Tadashi Yanai : CEO Fast Retailing

Tadashi Yanai adalah pebisnis asal Jepang yang bergerak di dunia retail. Dia adalah pendiri perusahaan retail Fast Retailing, yang mana itu adalah Uniqlo ( Unique Clothing ). Dan pada Januari tahun 2014, Tadashi Yanai berada pada peringkat ke 35 orang terkaya di dunia. Dia lahir di Ube, Yamaguchi.

Masa Muda

Tadashi Yanai lahir di Jepang lahir pada 7 Februari 1949. Dia bersekolah di Sekolah menengah di Ube, dan lulus dari Perguruan Tinggi Waseda pada 1971 dengan mendapat gelar sarjana Ekonomi dan Ilmu Politik. Dia putra dari pasangan Kanichi Yanai dan Hisako Mori Yanai. Dia memiliki seorang paman yang merupakan aktifis yang disebut Burakumin yang membela kaum minoritas di Jepang. Pada masa kuliahnya, Yanai aktif menentang Perang Vietnam.

Karir

Setelah lulus dari perguruan tinggi pada tahun 1971, Yanai memulai usahanya dengan menjual alat alat dapur dan pakaian pria di supermarket JUSCO. Setelah setahun di JUSCO, Yanai keluar dan bergabung dengan usaha jahit pinggir jalan milik ayahnya. Pada tahun 1984, Yanai membuka outlet Uniqlo pertamanya pada tahun 1984 di Hiroshima. Dan merubah nama usaha ayahnya, Ogori Shoji menjadi Fast Retailing pada tahun 1991.

Selama 30 tahun berbisnis, Yanai berhasil mengubah toko pakaian pria milik ayahnya yang bernama Ogori Shojo yang dulu angka penjualan tahunannya belum mencapai 1 miliyar yen, menjadi raksasa pakaian kasual global dengan pendapatan fiskal 2015 sebesar 1,68 triliun yen ( sekitar $15,5 miliar). Yanai menyebut, bahwa “Soul” adalah prinsip dari perusahaannya. Awalnya, Ogori Shoji di dirikan di Ube, kota industri di perfektur Yamaguchi, di ujung selatan Pulau Honshu, Jepang pada tahun 1963. Namun, seiring dengan pertambahan usia, Yanai muda memiliki hal lain yang dipikirkan. Tapi setelah lulus dari universitas, Yanani sadar bahwa dia harus mencari nafkah.

Dia bekerja satu tahun di perusahaan ritel lain sebelum terjun ke usaha ayahnya. Namun, pada kedatangan nya tersebut, mendorong enam karyawan meninggalkan perusahaan. Mereka mengira bahwa Yanai akan menjadi CEO dari perusahaan ayahnya tersebut. Pada saat dia belum menjadi presiden perusahaan milik ayahnya, dia sudah mencatat 7 prinsip yang dipakai oleh sang ayah saat masih menjalankan perusahaannya. Dan saat membuka toko Uniqlo, dia menambahkan prinsip yang tersisa.

Doktrin Yanai

1. Mendahulukan Pelanggan

Prinsip pertama bagi Yanai adalah “Menanggapi Pelanggan dan menciptakan pelanggan baru”. Prinsip tersebut berakar pada pengalamannya dalam menjalankan toko tunggal saat pertama kali bekerja untuk ayahnya. Menurutnya, seseorang bisa punya bisnis hanya karena dia punya pelanggan. Dan karena itulah, pelanggan harus ditempatkan di posisi paling atas.

2. Kontribusi Sosial

Menurut Yanai, perusahaan terkait dengan apa yang bisa diberikan kepada masyarakat secara keseluruhan. Perusahaan yang sukses harus melayani masyarakat, sedangkan perusahaan yang tidak bersatu dengan masyarakat dan hanya mengejar intinya tidak akan bertahan lama.

3. Rangkul Optimisme

Menurut Yanai, bisnis yang bagus harus terdapat “harapan tinggi untuk masa depan” dan mendorong manajer Fast retailing untuk berinvestasai secara positif dan proaktif. Menurutnya, pesimisme adalah hal yang sia-sia. Yanai juga berpendapat bahwa dalam berbisnis, kita harus aktif dan jangan pernah menunggu “keberuntungan”

4. Belajar dari Kesalahan

Yanai sangat akrab dengan kesalahan, tetapi selama bertahun tahun dia memandang kesalahan adalah kesempatan yang sangat terbuka untuk belajar. Dia beranggapan bahwa jika kita dapat menganalisis informasi dari kesalahan dengan seksama, maka itu akan menjadi benih untuk kesuksesan di masa depan.

5. Fokus pada Detail

Yanai percaya bahwa, dalam mengeksekusi suatu, hal hal kecil harus diperhatikan dan dikerjakan dengan saksama untuk sebuah kesempurnaan. Dia sering mengatakan “Tuhan ada dalam setiap detailnya”. Sebuah celah akan membuat perbedaan karena melebar saat terus dilanjutkan.

Dan rahasia sukses adalah melakukan hal yang mendasar setiap hari sampai bosan. Dia pernah mengira akan pensiun saat sudah memasuki usia 60an, tetapi sampai usia 67 dia masih memegang kendali operasional perusahaan sebagai chief executive.

6. Jadilah Kritik Anda Sendiri

Yanai menganggap kritik pada diri sendiri sangatlah penting. Dia memposisikan dirinya pada posisi pelanggan paling cerdas, dan meninjau apa yang dilakukannya untuk memperbarui dan memperbaiki diri.

7. Hubungkan Dunia

Masa depan Fast Retailing terkait erat dengan kesuksesan di luar Jepang dan Yanai telah lama bertujuan untuk mengubah Fast Retailing menjadi organisasi global yang benar-benar, menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa resmi perusahaan dan membangun pusat pelatihan dan inovasi manajemen di New York, Shanghai, Paris dan Singapura.

8. Ganggu Dirimu Sendiri

Beradaptasi terhadap suatu perubahan merupakan sebuah kunci bagi Yanai. Dia sering membandingkan Uniqlo dengan perusahaan Teknologi. Jadi dia berpikir, bahwa dia harus mengubah dirinya sendiri. Daia sering mengatkan kepada para karyawan “Ganggu model saat ini”. Bahkan dia berpikir, bahwa bekerja untuk perusahaan besar, kita harus menemukan semuanya kembali dari nol

Sumber :

1 Like