Ternyata masih banyak dari penduduk Amerika yang merindukan sosok Obama

esquire.com

Presiden Amerika Serikan ke 45 baru saja dilantik menggantikan posisi sebelumnya yang di duduki oleh Barack Obama, tetapi masih banyak dari warga Negara tersebut yang merindukan sosok kepemimpinan Obama.

Seperti dikutip dari CNN Indonesia, Baru 13 hari usai Presiden Donald Trump resmi dilantik, hampir sebagian besar warga Amerika Serikat telah merindukan sosok Barack Obama sebagai orang nomor satu di negara itu.

Sebuah Survei menunjukkan sekitar 52 persen warga Amerika Serikat merindukan kepemimpinan Obama di Negeri Paman Sam itu. Sementara, 43 persen responden lain mengaku senang melihat AS berada di bawah komando Trump.

Survei ini dilakukan Public Policy Polling terhadap 725 pemilih terdaftar selama 30 hingga 31 Januari lalu. Sebagian besar responden berpartisipasi dalam Survei melalui sambungan telepon.

Tak hanya itu, jajak pendapat ini pun memaparkan sekitar 40 persen responden menginginkan presiden AS ke-45 itu dimakzulkan. Angka ini merangkak naik dari semula 35 persen pada pekan lalu.

Bahkan, setidaknya 500 ribu orang telah menandatangani petisi yang mendukung pemakzulan Trump.

Seperti diberitakan The Independent, Jumat (3/1), Trump merupakan presiden dengan tingkat popularitas paling rendah dalam sejarah Amerika. Meski menang suara electoral dalam pemilu 8 November lalu, Trump sebenarnya kalah suara pemilih popular dari rivalnya Hillary Clinton.

Trump meraup 306 suara electoral mengalahkan Clinton yang hanya berhasil mendapat 232 suara. Namun, politikus Partai Republik itu hanya mendapat sekitar 62 juta suara pemilih, sementara Clinton berhasil mendapat 65 juta suara dalam pemilu popular.

Popularitas Trump yang sangat rendah ini datang menyusul sejumlah retorika dan keputusan kontroversialnya sejak kampanye hingga resmi “duduk” di Gedung Putih terhitung sejak 20 Januari lalu.

Contohnya, sepekan setelah dilantik, Trump menandatangani salah satu perintah eksekutif terkait imigrasi dan larangan perjalanan yang menggegerkan dunia.

Ia meneken perintah eksekutif yang secara garis besar melarang warga dari tujuh negara Muslim yang dinilai memiliki resiko tinggi aktivitas terorisme untuk masuk ke AS sementara. Ketujuh negara itu adalah Iran, Irak, Libya, Somalia, Sudan, Suriah, dan Yaman.

Protokol ini menimbulkan banyak kecaman tak hanya dari dalam negeri, tapi juga dari dunia internaisonal. Hanya sekitar 26 persenw arga Amerika yang mendukung larangan Muslim yang dinilai diskriminatif ini.

Selain itu, rencana Trump untuk mencabut program kesehatan Obamacare juga semakin menurunkan popularitasnya di kalangan warga sendiri. Sebab, hanya 41 persen pemilih yang mendukung Undang-Undang Fasilitas Kesehatan Terjangkau tersebut.

Sumber