Sulit bersosialisasi akibat pandemi, bagaimana solusinya?

tiduran-sambil-bermain-hp-394x218

Pandemi Covid 19 membuat banyak aktivitas jadi terhambat. Selain terhambat, aktivitas di alokasikan menjadi aktivitas secara daring, karena sudah terbiasa di rumah tanpa interaksi langsung oleh orang lain membuat diri sendiri jadi tidak terbiasa untuk membuka obrolan dengan orang baru. Hal ini dapat menghambat memperluas jaringan dan bisa membuat diri kita menjadi sosok yang introvert. Ada beberapa solusi yang bisa saya sarankan yaitu jangan terlalu terlarut dalam aktivitas sendirian, mencoba berfikir membutuhkan bantuan orang lain, mencoba membuka diri dengan bercerita ke orang lain, dan mencoba memulai aktivitas ringan di tempat terbuka.

Nah, menurut Youdics solusi seperti apa yang bisa mengatasi masalah sulit bersosialisasi tersebut? Berikan pendapatmu ya!

Dimasa pandemi sekarang ini, semua aktivitas yang biasa kita lakukan setiap harinya harus berkurang dengan adanya aturan pemerintah dengan menjaga jarak. Tidak dapat kita pungkiri pula jika pada saat ini untuk bersosialisasi dengan kerabat dan sanak saudara saja itu sulit.
Terkait topik sulit bersosialisasi dimasa Pandemi bukanlah suatu hal yang amat sangat menyeramkan, hanya saja stigma bersosialisai seperti biasanya akan lebih berkurang bahkan sulit untuk dilakukan.
Maka dari itu, menurut saya pribadi cara menghadapi situasi seperti ini adalah dengan aktif disosial media. Bersosialisasi tidak hanya dengan teman terdekat, atau kerabat, tetapi kita juga bisa bersosialisasi dengan orang asing sekalipun. Dengan kecanggihan teknologi diera digital sekarang tidak hanya dengan melalui media sosial saja namun dengan beberapa virtual meeting dan dengan mengikuti berbagai kegiatan yang bermanfaat untuk melatih skill kita seperti : Talkshow, webinar maupun Volunteer yang diadakan secara WFH. Itu sudah menjadikan kita mendapat lingkup teman-teman diskusi untuk bersosialisasi maupun bertukar pendapat satu sama lain. Dengan begitu masa Pandemi akan terasa lebih asyik dengan kita mencari berbagai kesibukan yang mampu menambah skill dan ilmu pengetahuan kita tentunya.

Tidak bisa dipungkiri memang dalam masa pandemi seperti ini, semua hal menjadi serba dibatasi yang membuat interaksi dan sosialiasi antar individu menjadi jauh berkurang dari sebelumnya. pembatasan - pembatasan ini tentunya dicanangkan supaya laju penyebaran virus Covid-19 tidak semakin menjadi - jadi. Memang akan terasa sangat berbeda, jika membandingkan keadaan yang sebelumnya membuat kita bebas untuk bersosialisasi tanpa takut tertulat virus dengan keadaan yang sekarang. Menurut saya, hal yang bisa dilakukan adalah memaksimalkan penggunaan teknologi dalam menjaga tali silahturami antara kita dengan orang lain (kerabat, keluarga, teman, dsb). Pembatasan fisik boleh saja terjadi, tetapi jangan sampai membuat kita menjadi semakin jauh dengan orang - orang yang kita kenal.

benar sekali, yang introvert akan semakin menjadi introvert.

kalau saya pribadi masih sering melakukan audio call maupun virtual meeting dengan teman-teman, bahkan banyak temen SD, SMP, maupun SMA untuk bertemu secara virtual dan bertukar kabar.

Selain itu, saya mencoba mengikuti beberapa kegiatan seperti PKL daring, volunteer online, mendaftar kepanitiaan yang dilakukan secara daring. Secara tidak langsung dengan mengikuti salah satu dari beberapa contoh yang saya sebutkan saya jadi berkenalan dengan orang baru dan tetap bersosialisasi dengan orang lain.

Menurut saya, bersosialisasi bisa dimulai dengan reach out teman-teman yang sudah lama tidak berbincang di media sosial. Tanyakan kabarnya, apa aktivitas yang sedang dilakukan, sesekali mengunjungi rumahnya. Terkadang dengan mereply status teman-teman di media sosial juga dapat membangun kembali komunikasi. Komunikasi dapat dibangun mulai dari skala paling kecil hingga mencari relasi dalam skala yang besar. Kita juga dapat mencoba untuk sesekali keluar rumah dan menyapa orang-orang di lingkungan sekitar.

Terkait bersosialisasi di tengah pandemi, hal yang saya lakukan adalah sksd atau sok kenal sok dekat. Itu terbukti berhasil saya lakukan. Saya menyadari bahwa segala keterbatasan dalam mengenal karakter oarng secara langsung akan mempengaruhi cara pandang kita atau cata berkomunikasi kita ke orang lain. Untuk mengantisipasi hal tersebut, saya sering sksd ke teman-teman baru saya atau orang-orang yang saya temui di virtual meeting.

Saya berpikir jika kita tidak berlaku demikian, maka secara tidak sadar kita sudah tersingkir dari lingkaran di komunitas tertentu. Selain itu, agar saya bisa memiliki relasi dengan orang baru, mau tidak mau saya harus memaksa diri untuk sksd dengan yang bersangkutan. Berkaca pada pengalaman saya sendiri, sksd justru semakin mudah dilakukan karena kita hanya bertemu melalui platform online. Banyak topik yang bisa diperbincangkan karena awalnya tidak saling mengenal.

Intinya adalah hal tersebut kembali ke usaha kita masing-masing. Jika kita tidak merasa butuh bersosialisasi dengan orang lain, ya berarti tidak perlu pusing-pusing memikirkan bagaimana caranya. Namun, jika dirasa hal tersebut penting dan harus dilakukan, maka temukan cara ternyaman untuk memulai obrolan dengan orang lain.