terjadi kasus kematian hewan akibat sampah plastik ini. Penyu laut merupakan salah satu hewan yang terkena dampak langsung akibat sampah plastik di lautan, penyu sering memakan sampah plastik karena mengira bahwa sampah tersebut adalah ubur-ubur. Studi yang dilakukan oleh Queensland University dan dimuat dalam The Journal Conservation Biology menunjukkan bahwa 30 hingga 50% penyu hijau menelan sampah plastik yang ada di lautan pada tahun 2012. Sampah plastik ini juga bertanggung jawab atas matinya jutaan burung laut setiap tahunnya. Wilcox dan koleganya menyatakan bahwa pada tahun 2014, 90% dari 80 spesies burung laut mengkonsumsi plastik. Plastik yang telah tertelan menimbulkan penyumbatan pada saluran pencernaan burung dan berakibat pada kematian. Salah satu berita yang mengejutkan dunia akibat dari sampah plastik ini adalah ditemukanya sampah plastik dan bagian-bagian mobil di dalam lambung paus sperma yang terdampar di dekat kota Toenning di Schleswig-Holstein, Jerman pada 2016.

Mengingat begitu berbahayanya sampah plastik, mulai sekarang marilah kita lebih bijak menggunakan dan memanfaatkan plastik. Jangan buang sampah plastik sembarangan, pilah-pilahlah sesuai dengan jenis tempat sampahnya, dan lakukanlah daur ulang. Marilah kita jaga bumi untuk masa depan.

Sumber: