Tingkat kriminalitas bertambah drastis, apakah karena kurangnya lapangan pekerjaan?

Kepolisian mencatat kenaikan angka kriminalitas dari minggu pertama sampai minggu kedua di 2021. Data kepolisian di Tanah Air menunjukkan kasus kejahatan naik hingga 236 kejadian. Dengan persentase kenaikan angka kejahatan 5,08%. Menurut Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan, jumlah kejahatan yang ditangani polisi pada minggu pertama 2021 mencapai sebanyak 4.650 kejadian. Sedangkan, minggu kedua meningkat menjadi sebanyak 4.886 kejadian. Polisi juga mencatat lima kasus kejahatan konvensional yang paling banyak terjadi pada minggu kedua di 2021. Di antaranya, kasus narkotika sebanyak 790 kejadian, kasus pencurian dengan pemberatan (curat) sebanyak 523 kejadian, kasus penggelapan sebanyak 349 kejadian, kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor) roda dua sebanyak 220 kejadian, dan kasus perjudian sebanyak 77 kejadian.

Dan masih banyak lagi kriminalitas yang sudah terjadi. Lantas apa yang penyebab dari tingginya angka kriminalitas tahun 2021 ini? apakah kurangnya lapangan pekerjaan menjadi penyebabnya?

Kenaikan tingkat kriminalitas bisa disebabkan oleh berbagai faktor kompleks, dan kurangnya lapangan pekerjaan bisa menjadi salah satu penyebabnya. Namun, perlu diingat bahwa penjelasan untuk kenaikan kriminalitas tidak selalu sederhana dan dapat melibatkan sejumlah variabel yang saling terkait.

Pertama-tama, perlu diperhatikan bahwa kurangnya lapangan pekerjaan dapat menciptakan tekanan ekonomi pada masyarakat. Ketidakpastian finansial dan kesulitan memenuhi kebutuhan dasar dapat memicu tingkat stres yang tinggi, mendorong beberapa individu untuk mencari solusi instan, seperti terlibat dalam tindakan kriminal.

Selain itu, kurangnya lapangan pekerjaan juga dapat mengakibatkan peningkatan tingkat pengangguran. Individu yang tidak memiliki pekerjaan mungkin mengalami frustrasi, merasa tidak memiliki arah, dan pada akhirnya, mencari bentuk pengakuan atau keluaran emosional melalui kegiatan kriminal.

Namun, korelasi antara kurangnya lapangan pekerjaan dan kriminalitas tidak selalu langsung. Beberapa faktor lain yang dapat berkontribusi termasuk tingkat pendidikan, akses terhadap layanan kesehatan mental, ketidaksetaraan ekonomi, dan kurangnya dukungan sosial. Ketidaksetaraan ekonomi, misalnya, dapat menciptakan ketidakpuasan dan perasaan ketidakadilan, yang dapat memicu perilaku kriminal sebagai bentuk protes atau balas dendam.

Selanjutnya, perlu juga mempertimbangkan kebijakan pemerintah, tingkat korupsi, dan efektivitas sistem hukum. Jika sistem hukum tidak efektif atau korupsi merajalela, hal ini dapat memberikan insentif tambahan bagi individu untuk terlibat dalam aktivitas kriminal.

Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah ini, pendekatan yang holistik diperlukan. Langkah-langkah dapat mencakup pembangunan ekonomi yang inklusif untuk menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan, peningkatan akses pendidikan, pemberdayaan masyarakat, dan perbaikan sistem hukum. Dengan cara ini, dapat diharapkan bahwa berbagai faktor yang menyebabkan kenaikan kriminalitas dapat diatasi secara bersamaan.

Penting juga untuk mencatat bahwa setiap situasi memiliki konteks uniknya sendiri, dan solusi yang efektif dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor lokal dan global yang mempengaruhi masyarakat.