Stewart Butterfield, seorang mantan CEO Flickr mencoba hal baru dengan membuat produk sendiri. Slack, sebuah produk chatting yang dalam jangka waktu 2 tahun sukses menguasai pasar bisnis. Tidak memiliki background ilmu komputer, Butterfield mempelajari kode komputer dengan sendirinya. Sikapnya yang tidak pernah puas membuat dirinya terus mengembangkan aplikasi yang dapat memudahkan hidup masyarakat. Seperti pernyataan Butterfield berikut ini:
“…kami menemukan produk dan juga peluang kami daripada merencanakannya”
Lalu, bagaimana Slack mendapatkan respon positif dari pasar hingga mendapat keuntungan sebesar itu? Berikut langkah yang dilakukan oleh Butterfield :
- Meminta perusahaan lain untuk mencoba produk Slack.
Butterfield meminta banyak perusahaan untuk mencoba produk mereka dan memberikan feedback untuk mengembangkan lagi produk ini kedepannya. Slack memiliki 6 hingga 10 perusahaan untuk memulai produk ini. Dari berbagai percobaan mereka menyimpulkan bahwa produk ini berfungsi sangat berbeda seiring dengan bertambahnya jumlah tim dalam 1 perusahaan. Saat Slack versi beta dirilis, Butterfield tidak menyebutnya dengan versi beta.
“Ketika versi beta rilis, kami tidak ingin menyebutnya dengan versi beta, karena hal itu akan menyebabkan layanan yang diberikan produk ini terlihat tidak terpercaya” -Stewart Butterfield
- Buat pelanggan terkesan dengan produk kita, Focus on People!.
Konten yang di bagikan oleh teman akan lebih menarik perhatian dibandingkan dengan banyaknya konten yang sudah tersebar pada website, karena sebagian orang tidak berkeinginan untuk membuka website tersebut, maka berbekal "Word of Mouth" Butterfield langsung berorientasi pada pelanggan.
“Teach User Why They Need Your Product”
Butterfield mengundang beberapa tim untuk mencoba Slack dan memperhatikan apa yang terjadi. Setelah itu ia melakukan perubahan dari hasil pengamatan kejadian tersebut, melihat lagi yang terjadi dan melakukan perubahan kembali, hal itu terus dilakukan Slack untuk mendapat produk yang baik dan diterima masyarakat.
- Meyakinkan seseorang yang mulai beralih ke produk kita.
Butterfield mengatakan
“…bagi sebagian besar perusahaan, hal yang tersulit adalah membuat produk bekerja dengan baik untuk meyakinkan seseorang yang baru beralih ke produk tersebut”
Butterfield berkata, waktu yang tepatlah yang membuat produk ini sukses. Jika saja saat itu Butterfield dan timnya hanya berorientasi pada perkembangan produk tanpa memikirkan pelanggan, maka produk ini tidak akan bertahan pada pasar bisnis. Terus melakukan feedback adalah bentuk pendekatan Butterfield kepada pelanggan demi memberikan keyakinan bahwa mereka membutuhkan Slack.
“The workplace of the future is hard to predict specifically, but one thing we can predict that we will increasingly rely on human intellegence and creativity as opposed to human capacity to perform repetitive task” - Steward Butterfield
Sumber: