Teknologi Informasi membuat manusia menjadi malas

  • Agree
  • Not Agree

0 pemilih

Teknologi Informasi (TI), atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Information technology (IT) adalah istilah umum untuk teknologi apa pun yang membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan dan/atau menyebarkan informasi. TI menyatukan komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk data, suara, dan video. Contoh dari Teknologi Informasi bukan hanya berupa komputer pribadi, tetapi juga telepon, TV, peralatan rumah tangga elektronik, dan peranti genggam modern (misalnya ponsel).

Dalam konteks bisnis, Information Technology Association of America menjelaskan bahwa TI adalah pengolahan, penyimpanan dan penyebaran vokal, informasi bergambar, teks dan numerik oleh mikroelektronika berbasis kombinasi komputasi dan telekomunikasi. Istilah dalam pengertian modern pertama kali muncul dalam sebuah artikel 1958 yang diterbitkan dalam Harvard Business Review, di mana penulis Leavitt dan Whisler berkomentar bahwa "teknologi baru belum memiliki nama tunggal yang didirikan. Kita akan menyebutnya teknologi informasi (TI). Beberapa bidang modern dan muncul teknologi informasi adalah generasi berikutnya teknologi web, bioinformatika, ‘‘Cloud Computing’’, sistem informasi global, Skala besar basis pengetahuan dan lain-lain. Dengan adanya TI, pekerjaan manusia menjadi lebih mudah dan praktis.

Apakah teknologi informasi dengan kemampuannya yang dapat membuat segala sesuatu menjadi lebih mudah dapat membuat manusia menjadi malas? Berikan pendapat anda!

:negative_squared_cross_mark: Not Agree

IT telah berkembang dengan sangat pesat, meningkatkan produktifitas manusia, mempermudah perusahaan, dan lain lain. Tetapi IT juga disalahkan karena membuat manusia menjadi malas, namun saya tidak setuju dengan hal tersebut, karena terdapat banyak inovasi-inovasi pada bidang IT yang membuat manusia menjadi tidak malas. Berikut adalah inovasi-inovasi yang tidak membuat manusia menjadi malas:

1. Jukely
Jukely adalah sebuah layanan untuk berlangganan konser musik secara digital, Jukely memotivasi para penggunanya untuk pergi keluar dan menjelajahi sebuah konser. Dengan biaya berlangganan sebesar 25US$ perbulan, pengguna jukely dapat menghadiri banyak pagelaran musik yang mereka inginkan. Menurut CEO Jukely dalam sebuah wawancara, “Jukely pasti bisa membantu mengubah kebiasaan sosial seseorang, kami sudah melihatnya sendiri, berbeda dengan orang yang menghadiri konser 1-2 kali dalam setahun, pengguna jukely dapat menghadiri konser 2-3 kali dalam sebulannya”. Jukely juga mempunyai fitur friend matching yang menganalisis data selera musik seseorang dan mencocokan data nya ke pengguna lain yang memiliki selera musik yang sama, sehingga pengguna jukely dapat menghadiri konser yang berada disekitarnya bersama teman atau orang lain yang memiliki selera musik yang sama.

2. Walc
Munculnya GPS telah mengurangi kebutuhan kita akan peta fisik dan, beberapa pendapat menyatakan bahwa itu dapat mengurangi kemampuan kita dalam berorientasi pada lingkungan sekitar. Teknologi standar GPS tidak mengizinkan otak kita untuk membentuk “mental maps”, atau “mental paths” yang biasa terkaitkan dengan lingkungan sekitar yang familiar dan diingat melalui paparan berulang. Walc adalah sebuah aplikasi navigasi yang bertujuan untuk menjembatani kesenjangan antara GPS dan mental maps untuk mempromosikan berjalan dan eksplorasi. Aplikasi ini berjanji untuk memberikan arah berjalan kepada penggunanya dengan menggunakan landmark yang biasa didengar seperti, “belok kanan di McDonald’s”. Dengan membuat sistem navigasi yang lebih mudah, lebih intuitifm dan kurang canggung, Walc berharap dapat memicu kenginan kuat untuk berjalan-jalan dan mengeksplorasi kota.

3. Automated Flight Control
Berdasarkan sebuah studi oleh NASA, ketika kehilangan kontrol bahkan pada saat penerbangan, yang umum terjadi adalah karena kesalahan manusia. Meskipun begitu, Federal Aviation Administration menerbitkan statistik pada artikel ini, sejak teknologi autopilot diperkenalkan, jumlah kecelakaan karena kesalahan manusia berkurang secara drastis. Seorang manajer senior dari maskapai Alitalia menjelaskan kepada Agency Oasis, menggunakan autopilot meningkatkan kontrol dari sebuah pesawat dan, pada waktu yang bersamaan, memungkinkan awak pesawat untuk untuk melakukan hal lain, seperti melakukan aktivitas fisiologis, dan meninggalkan kokpit untuk membantu penumpang dalam keadaan darurat medis atau keadaan mendesak yang lain. Bahkan Bill Voss, President dari Flight Safety Foundation mengatakan, “saya tidak bisa membayangkan berapa banyak orang yang sudah diselamatkan oleh automation”. Ketika kecelakaan terjadi dan masyarakat menyalahkannya kepada pilot, mereka seharusnya lebih mempertimbangkan masalah lain, yaitu kurangnya pelatihan yang tepat.

Klaim yang mengatakan bahwa teknologi membuat kita malas adalah kemalasannya sendiri. Ini bukan teknologi yang membuat kita malas, tetapi cara kita menggunakannya lah yang membuat nya seperti itu. Teknologi tidak membuat sifat kita baik ataupun buruk, teknologi hanyalah sebuah alat, seperti contoh diatas, teknologi dapat digunakan secara positif dan membuat kita menjadi lebih aman, aktif, dan sehat. Teknologi adalah sebuah kekuatan, dan dengan kekuatan datanglah sebuah tanggung jawab. itu semua tergantung kita sebagai pengguna, belajarlah bagaimana menjadi smart user.

Sumber

:white_check_mark: Agree

Dapatkah anda melewati seminggu tanpa menggunakan handphone atau gadget? Masih ingatkah anda kapan terakhir kali tidak mengakses internet selama sehari penuh? Teknologi telah membuat hidup kita lebih mudah sehingga kita bahkan takut untuk meninggalkan handphone atau gadget dalam suatu jangka waktu yang lama. Kita harus menghadapi faktanya, bahwa teknologi telah membuat manusia menjadi MALAS.

  • Tidak perlu meninggalkan rumah untuk mencari hiburan
    Mengapa kita harus bangun, mandi, berganti pakaian, dan pergi ke bioskop di saat kita bisa duduk santai di rumah dan menonton Netflix? Pasti kita pernah merasa ragu ketika ingin pergi mencari hiburan keluar rumah, padahal kita dapat melakukannya di dalam rumah. Apalagi, Nintendo dan Microsoft telah merilis Wii dan Kinect, dengan alat-alat ini, kita dapat bermain bowling, tenis, atau berpartisipasi dalam olahraga-olahraga lainnya hanya melalui sebuah televisi.

  • Mungkinkah kita tersesat di tengah perjalanan?
    Kita semakin dekat dengan hari di mana orang-orang tidak lagi dapat membaca peta. Hal ini dikarenakan meluasnya penggunaan GPS yang pemakaiannya lebih efisien dibandingkan dengan peta biasa.
    Awal mula berkurangnya penggunaan peta disebabkan oleh MapQuest, website ini dapat memberi kita arahan menuju ke tempat yang kita inginkan. Namun, walaupun sudah menggunakan MapQuest, masih ada orang-orang yang membawa peta biasa untuk berjaga-jaga. Selanjutnya, muncul alat GPS bermerk Garmin dan Tomtom. Kedua alat GPS ini berhasil menurunkan jumlah pengguna MapQuest. Lalu muncullah aplikasi yang kita kenal saat ini, yaitu GoogleMaps, aplikasi ini memanfaatkan GPS untuk mengetahui lokasi kita dan memberikan arahan-arahan agar sampai ke tujuan dengan waktu yang paling singkat. Teknologi ini memungkinkan orang yang tidak tahu arah sekalipun, dapat sampai di tujuan yang diinginkan.

  • Google menjawab semua pertanyaan
    Kita semua pasti pernah menggunakan google untuk mencari jawaban dari sebuah pertanyaan. Berdasarkan Google, kata kunci “How to tie a tie” dicari sebanyak 500.000 kali per bulan, “how to boil water” dicari lebih dari 1000 kali per bulan, dan “how to boil eggs” dicari 40.000 kali per bulan.
    Google telah memudahkan kita dalam mempelajari sesuatu atau suatu proses. Dulunya, ketika kita tidak mengerti bagaimana cara melakukan sesuatu, kita harus bertanya pada seseorang yang mengetahuinya, atau mencoba-coba hingga kita mendapatkan hasil yang sesuai. Namun sekarang tidak lagi, pencarian cepat melalui Google akan memberi kita tutorial-tutorial dari Youtube, post dari sebuah Blog, dan dokumen PDF yang menampilkan instruksi-instruksi untuk melakukan hal yang kita inginkan.

  • Mempercepat dan mempermudah segala urusan
    Seringkali kita menghabiskan weekend untuk mengurusi hal-hal rumah tangga atau keperluan-keperluan lainnya sehingga menyita waktu untuk beristirahat dan bersenang-senang. Namun sekarang, online shopping dan layanan-layanan seperti Peapod dan TaskRabbit dapat melakukan urusan-urusan dan memenuhi keperluan kita. Di indonesia sendiri, sudah ada aplikasi GO-JEK yang dapat membantu kita dan dapat dipesan melalui smartphone. Hanya melalui satu aplikasi kita dapat memesan alat transportasi, berbelanja, pengiriman barang, delivery makanan, layanan pembersihan rumah, pembelian obat, dan bahkan layanan massage.
    Layanan-layanan ini sangat berguna untuk orang-orang yang tidak memiliki waktu atau secara fisik tidak dapat melakukan hal-hal tersebut. Namun, banyak orang-orang yang memiliki waktu dan tenaga tetapi memilih online shopping karena alasan malas untuk keluar rumah.

Sepertinya, dengan munculnya teknologi-teknologi baru membuat kita malas dan semakin malas untuk melakukan sesuatu. Jika kamu merupakan tipe orang yang tidak jadi mengganti channel televisi karena tidak dapat menemukan remotenya atau orang yang lebih memilih Skype daripada pergi untuk mengunjungi teman/keluarga. Kamu kemungkinan orang yang dibuat malas oleh teknologi.

Sumber : Has Technology Made us Lazy and Dependent? - Lifehack

:white_check_mark: Agree

Saya setuju bahwa teknologi informasi (TI) dapat membuat manusia menjadi malas. Itu adalah salah satu resiko dari penggunaan teknologi informasi disamping banyaknya manfaat yang ditawarkan. Terdapat salah satu dampak negatif dari penggunaan TI salah satunya adalah membuat manusia menjadi malas. Sudah tidak bisa dipungkiri lagi bahwa hampir setiap kegiatan yang kita jalani menggunakan kecanggihan teknologi informasi agar pekerjaan menjadi lebih mudah. Berikut adalah beberapa alasan mengenai teknologi Informasi (TI) dapat membuat manusia menjadi malas.

1. Adanya layanan food delivery (Go-Food).

Saat teknologi informasi belum sebesar sekarang, kebanyakan orang masih menggunakan cara tradisional dalam membeli makanan. YAitu dengan datang langsung ke restauran atau penjual makanan yang diinginkan. Namun, seiring berkembangnya teknologi informasi (TI), muncullah sebuah aplikasi yang bisa memesankan makanan seseorang tanpa perlu orang tersebut meninggalkan rumahnya. Hal tersebut membuat manusia menjadi malas karena tinggal menekan beberapa tombol saja, makanan sudah tersedia di hadapan kita.

2. Menjamurnya toko online.

Saat ini toko online sudah menjamur di kalangan masyarakat Indonesia. Seakan membeli di toko online sudah menjadi budaya masyarakat modern. Sama halnya dengan layanan food delivery, kita bisa membeli barang yang kita kehendaki hanya dengan menekan beberapa tombol saja. Dengan kita mentransfer sejumlah uang yang ditagihkan kita hanya perlu duduk manis di rumah dan menunggu barang yang kita pesan sampai. Hal inihampir menggeser peran toko offline yang dimana kita harus keluar rumah terlebih dahulu untuk membeli barang yang kita inginkan.

3. Berkurangnya tatap muka dengan teman akibat social media.

Facebook, twitter, path, instagram, dan berbagai media sosial lain telah mendekatkan jarang orang yang jauh dan menjauhkan jarak dari orang yang dekat. Sosial media saat ini seakan sudah seperti menjadi kewajiban bagi masyarakat kita. Tiada hari tanpa sosial media. DEngan adanya sosial media itu akan memberikan dampak negatif yaitu berkurangnya tatap muka orang - orang untuk mengobrol dan membicarakan berita terhangat. Social media membuat kita bisa mengobrol dengan orang lain tanpa membuat kita keluar dari rumah, bahkan tidak keluar kamar. Hal tersebut membuat kita malas untuk keluar rumah.

Kata sebaian orang, teknologi informasi (TI) dpat memudahkan hidup seseorang. Terlalu mudahnya pekerjaan yang kita jalani sampai - sampai membuat kita menjadi malas. Salah satunya malas untuk keluar rumah. Ada kemungkinan di masa depan teknologi informasi bisa menggantikan badan kita, dan kita hanya perlu di rumah dan mengendalikan badan tersebut. Itulah alasan mengapa teknologi membuat kita menjadi malas.

Sumber : 11 Ways Tech has Made Us Lazy

:negative_squared_cross_mark: Not Agree

Dengan pesatnya perkembangan teknology sudah banyak aplikasi - aplikasi yang menunjang kegiatan manusia dalam berolahraga salah satunya adalah aplikasi mywellness dari technogym. Dengan solusi digital ini kita mendapatkan program latihan yang tidak hanya bisa dilakukan di gym, tetapi juga ketika mereka pergi berlibur, di tempat kerja atau di rumah ketika mereka membutuhkan sebuah program pelatihan. Melalui aplikasi mywellness atau website mywellness mereka dapat memiliki pelatih mereka ke mana pun mereka pergi yang siap membantu dan memotivasi para anggotanya. Hidup dengan gaya hidup aktif menjadi aktif setiap hari, setiap minggu, dan sepanjang tahun, dengan berbagai cara yang sudah di sediakan dalam aplikasi tersebut.

Tidak berhenti sampai disitu sekarang juga sudah bermunculan teknologi dalam bentuk smartphone, jam tangan dan pelacak aktivitas (wristband).Dengan user-friendly dapat memotivasi dan mendorong penggunanya untuk lebih banyak bergerak. Dengan adanya teknologi ini penggunanya dapat melakukan berbagai latihan ketika melakukan kegiatan sebagai contoh ketika mereka pergi belanja pengguna tinggal mendownload aplikasi dari smartphone merka lalu bisa melakukan mengumpulkan berbagai macam gerakan gerakan ringan melalui pelacak aktifitas.

Sudah banyak orang-orang yang melakukan latihan kekuatan atau peregangan melalui ponsel mereka di pusat pelatihan, di rumah atau di luar. Dengan video latihan, pesan memotivasi dan program pelatihan yang dirancang untuk mereka, ini akan menjadi mudah dan sangat efisien.

:white_check_mark: Agree

Teknologi zaman sekarang telah membuat banyak hal menjadi lebih efisien dan sederhana. Salah satu contohnya adalah e-book. Kita tidak perlu lagi pergi ke toko buku untuk mencari buku yang kita inginkan, ataupun kecewa karena buku yang kita inginkan sedang kosong atau out of stock. Sekarang kita hanya memerlukan gadget untuk membeli atau membuka e-book. Kindle merupakan alat yang sukses dalam hal ini. Kindle memungkinkan kita untuk melihat-lihat, membeli, mendownload, dan membaca e-book, koran, majalah, dan media digital lainnya melalui sebuah tablet yang memiliki koneksi internet. Selain itu, Barnes and Noble yang merupakan sebuah toko buku ternama telah merilis tablet e-book mereka, yaitu Nook. Seiring perkembangan zaman, alat-alat tersebut berkembang menjadi aplikasi yang dapat diakses melalui sebuah gadget.
Aplikasi-aplikasi ini memudahkan kita dalam membeli buku, membandingkan buku, dan membaca review tentang buku-buku tersebut. Setelah memilih buku yang diinginkan, kita dapat membeli buku tersebut hanya dalam hitungan detik. Sekarang kita juga tidak perlu repot membawa-bawa buku fisik yang berat, semua dapat diakses melalui e-book dalam gadget kita. Kita bahkan dapat meninggalkan catatan kecil, memberikan keterangan, memblok tulisan, ataupun membagikan cuplikan dalam e-book ke media sosial.
Hal ini tentu saja membuat manusia semakin malas untuk membawa dan membaca buku fisik, yang perlu kita lakukan hanya membawa gadget yang tentunya lebih simple dan efisien.

Sumber :

:white_check_mark: Agree

Bukti lain dari Teknologi Informasi telah membuat manusia menjadi malas adalah kecanduan dalam bermain video game. Kecanduan ini telah menyebabkan masalah bagi banyak orang, terutama pemain game itu sendiri. Banyak faktor yang membuat seseorang kecanduan bermain game. Salah satunya adalah karena game itu sendiri memang diciptakan seperti itu(membuat candu). Tujuan utama para pembuat game adalah mencari keuntungan, yang didapat jika semakin banyak orang yang memainkan game tersebut. Maka dari itu game harus dibuat menantang tapi tidak terlalu susah sehingga orang-orang tetap ingin memainkannya. Akibat dari kecanduan game ini dapat membuat seseorang malas untuk melakukan hal lain, seperti makan dan menjaga kebersihan tubuhnya. Selain itu, pecandu game juga merasa malas untuk keluar rumah, dan malas untuk menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman-teman. Mereka lebih memilih untuk melanjutkan bermain game walaupun memakan waktu berjam-jam. Hal-hal ini dapat mengarah ke masalah kesehatan dan masalah sosial.

Sumber : Signs and Symptoms of Video Game Addiction - Causes and Effects