Tokoh antagonis dalam kehidupan nyata

rsz_images_25

Hidup tanpa orang-orang yang membenci kita sama saja seperti menonton film Harry Potter tanpa Lord Voldemort, X-Men tanpa Magneto, dan Kung Fu Panda tanpa Tai Lung.

Bayangkan saja kalau nggak ada Lord Voldemort sepanjang Harry Potter, lalu darimana Harry mendapat kemampuan sihir dan berbicara dalam bahasa ular? Tidak akan pernah ada hal menakjubkan sepanjang hidup Harry, sekolah Hogwarts bakal biasa-biasa saja, dan mungkin Neville Longbottom tetap menjadi
cowok culun seumur hidupnya.

X-Men tanpa Magneto? Maka sekolah Charles Xavier tidak akan pernah ada! Dan bagaimana seandainya Tai Lung tidak pernah nongol di film Kungfu Panda? Po akan tetap menjadi panda gemuk penjual mie sementara isi dari Dragon Scroll tetap menjadi misteri di Jade Palace. Furthermore, without antagonist characters, these movies had nothing to talk about.

Yah, kawan, begitu pula dengan hidup kita. Kadang ada saja orang-orang yang kayaknya kok sirik sama hidup kita dan terkesan nggak seneng lihat kita bahagia. Bahkan jika kita berbuat bener pun dinilai salah, apalagi kalau kita emang terbukti salah?

Keberadaan mereka kadang bikin kita enek, bahkan kalau sudah parah banget, bisa sampe depresi gara-gara ulah mereka. But trust me, everything happens for a good reason. Kalau nggak ada mereka, trus siapa dong yang bisa bikin mental kita bertambah kuat denger ejekan-ejekan sadis? Siapa yang bisa bikin kita introspeksi diri mengenai kesalahan-kesalahan yang kita buat? Siapa yang bisa membuat kita selangkah lebih dewasa dalam mengatasi masalah?

No matter what you do, no matter how old you are, no matter what your job is, no matter what your place is in life, there’s always going to be someone who’s just mean to you.

Apa pesan moral yang dapat disimpulkan?

SUMBER :

Kadang, pendapat orang yang membenci kita itu jujur. Dia menunjukan hal-hal yang jelak dan kurang pada diri kita. Berbeda dengan pendapat teman yang sungkan kepada kita, sehingga tidak mengungkap kekurangan kita yang sebenarnya.

Kita seolah memiliki coach yang selalu menunjukan kekurangan dan kesalahan yang kita lakukan. Tentu, bisa saja dia mengatakan yang tidak benar dan mengada-ngada karena kebencian. Namun kita sendiri bisa menyaring, pendapat mana yang benar atau salah.