Sustainable agriculture

Pertanian menjadi salah satu penyumbang terbesar pada kasus pencemaran lingkungan. Kenapa hal itu bisa terjadi? Apakah karena penggunaan pestisida dan pupuk kimia? Penerapan pertanian organik yang tidak efektif? Pengolahan lahan yang tidak efektif?

Menurut teman-teman bagaimana?

1 Like

Halo. Saya izin menjawab. Sejauh ini yang saya tahu tentang pertanian termasuk sektor penyumbang kasus pencemaran lingkungan dikarenakan beberapa hal.

Benar salah satunya penggunaan pestisida kimia dan pupuk kimia yang berlebih atau tidak tepat dosis. Penggunaan pestisida kimia yang berlebih bisa merusak rantai makanan bahkan merusak rantai kehidupan hewan dan tumbuhan serta berkurangnya keanekaragaman hayati. Sementara penggunaan pupuk kimia yang berlebih, bisa membuat kondisi tanah menjadi keracunan unsur-unsur kimia bahkan logam berat yang sulit terurai. Jika hal itu terus berkelanjutan, tidak menutup kemungkinan kondisi air disekitar juga akan tercemar logam berat.

Selain itu, sektor ini juga menghasilkan gas metana atau CH4 dalam produksi besar. Hal itu disumbangkan dari kegiatan pertanian seperti proses pengomposan yang tidak benar dan lainnya. Jika gas metana tersebut semakin banyak maka akan mendukung pemanasan global yang semakin menjadi-jadi.

Terimakasih :grin::v:

CMIIW

1 Like

sustainable agriculture terbentuk apabila semua bahan yang dipakai di alam akan kembali ke alam, bersiklus. sustainable agriculture akan terwujud apabila memenuhi kaida LEISA (Low Eksternal Input Sustainable) dengan input luar yang rendah dan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam. penggunaan pestisida atau pupuk kimia secara berlebihan yg tdk ramah lingkungan akan menghasilkan residu untuk lingkungan, namun penggunaan pupuk organik akan memberikan waktu yg lama namun memberikan hasil berkelanjutan, dalam satu sistem keberlajutan harus saling terkait, mulai dari produksi, sistem pengelolaan dan hasilnya, pemilihan komoditas, sistem, dan lingkungan merupakan syarat yg harus dipenuhi sebelum menerapkan sistem leisa

1 Like

Sebenarnya, di sektor pertanian, ada tiga isu penting yang sangat terkait dengan upaya pelestarian sumber daya alam dan lingkungan, yaitu

  1. dampak penggunaan berbagai input pertanian terhadap produk, lahan, dan lingkungan,
  2. dampak sistem usaha tani, terutama padi sawah dan padi lahan rawa pasang surut, terhadap emisi gas rumah kaca (GRK), dan
  3. dampak industri, permukiman, dan perkotaan terhadap produktivitas lahan dan kelestarian lingkungan pertanian.

Kerusakan sumberdaya alam dan lingkungan umumnya terjadi karena campur tangan manusia, atau akibat bencana alam seperti banjir dan longsor, sedimentasi, letusan gunung berapi, dan lain lain. Sedangkan pencemaran, umumnya disebabkan oleh dampak penggunaan bahan- bahan kimia yang menghasilkan limbah berbahaya. Benar bahwasannya beberapa praktek pertanian memiliki dampak yang buruk untuk lingkungan dan mencemari lingkungan. Bahkan hal tersebut sudah dibahas sejak dulu setelah Revolusi Hijau ditetapkan pada akhir 1960-an. Selain itu, masyarakat juga mulai menyadari beberapa inovasi dari Revolusi Hijau berpotensi merusak dan mengganggu lingkungan. Revolusi Hijau sendiri di Indonesia ditandai dengan dimulainya

  1. introduksi varietas unggul padi yang responsif terhadap pemupukan dan irigasi.
  2. pengendalian hama dan penyakit tanaman diupayakan dengan aplikasi pestisida.
  3. revolusi hijau terbukti mampu meningkatkan produksi pangan nasional, namun menyebabkan munculnya permasalahan lingkungan sebagai dampak dari kesalahan aplikasi pupuk dan pestisida kimia yang berlebihan demi menginkatkan produktivitas tersebut.

Selain itu, aktivitas pertanian seperti erosi yang mampu menyebabkan kerusakan dan penurunan produktivitas tanah akibat budidaya yang melampaui daya dukung lahan dan tidak melakukan upaya pelestarian tanah, serta penggunaan bahan-bahan agrokimia yang berlebihan juga dapat menimbulkan dampak yang merugikan bagi lingkungan. Bahan-bahan agrokimia terutama pupuk dan pestisida umumnya digunakan secara luas di dalam budidaya pertanian.

Penggunaan pupuk secara berlebihan tidak menguntungkan bagi kelestarian lahan dan lingkungan. Residu pupuk N berupa nitrat (NO3) telah mencemari sebagian sumber daya air, baik air irigasi maupun air tanah (sumur), bahkan produk pertanian. Begitu pula dengan * penggunaan pestisida yang berlebihan maka akan berdampak pada

  • meningkatnya resistensi dan resurjensi organisme pengganggu tumbuhan (OPT),
  • terganggunya keseimbangan biodiversitas, termasuk musuh alami (predator) dan organisme penting lainnya,
  • terganggunya kesehatan manusia dan hewan, dan
  • tercemarnya produk tanaman, air, tanah, dan udara.

Maka dari itu, dalam praktik pertanian kita harus tetap memperhatikan lingkungan. Saat ini dan sudah lama trend praktek pertanian yang memiliki konsep go green, back to nature dan ramah lingkungan. Untuk itu konsep pertanian ramah lingkungan mulai kembali digalakkan dalam rangka mendukung upaya mencapai pertanian berkelanjutandan juga swasembada pangan. Pertanian ramah lingkungan didefinisikan sebagai sistem pertanian berbasis ekologi dan memiliki konsep keberlanjutan hasil pertanian yang tinggi serta menguntungkan secara ekonomi. Terdapat empat komponen penciri pertanian ramah lingkungan yaitu

  • pengendalian erosi dan aliran permukaan untuk mitigasi degradasi lahan,
  • bebas dari cemaran polutan yang berasal dari luar usahatani,
  • rendah emisi gas rumah kaca dan
  • produk pertanian bebas residu dan aman dikonsumsi

Agar sistem pertanian ramah lingkungan berhasil dan berdaya guna, program tersebut harus mengikuti kaidah sebagai berikut

  • menggunakan sedikit mungkin input bahan kimia,
  • melaksanakan tindakan konservasi tanah dan air,
  • menjaga stabilitas produksi untuk jangka panjang dan berkelanjutan,
  • memperhatikan keseimbangan ekosistem,
  • mampu menyediakan kebutuhan lokal, kebutuhan dalam negeri dan bahkan untuk ekspor
Referensi

Husnain,. D Nursyamsi,. Dan H. Wibowo. (2014). Tantangan Pertanian Ramah Lingkungan Akibat Penggunaan Bahan Agrokimia. Balai Penelitian Tanah, Bbsdlp

Husnain., D. Nursyamsi., Dan Purnomo, J. (2016). Penggunaan Bahan Agrokimia Dan Dampaknya Terhadap Pertanian Ramah Lingkungan. Balai Penelitian Tanah, Bbsdlp

Irsal, L., K. Subagyono, And A.P. Setiyanto. (2006). Isu Dan Pengelolaan Lingkungan Dalam Revitalisasi Pertanian*) Environmental Issues And Management In Agricultural Revitalization. Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (Center For Agricultural Land Resource Research And Development)

Kurnia, U., Dan Sutrisno, N. (2008). Strategi Pengelolaan Lingkungan Pertanian (Agricultural Environmental Management Strategy). Balai Penelitian Lingkungan Pertanian. Jurnal Sumberdaya Lahan Vol. 2 No. 1