Tambang Emas Sangihe, Perekonomian Meningkat atau Merusak Lingkungan?

sangihe
Tambang emas Sangihe yang sedang menjadi pro dan kontra dikelola oleh PT. Tambang Mas Sangihe (TMS). TMS merupakan pemegang kontrak karya (KK) generasi VI dengan pemerintah Republik Indonesia pada 1997 silam. Lalu, KK milik TMS sudah diamandemen pada 23 Desember 2015. Oktober 2019, kementerian ESDM mengeluarkan surat persetujuan tekno-ekonomi atas dokumen studi kelayakan lewat Ditjen Minerba. Selanjutnya, Gubernur Sulawesi Utara menerbitkan persetujuan keputusan Kelayakan lingkungan pada September 2020. lalu, keputusan Menteri ESDM agar TSM bisa menaikkan tahap kegiatannya dari Eksploitasi menjadi produksi. TMS disebut mengantongi IUP dari Kementerian ESDM sebesar 42 ribu hektare di pulau yang luasnya mencapai 736 km2. Pemerintah pusat berjanji akan melakukan pengawasan ketat agar pertambangan emas tak mengakibatkan kerusakan lingkungan seperti pencemaran sumber air dan wilayah pesisir. Namun apakah pemerintah akan merealisasi janjinya?

Keuntungan dari tambang emas akan meningkatkan pendapatan negara melalui pajak yang diterima pemerintah dari perusahaan tambang akan masuk sebagai pendapatan negara. Oleh pemerintah, pendapatan negara ini akan dipergunakan sebagai peningkatan mutu pembangunan infrastustur baik di daerah maupun pusat.

Warga pulau Sangihe mayoritas mencari nafkah sebagai nelayan, berkebun umbi-umbian, kelapa, pala, cengkeh dan sagu. Jika ada aktivitas tambang, mereka khawatir kegiatan pertanian akan terganggu. Selain itu, ancaman punahnya hewan endemik burung seriwang sangihe atau Manu’ niu akibat dari hilangnya habitat. Warga juga khawatir limbah dari aktivitas tambang tersebut akan merusak perairan di sekitar pulau. Sementara, hutan dan laut di Sangihe menjadi penopang hidup masyarakat sekitar.

Bagaimana menurut kalian?

Referensi

BBC Indoensia, CNN Indonesia

2 Likes

Perushaan pertambangan emas pada dasarnya dapat memberikan kemakmuran kepada pemerintah Indonesia baik itu melalui pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan itu sendiri setiap bulannya atau melalui pajak yang diberikan oleh perusahaan tesebut kepada pemerintah setiap tahunnya. Namun di sisi lain, pertambangan juga pada dasarnya dapat merusak kelestarian lingkungan seperti pencemaran air, dan pengundulan hutan yang bertujuan untuk memperluas area pertambangan, sedangkan yang telah kita ketahui bersama bahwa sebagian besar penduduk yang berada di Sulawesi Utara, berprofesi sebagai nelayan, dan sebagai petani, baik itu petani umbi-umbian, kelapa, pala, cengkeh dan sagu. Semua yang dilakukan oleh masyarakat bertujan untuk menjaga keberlangsungan hidup mereka sehar-hari dan dengan diakannya kegiatan pertambangan di area tempat mereka bekerja, hal tersebut tentu saja dapat mengganggu aktivitas mereka. Sehingga kesimpulan yang dapat saya ambil adalah tambang emas Sangihe tentu saja dapat meningkatkan perekonomian tetapi di samping itu juga dapat merusak lingkungan sekitar, jadi sebaiknya jika pemerintah masih memberikan izin akan berdirinya perusahaan tersebut, maka sebaiknya setiap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut selalu di awasi ketat oleh pemerintah, agar tidak merusak lingkugan dan masyarakat masih dapat berkativitas seperti biasa tanpa harus merasa terganggu akan aktivitas pertambangan yang dilakukan oleh peruahaan di daerahtempat tinggal mereka.

Source:

Pada dasarnya segala sesuatu yang termasuk dalam kegiatan pengelolaan sumber daya, haruslah memiliki manfaat serta menjadi suatu kontribusi untuk negara maupun masyarakatnya. Namun kala ini berita yang beredar terkait PT Tambang Mas Sainghe banyak memicu kontra dari warga masyarakat sekitar, menimbulkan beragam aksi yang mereka unjuk sebagai suatu penolakan atas beroprasinya PT TMS tersebut, pasalnya aktivitas pertambangan merusak kondisi alam, lingkungan sekitar serta sumber air bersih.

Beberapa terkait suara masyarakat yang terdengar sebagai suatu bentuk unjuk rasa yang mereka berikan atas keinginan untuk PT TMS di berhentikan secara total terdengar dari,
Abner Patras, salah satu orator, mengatakan pihaknya menolak kehadiran PT Tambang Mas Sangihe mengeksploitasi pulau Sangihe. Dia mendesak PT TMS angkat kaki dari Pulau Sangihe

“Kami sangat cinta pulau Sangihe. Kami tidak mau Sangihe itu rusak. Itu adalah kebanggaan kami orang-orang Sanger yang ada di Sulawesi Utara,” teriak Abner, di depan kantor Gubernur Sulut, Kamis (28/10/2021).

Abner mendesak pemerintah melihat persoalan warga Sangihe. Menurutnya, ada banyak rakyat yang hidup di Sangihe.

“Tolong dengar kata-kata kami. Selamatkan banyak jiwa yang ad di sana. Banyak anak, banyak perempuan di sana,” cetusnya.

Sumber : Tolak Tambang Emas di Sangihe, Massa Geruduk Kantor Gubernur Sulut

#diskusionline

Pertambangan emas sangihe memang menimbulkan pro dan kontra untuk masyarakat Indonesia. Terutama antara perusahaan PT TMS dan masyarakat dari Sangihe. Keberagaman Tanah Sangihe yang mengandung emas dan logam mulia yang telah bertahun-tahun digali secara ilegal oleh masyarakat setempat. Menjadi pusat mata pencaharian warganya, yang kini menghadapi ancaman kerusakan lebih besar karena pulau sangihe telah ditetapkan sebagai wilayah pertambangan emas milis PT Tambang Mas Sangihe (TMS).

download (6)

Saat ini masyarakat sangihe berada dalam kecemasan yang tinggi, dimana pusat tempat mata pencaharian mereka selama ini yang akan menghilang, laut dimana tempat mereka mencari ikan yang akan mulai tercemar. Wilayah pertambangan yang mencakup hutan yang merupakan rumah bagi berbagai spesies burung endemik sangihe yang meraka jaga dan lestarikan kini terancam punah serta kecemasan lainnya yang akan terjadi karena dampak pertambangan sangihe ini.

Tentunya tambang emas sangihe ini tidak berdampak pada masyarakat sangihe saja, tetapi berdampak sangat besar pada kondisi lingkungan. Tetapi di satu sisi, tambang emas sangihe ini juga memberikan dampak positif. Terutama untuk dapat membantu meningkatkan perekonomian Indonesia.

Pembebasan lahan serta penolakan dari masyarakat sangihe adalah hambatan untuk proyek tambang emas sangihe ini. Menurut saya, pihak perusahaan harus memfokuskan kepada jalur komunikasi dan transparansi kepada masyarakat sangihe mengenai pertambangan emas ini. Kebanyakan warga memiliki kecemasan berlebih mengenai dampak dari adanya pertambangan sangihe ini. Oleh karena itu, pihak perusahaan perlu menjelaskan mengenai apa dan bagaimana dampak dari pertambangan ini. Dan sama-sama mencari solusi untuk warga mengenai masalah-masalah dihadapi.

Tambang emas Sangihe, seperti banyak proyek pertambangan, memunculkan berbagai pandangan terkait dampaknya terhadap perekonomian dan lingkungan. Sementara beberapa berpendapat bahwa proyek ini dapat meningkatkan perekonomian setempat, yang lain khawatir akan kerusakan lingkungan yang dapat timbul.

Peningkatan Perekonomian: Pendukung proyek pertambangan emas Sangihe berpendapat bahwa investasi ini dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya tambang emas, tercipta lapangan pekerjaan baru yang dapat mengurangi tingkat pengangguran. Pendapatan yang diperoleh oleh pekerja tambang dan perusahaan tambang juga dapat meningkatkan daya beli masyarakat setempat.

Selain itu, proyek ini dapat memberikan pendapatan bagi pemerintah melalui pajak dan royalti pertambangan. Dana ini dapat digunakan untuk membiayai proyek infrastruktur, pendidikan, dan layanan kesehatan, yang pada gilirannya akan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat setempat.

Dampak Lingkungan: Di sisi lain, banyak yang prihatin dengan dampak lingkungan yang mungkin diakibatkan oleh tambang emas Sangihe. Proses penambangan emas umumnya melibatkan penggunaan bahan kimia berbahaya seperti merkuri dan sianida, yang dapat mencemari air dan tanah. Ini dapat berdampak negatif pada ekosistem lokal dan kesehatan masyarakat yang mengandalkan sumber daya alam tersebut.

Selain itu, kegiatan pertambangan dapat merusak habitat alami dan menyebabkan kerusakan lahan. Penggalian tanah dan pembuangan limbah tambang dapat mengubah morfologi wilayah dan mengancam keberlanjutan sumber daya alam setempat. Bencana alam seperti tanah longsor dan pencemaran udara juga dapat menjadi dampak sekunder dari aktivitas pertambangan.

Penyeimbangan dan Pengelolaan yang Baik: Pentingnya mencari keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan tidak bisa diabaikan. Pengelolaan tambang emas Sangihe harus mematuhi standar lingkungan yang ketat dan melibatkan pemantauan terus-menerus terhadap dampaknya. Investasi dalam teknologi ramah lingkungan dan pengembangan metode pertambangan yang lebih berkelanjutan juga menjadi kunci.

Kesimpulan: Dalam merespon pertanyaan ini, penting untuk mempertimbangkan kedua sisi dari perspektif ekonomi dan lingkungan. Tambang emas Sangihe memiliki potensi untuk memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian setempat, namun tantangan utamanya adalah meminimalkan dampak negatifnya terhadap lingkungan. Hanya dengan pendekatan yang berimbang dan pengelolaan yang baik, proyek seperti ini dapat memberikan manfaat jangka panjang tanpa mengorbankan keberlanjutan lingkungan.