Apakah Tingkat Kemiskinan Menjadi Patokan Utama Kemajuan Ekonomi Indonesia?


Kemiskinan merupakan isu sentral bagi setiap negara didunia, khususnya bagi negara berkembang, pengentasan kemiskinan dan menciptakan kesejahteraaan bagi rakyat merupakan tujuan akhir suatu negara. Indonesia masih dihinggapi oleh masalah kemiskinan dimana 14% rakyat Indonesia dari kurang lebih 240 juta jiwa saat ini masih dikategorikan sebagai rakyat miskin dengan menggunakan indikator berpendapatan 1 $ perhari, artinya masih ada sekitar 30 juta rakyat miskin di Indonesia.

Berdasarkan hasil studi empiris yang dilakukan oleh Mills dan Pernia (1993) dengan metode analisis lintas negara menunjukkan bahwa kemiskinan di suatu negara akan semakin rendah jika pertumbuhan ekonominya pada tahun-tahun sebelumnya tinggi dan semakin tinggi laju pertumbuhan PDB semakin cepat turunnya tingkat kemiskinan (Tambunan, 2011).

Menurut Sadono Sukirno (2006) pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah. Hal itu, bahwa kemiskinan menjadi suatu tantangan untuk meningkatkan pertumbuhanan ekonomi dan menjadi faktor utama dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Namun, lain hal menurut teori ini pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh empat faktor , yaitu jumlah penduduk, jumlah barang modal, luas tanah dan kekayaan alam serta teknologi yang digunakan. Apalagi dikala pandemi ini tahun 2021 bahwa faktor utama pertumbuhan ekonomi diakibatkan oleh faktor penanganan covid-19 bukan kemiskinan.

Bagaimana nih menurut teman-teman, apakah tingkat kemiskinan faktor utama pertumbuhan ekonomi?

Sumber Referensi

Pratama, Yoghi Citra. (Agustus, 2014). ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI INDONESIA. Jurnal Bisnis dan Manajemen. Hal 210-223. Vol. 4. No. 2. [Internet]. Tersedia pada : https://media.neliti.com/media/publications/194732-ID-analisis-faktor-faktor-yang-mempengaruhi.pdf
Purnama,Nadia Ika. (Tanpa Tahun). ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI SUMATERA UTARA. Hal 62-70. [internet]. Tersedia pada :https://media.neliti.com/media/publications/163054-ID-analisis-pengaruh-pertumbuhan-ekonomi-te.pdf
Syahputra, Rinaldi. (Oktober, 2017). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. JURNAL SAMUDRA EKONOMIKA. Hal 183-191. Vol 1. NO. 2. [Internet]. Tersedia pada : https://ejurnalunsam.id/index.php/jse/article/download/334/259

Tingkat kemiskinan adalah salah satu indikator yang penting dalam menilai kemajuan ekonomi suatu negara, termasuk Indonesia. Meskipun bukan satu-satunya patokan, tingkat kemiskinan memberikan gambaran yang cukup komprehensif tentang sejauh mana pemerintah dan masyarakat berhasil mengatasi tantangan ekonomi.

Pertama-tama, tingkat kemiskinan mencerminkan distribusi pendapatan yang adil di masyarakat. Dalam konteks ini, kemiskinan bukan hanya mengukur sejauh mana pendapatan masyarakat meningkat secara keseluruhan, tetapi juga sejauh mana manfaat tersebut tersebar merata di antara berbagai lapisan masyarakat. Jika kemiskinan menurun, ini bisa menjadi indikasi bahwa kebijakan pemerintah dan perkembangan ekonomi mampu memberikan manfaat kepada kelompok yang lebih luas.

Kedua, mengurangi tingkat kemiskinan dapat meningkatkan daya beli masyarakat. Dengan mengangkat sejumlah besar penduduk dari garis kemiskinan, lebih banyak orang dapat berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi, seperti konsumsi barang dan jasa. Ini menciptakan lingkaran positif di mana meningkatnya daya beli dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lebih lanjut, menciptakan lapangan kerja baru, dan pada gilirannya, lebih mengurangi kemiskinan.

Selanjutnya, tingkat kemiskinan juga terkait erat dengan tingkat kesejahteraan sosial. Kemiskinan dapat menjadi penyebab atau dampak dari berbagai masalah sosial, seperti kurangnya akses pendidikan dan kesehatan, tingkat pengangguran yang tinggi, dan ketidaksetaraan gender. Dengan mengurangi tingkat kemiskinan, pemerintah dapat secara efektif menanggulangi berbagai masalah sosial yang dapat menghambat pembangunan ekonomi jangka panjang.

Namun, perlu diingat bahwa tingkat kemiskinan bukanlah satu-satunya faktor yang perlu dipertimbangkan dalam mengukur kemajuan ekonomi. Indikator lain seperti pertumbuhan ekonomi, investasi asing, dan produktivitas juga memainkan peran penting. Sebuah negara mungkin memiliki tingkat kemiskinan rendah tetapi mengalami pertumbuhan ekonomi yang lambat atau sebaliknya. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan berbagai faktor secara holistik.

Salah satu alasan mengapa tingkat kemiskinan dianggap sebagai patokan utama adalah karena dampaknya yang langsung terasa oleh masyarakat. Ketika orang merasakan peningkatan kesejahteraan dan akses ke layanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan, ini dapat menciptakan dukungan publik terhadap kebijakan pemerintah dan meningkatkan stabilitas sosial.

Selain itu, lembaga internasional seperti Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) sering menggunakan tingkat kemiskinan sebagai indikator kunci dalam mengevaluasi keberhasilan program pembangunan ekonomi suatu negara. Oleh karena itu, ketika tingkat kemiskinan menurun, ini dapat memperkuat citra dan reputasi Indonesia di tingkat internasional, membuka peluang kerjasama ekonomi yang lebih besar dengan negara-negara lain.

Dalam konteks globalisasi, negara-negara sering kali dinilai tidak hanya berdasarkan pertumbuhan ekonomi mereka, tetapi juga bagaimana mereka berhasil mengatasi masalah kemiskinan dan menciptakan inklusivitas dalam pembangunan. Oleh karena itu, tingkat kemiskinan menjadi indikator yang penting untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia bukan hanya mencapai kemajuan ekonomi, tetapi juga peduli terhadap kesejahteraan masyarakatnya.

Tingkat kemiskinan juga mencerminkan efektivitas kebijakan sosial dan perlindungan sosial yang diterapkan oleh pemerintah. Jika tingkat kemiskinan menurun, hal ini dapat mengindikasikan bahwa program-program ini berhasil memberikan perlindungan kepada kelompok rentan dalam masyarakat. Sebaliknya, jika kemiskinan meningkat, ini dapat menunjukkan bahwa diperlukan perubahan dalam strategi kebijakan untuk lebih efektif mengatasi ketidaksetaraan ekonomi.

Dalam rangka mencapai pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, pemerintah perlu menerapkan kebijakan yang tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi, tetapi juga mengurangi kesenjangan sosial dan mengatasi masalah kemiskinan. Tingkat kemiskinan yang rendah dapat menciptakan lingkungan yang kondusif untuk investasi, perkembangan bisnis, dan inovasi, yang pada gilirannya akan memperkuat fondasi ekonomi Indonesia.

Secara keseluruhan, meskipun tingkat kemiskinan bukanlah satu-satunya patokan, namun tetap menjadi indikator penting dalam menilai kemajuan ekonomi Indonesia. Dengan mengurangi tingkat kemiskinan, Indonesia dapat menciptakan masyarakat yang lebih adil, berdaya beli yang lebih tinggi, dan kesejahteraan yang lebih luas, semuanya memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.