Sukses Membawa Slack "From 0 to $5B", Bagaimana Stewart Butterfield sang mantan CEO Flickr mewujudkannya?

Setelah memutuskan untuk keluar dari Flickr, Stewart Butterfield membuat masyarakat khususnya di bidang bisnis menyukai produk yang dimiliki perusahaannya. Berawal dari kesuksesan versi beta, bagaimana Stewart Butterfield membawa Slack mendapatkan investasi sebesar $1B hanya dalam waktu 1 tahun?

Sukses Membawa Slack “From 0 to $5B”, Bagaimana Stewart Butterfield sang mantan CEO Flickr mewujudkannya?

1 Like

Stewart Butterfield, seorang mantan CEO Flickr mencoba hal baru dengan membuat produk sendiri. Slack, sebuah produk chatting yang dalam jangka waktu 2 tahun sukses menguasai pasar bisnis. Tidak memiliki background ilmu komputer, Butterfield mempelajari kode komputer dengan sendirinya. Sikapnya yang tidak pernah puas membuat dirinya terus mengembangkan aplikasi yang dapat memudahkan hidup masyarakat. Seperti pernyataan Butterfield berikut ini:

“…kami menemukan produk dan juga peluang kami daripada merencanakannya”

Lalu, bagaimana Slack mendapatkan respon positif dari pasar hingga mendapat keuntungan sebesar itu? Berikut langkah yang dilakukan oleh Butterfield :

  • Meminta perusahaan lain untuk mencoba produk Slack.

Butterfield meminta banyak perusahaan untuk mencoba produk mereka dan memberikan feedback untuk mengembangkan lagi produk ini kedepannya. Slack memiliki 6 hingga 10 perusahaan untuk memulai produk ini. Dari berbagai percobaan mereka menyimpulkan bahwa produk ini berfungsi sangat berbeda seiring dengan bertambahnya jumlah tim dalam 1 perusahaan. Saat Slack versi beta dirilis, Butterfield tidak menyebutnya dengan versi beta.

“Ketika versi beta rilis, kami tidak ingin menyebutnya dengan versi beta, karena hal itu akan menyebabkan layanan yang diberikan produk ini terlihat tidak terpercaya” -Stewart Butterfield

  • Buat pelanggan terkesan dengan produk kita, Focus on People!.

Konten yang di bagikan oleh teman akan lebih menarik perhatian dibandingkan dengan banyaknya konten yang sudah tersebar pada website, karena sebagian orang tidak berkeinginan untuk membuka website tersebut, maka berbekal "Word of Mouth" Butterfield langsung berorientasi pada pelanggan.

“Teach User Why They Need Your Product”

Butterfield mengundang beberapa tim untuk mencoba Slack dan memperhatikan apa yang terjadi. Setelah itu ia melakukan perubahan dari hasil pengamatan kejadian tersebut, melihat lagi yang terjadi dan melakukan perubahan kembali, hal itu terus dilakukan Slack untuk mendapat produk yang baik dan diterima masyarakat.

  • Meyakinkan seseorang yang mulai beralih ke produk kita.

Butterfield mengatakan

“…bagi sebagian besar perusahaan, hal yang tersulit adalah membuat produk bekerja dengan baik untuk meyakinkan seseorang yang baru beralih ke produk tersebut”

Butterfield berkata, waktu yang tepatlah yang membuat produk ini sukses. Jika saja saat itu Butterfield dan timnya hanya berorientasi pada perkembangan produk tanpa memikirkan pelanggan, maka produk ini tidak akan bertahan pada pasar bisnis. Terus melakukan feedback adalah bentuk pendekatan Butterfield kepada pelanggan demi memberikan keyakinan bahwa mereka membutuhkan Slack.

“The workplace of the future is hard to predict specifically, but one thing we can predict that we will increasingly rely on human intellegence and creativity as opposed to human capacity to perform repetitive task” - Steward Butterfield


Sumber:

1 Like

Berawal dari kesulitannya dalam melakukan komunikasi internal dengan timnya yang ia temui ketika membangun multiplayer game, Glitch, Stewart Butterfield menemukan solusi tepat untuk menyelesaikannya. Dibangun dan digunakan sebagai aplikasi tanpa nama hingga Glitch menemui kegagalannya, Butterfield dan timnya merasa produk ini dapat menjawab peluang dan kesempatan baru untuk menjadi sebuah produk yang dapat digunakan oleh orang lain dan begitulah Slack ditemukan.

Lalu bagaimana Butterfield dapat membuat Slack tumbuh secepat itu, beberapa diantaranya adalah:

  • Slack membuat feedback pelanggannya menjadi inti atau pusat dari perkembangannya.
    Pada awalnya Butterfield meminta bantuan dari teman-temannya di start up lain untuk mencobanya dan memberikan feedback. Kemudian Slack dibangun melalui feedback tersebut. Dengan beberapa perubahan seperti menargetkan penggunaan oleh perusahaan besar, dengan hasil observasi bahwa Slack lebih baik digunakan oleh tim kecil terlebih dahulu membuat mereka mengubah cara pemasarannya dan membuatnya tumbuh dengan sangat cepat.

    What’s the one thing Stewart Butterfield does better than anybody else?
    "Thoughtfulness”

  • Jangan remehkan kekuatan media
    Saat meluncurkan produknya, Butterfield percaya bahwa artikel yang mengulas produknya bukan berarti proses pemasarannya telah selesai. Menurutnya hal ini hanya mencakup 20% dari keseluruhan proses, sisanya adalah orang orang yang memposting mengenai artikel tersebut. Media sosial memiliki andil yang sangat besar, sehingga perluaslah dengan mengajak pihak pihak yang memiliki pengaruh cukup besar dalam media sosial dan buat mereka tertarik pada produknya. Dan hal inilah yang dilakukan oleh Butterfield dalam memasarkan Slack.

  • Prinsip kerja yang responsif
    Butterfield dan partnernya merupakan pembaca feedback yang sangat rakus dan hal ini sangat membantu dalam perkembangan Slack. Beranggapan permintaan tolong dari pengguna adalah langkah untuk memperkuat loyalitas dan peningkatan layanan, Slack dikembangkan secara berkala dan kontinu.

  • Perkuat hal yang membuat perusahaanmu berbeda
    Inti dari seluruh feedback yang diberikan adalah untuk mengetahui mengenai inti pembeda dan peluang unik yang ditawarkannya. Ketika Slack pertama kali dibuat, Butterfield dan co-foundernya selalu menanamkan hal ini dalam setiap langkahnya.

    “If your product is Great, it doesn’t have to be Good – Paul Buchheit”

Jika kau melakukan beberapa hal dengan sangat baik, maka yang lain tidak terlalu penting. Nilai inilah yang selalu dipegang oleh Butterfield dalam menjalankan perusahaannya.

1 Like

Stewart Butterfield bukanlah orang baru dalam dunia startup. Ia adalah founder dari Flickr. Berhenti dari Flickr, Stewart membuat Tiny Speck dengan Glicth sebagai produk pertamanya. Hanya saja peruntungan tidak memihak pada Glitch. Dari kegagalan Glitch, Slack diluncurkan.

Menarik sensasi besar dalam tempo 1 tahun
Stewart berhasil membuat Slack yang merupakan versi dari IRC yang lebih entreprise-friendly menjadi media komunikasi yang menarik banyak pengguna dengan banyak keunggulan dan kenyamanan yang ditawarkan dalam berkomunikasi. Slack berhasil mengumpulkan 200.000 user harian aktif ditahun pertamanya. Dimana penggunanya rata-rata menghabiskan 10 jam setiap harinya.

Monetisasi yang sukses
Sebagai startup, Slack memiliki tantangan membuat user gratis bersedia membayar untuk layanan mereka. Inilah yang disebut monetisasi. Slack berhasil menarik 73.000 dari 200.000 penggunanya menjadi pengguna berbayar, yang kemudian berhasil membuat Slack mengumpulkan proyeksi pendapatan tahunan sebesar US$ 3.5juta.

Banyak Kompetitor
Salah satu keunggulan Slack adalah lebih dikenal dipasaran dibandingkan dengan kompetitornya. Selain itu Slack memiliki beberapa keunggulan layanan yang membuat user mengalami kemudahan dalam melakukan kegiatan dalam perusahaan.

1 Like