Nabastala mengabu mengiringi kepergianmu
Anila pun enggan berlalu
Waktu membeku, hari biru
Terdayuh oleh rahsa sendu
Jelaskan bagaimana aku bisa tanpamu
Tanpa binar aksa yang menguatkanku
Menarikku dari jurang keterpurukan, menghapus lukaku
Mengisi ruang rindu, menghangatkan kalbu
Jelaskan bagaimana aku mampu melupakanmu
Saat bayangmu selalu di benakku
Saat senyummu selalu kurindu
Cintamu telah terpatri, tertanam dalam hati
Jika mampu kuputar waktu
Ingin aku mengulang semua hari insah bersamamu
Namun, kutau itu hanyalah harapan semu
Karena Tuhan waktu lebih menyayangimu.
Kau adalah anugerah terindah Tuhan untukku
Jika memang mencintai kehilangan adalah inginmu
Beri aku waktu
Untuk bisa berdamai dengan rasaku
Untuk bisa terbiasa tanpamu…
Tuban, 25 September 2020