Teknik apa saja yang dapat digunakan dalam melakukan identifikasi risiko?

identifikasi risiko

Dalam identifikasi risiko, terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan. Lalu, apa saja teknik yang digunakan dalam identifikasi risiko?

Risiko adalah suatu potensi untuk memperoleh atau kehilangan sesuatu yang memiliki nilai. Untuk mengetahui risiko yang mungkin terjadi, perlu dilakukan identifikasi risiko. Identifikasi risiko adalah proses membuat daftar risiko projek yang potensial beserta karakteristik dari masing - masing risiko. Ada beberapa teknik dalam melakukan identifikasi risiko, diantaranya:

  1. Delphi Techniques
    Teknik ini melibatkan pemberian kuesioner kepada para ahli dan menyusun tanggapan mereka tanpa menghubungkan pendapat dengan orang yang menyarankannya. Tanggapan tersebut kemudian dikembalikan ke kelompok ahli yang sama untuk analisis lebih lanjut. Para ahli memberikan pendapat mereka tentang risiko secara anonim tanpa mempengaruhi satu sama lain.

  2. Root Cause Analysis
    Root cause analysis merupakan seni yang menggunakan teknik diagram seperti Fishbone Diagram, Process Flow Charts, dan Influence Diagram untuk menemukan akar permasalahan yang dapat menimbulkan risiko yang perlu didokumentasikan.
    Contoh template fishbone diagram

    ishikawa1

  3. Checklist Analysis
    Menggunakan checklist pada proyek dapat membantu mengidentifikasi risiko. Contoh kegiatan pada checklist dapat mencakup pengkajian dokumen, melibatkan stakeholder, dan lain-lain. Checklist analysis dapat membantu mengidentifikasi tugas yang tertunda atau bermasalah yang menimbulkan risiko bagi proyek.

  4. Probabilitas Risiko dan Penilaian Dampak
    Berapakah probabilitas suatu risiko akan terjadi? Berapa biaya yang akan dikeluarkan jika hal itu terjadi? Matriks Probabilitas dan Dampak menunjukkan risiko mana yang harus dikelola terlebih dahulu.

  5. Risk Reassessment
    Teknik ini melibatkan penilaian ulang untuk melihat apakah ada yang berubah. Tujuan utamanya adalah untuk menemukan risiko baru yang mungkin muncul dan untuk memeriksa apakah risiko yang telah diidentifikasi sebelumnya masih berlaku.

  6. Variance and Trend Analysis
    Membandingkan hasil aktual dengan hasil yang direncanakan adalah cara yang baik untuk melihat apakah ada sesuatu yang semakin buruk atau membaik. Carilah variansi dalam kekurangan, jadwal, kinerja, dan biaya untuk mengidentifikasi risiko yang mungkin terpotong pada proyek Anda.

  7. Reserve Analysis
    Teknik ni mencakup pengawasan uang yang telah disisihkan untuk mengatasi risiko. Ini juga dikenal sebagai contingency reserve. Lambat pada bagian ini berarti perusahaan mungkin tidak memiliki cukup dana untuk menutupi risiko yang tersisa. Management Reserve digunakan untuk mengelola “unknown unknowns”, sedangkan contingency reserve untuk “known unknowns”.

  8. Audit Risiko
    Dalam bagian ini, pihak luar datang untuk memeriksa strategi risk response organisasi dan keefektifannya. Mereka memeriksa untuk memastikan bahwa risk response mampu menangani akar permasalahan mereka dan menentukan seberapa efektif proses perencanaan risiko.

  9. Technical Performance Measurement
    Teknik ini melibatkan pengecekan informasi kinerja proyek perusahaan untuk melihat apakah tindakan tersebut sesuai dengan yang direncanakan.

  10. Status Meetings
    Setiap status meetings harus memiliki unsur identifikasi dan ulasan risiko. Mereka dapat membantu mengatasi masalah, memulai respon risiko tepat waktu atau mengidentifikasi peluang yang perlu dieksploitasi. Pastikan untuk meminta masukan dari staf terkait. Mereka akan lebih baik dalam mengidentifikasi risiko karena merekayang melakukan pekerjaan itu. Teknik seperti brainstorming bisa melengkapi hal ini.

  11. Analisis SWOT
    Analisis SWOT dapat membantu menilai kinerja bisnis dengan melihat kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapinya.

  12. Interviewing
    Wawancara dilakukan dengan peserta proyek, stakeholder, ahli/pakar, dan lain-lain untuk mengidentifikasi risiko.

  13. Assumption Analysis
    Teknik ini melibatkan identifikasi berbagai asumsi proyek dan penentuan validitasnya, kemudian membantu mengidentifikasi risiko proyek.

Sumber: