Ternyata posisi duduk memang menentukan prestasi

Posisi duduk bisa jadi masalah pelik (tapi lucu) di Indonesia

Dulu pas masih SD, saya rajin duduk di depan. Untuk itu, di hari pertama sekolah saya berangkat pagi-pagi untuk mendapatkannya. Tidak sampai sepagi seperti yang di berita sih, saya cuma berangkat normal jam 6 pagi.

Waktu berlalu, saya beranjak masuk sekolah tingkat SMP, lalu SMA. Saya masih tetap duduk di barisan depan, tapi tidak depan-depan banget. Sesekali saya juga pernah memilih duduk di barisan belakang, dan hasilnya, saya tak banyak mengerti pelajaran yang diberikan oleh guru.

Waktu berlalu lagi, saya beranjak masuk kuliah… dan di sini saya lebih sering duduk di barisan belakang (apalagi kalau dosennya agak membosankan, hehe). Dan hasilnya, ternyata nilai rata-rata kuliah saya tidak lebih buruk daripada teman-teman yang duduk di depan, bisa dibilang sama saja.

Bagaimana ini sebenarnya?

Hasil Penelitian
Muh. Mansyur Thalib dari Universtas Tadulako, Sulawesi Tengah, melakukan penelitian terhadap 60 mahasiswa semester III Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Untad.

image

Penelitian ini dilakukan dengan metode quasi eksperimen dengan disain faktorial 2 x 2, mempunyai dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas pertama (variabel perlakuan) adalah pemberian tugas, variabel bebas kedua (variabel atribut) adalah posisi tempat duduk, sedang variabel terikat adalah skor hasil belajar Statistik Pendidikan.

Untuk lebih jelas mengenai metode penelitiannya, silahkan merujuk ke papernya. Saya langsung merujuk ke hasil penelitiannya saja.

Penelitian tersebut menyatakan rata-rata skor hasil belajar mata kuliah Statistik Pendidikan mahasiswa yang duduk di posisi depan secara signifikan lebih tinggi sebesar 26,5, sedangkan yang duduk di posisi belakang hanya sebesar 22,5 saja.

Hal itu membuktikan bahwa prestasi akademik mahasiswa yang duduk di posisi depan secara signifikan lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang duduk di posisi belakang.

Sumber: