Bagaimana sinopsis Film Indonesia terbaru "Terlalu Tampan (2019)"?

Kamu hobi membaca komik online seperti Line Webtoon? Nah, hadirnya film Terlalu Tampan pada 31 Januari 2019 di bioskop akan menjadi kabar gembira karena film ini merupakan hasil adaptasi dari komik online Line Webtoon yang juga berjudul sama. Film yang diadaptasi ini merupakan ekranisasi yang tidak biasa, karena biasanya sebuah film selalu diadaptasi dari novel maupun cerita pendek. Namun film Terlalu Tampan justru terinspirasi dari komik daring karya Muhammad Ahmes Avisiena Helvin dan Savenia Melinda.

Terlalu Tampan

Dalam komik daring yang berjudul Terlalu Tampan : Diary Orang Ganteng tersebut, memang dikisahkan dengan gaya khas manga Jepang. Dan komik yang dihasilkan sebanyak 100 episode tersebut telah dibaca sebanyak sembilan juta kali di Line Webtoon, bahkan telah diterjemahkan dalam bahasa Inggris, Thailand dan Mandarin. Ya, komiknya memang cukup laris, hal inilah yang membuat Terlalu Tampan akhirnya dijadikan film layar lebar.

Menceritakan tentang seorang remaja bernama Mas Kulin, yang terlahir dengan wajah sangat tampan. Bukan hanya dia seorang, bahkan ayah, ibu dan anggota keluarga yang lain memiliki keindahan paras yang tak biasa. Hal inilah yang membuat Mas Kulin hanya menghabiskan waktu di rumah saja. Karena ketampanannya, ia sering menghadapi banyak masalah, hingga akhirnya memilih untuk menghindari sekolah reguler. Namun hal ini justru membuat keluarganya khawatir, dengan perkembangan Mas Kulin yang hanya berada di rumah setiap hari.

Untuk mengatasi masalah tersebut, kedua orang tuanya yaitu Pak Archewe, Bu Suk dan Mas Okis kakaknya membuat sebuah strategi agar Mas Kulin mau keluar rumah. Mereka pun akhirnya memasukkan Mas Kulin ke sekolah menengah atas khusus pria, yaitu Sekolah Horridson. Dan benar saja, setelah ia memutuskan untuk setuju masuk ke sekolah tersebut, ada saja kejadian yang harus dialami Mas Kulin. Hari-harinya menjadi tidak biasa, mulai dari menjadi incaran para siswi dari Sekolah BBM, guru-guru yang pingsan karena terpesona akan ketampanannya hingga kejadian lainnya yang membuat pusing kepala.

Bahkan seorang gadis yang memiliki wajah terlalu cantik bernama Amanda juga sangat tertarik pada Mas Kulin. Namun, dibalik keruwetan hidupnya akibat wajahnya yang terlalu tampan, ia bersyukur karena bisa bertemu dengan Kibo dan Rere yang selalu bersamanya. Dari mereka Mas kulin belajar bahwa masih ada orang-orang yang ingin berteman dengannya apa adanya, bukan karena ketampanan wajahnya.

Film ini disutradarai oleh Sabrina Rochelle Kalangie, dan ia juga turut menulis naskah bersama Nurita Anandia. Visinema Pictures berusaha menuangkan nuansa komik sekental mungkin, meskipun tetap ada penyesuaian dengan pembuatan film layar lebar. Sementara itu, jajaran artis yang memerankan setiap karakter dalam film yaitu Ari Ilham, yang merupakan remaja berusia 20 tahun yang juga sering menjadi DJ. Ada pula Tarra Budiman sebagai Okisena atau dikenal Mas Okis, Marcelino Lefrandt sebagai Pak Archewe, Iis Dahlia sebagai Bu Suk, Nikita Willy sebagai Amanda, Rachel Amanda sebagai Rere dan Clavin Jeremy sebagai Kibo.

Film remaja bergenre komedi ini mungkin akan menjadi film yang baru paling unik di tahun 2019 ini. Kamu bisa mendownload film seru kayak gini di muvihd21.com dengan subtitle Indonesia. Ceritanya yang menarik diharapkan akan mendapat respon positif dari para penonton dan mampu mencapai jutaan penonton di bioskop. Jangan lupa catat tanggal mainnya ya.

Terlalu Tampan membuka awal bulan ini dengan nuansa absurd, sesuai dengan komiknya yang sudah lebih dulu terkenal di Webtoon. Diangkat dari komik berjudul sama karya Muhammad Ahmes Avisiena Helvin (Mas Okis) dan Savenia Melinda Sutrisno (SMS), film ini memberikan nuansa ‘lebay’, ‘receh’, serta ‘absurd’ sama dengan yang kita temukan pada versi komiknya. Menyasar generasi milenial, film Terlalu Tampan juga menghadirkan pesan untuk menghargai diri sendiri dalam balutan komedi romantis khas masa kini.

Mengisahkan tentang Witing Tresno Jalaran Soko Kulino, atau biasa dipanggil dengan Mas Kulin (Ari Irham), adalah seorang remaja yang terlahir dari keluarga yang “terlalu tampan.” Trauma dengan ketampanannya yang membuatnya sering dikejar wanita, termasuk ibu-ibu, ia pun memilih untuk homeschooling dan mengabiskan waktunya di dalam kamar.

Takut anaknya tumbuh sendirian di dalam rumah, Pak Archewe (Marcellino Lafrand) dan Bu Suk (Iis Dahlia) mulai menyusun rencana untuk membuat Mas Kulin bersekolah di sekolah biasa. Cerita pun berkembang di mana Mas Kulin setuju untuk masuk ke sekolah khusus laki-laki. Dari awal sampai akhir film, penonton akan disuguhkan dengan masalah yang dihadapi Mas Kulis karena ketampannya dan keinginannya untuk mendapatkan kehidupan yang normal layaknya laki-laki seusianya.

Bagi pembaca serial ini, ada beberapa perbedaan dari versi komik yang bisa kalian temukan. Misalnya karakter Mas Kulin yang pada seri web merupakan anak pertama dari pasangan Pak Archewe dan Bu Suk, sedangkan dalam versi filmnya Mas Kulin adalah adik dari Mas Okis yang diperankan oleh Tarra Budiman.

Meskipun kisah yang sedikit berbeda dengan versi komiknya, perbedaan tersebut dibuat untuk membuat alur yang sedikit baru bagi penonton guna menyingkirkan plot yang ‘mudah tertebak’. Dan memang, perubahan karakter Mas Okis yang awalnya menjadi adik dalam versi komik dibuat lebih dewasa untuk menjadi sosok ‘Merlin’ yang membantu Mas Kulin dalam mengatasi masalah ketampanan wajahnya.

Selain itu, ketika serial komik yang mencapai 100 episode itu juga menceritakan tentang latar belakang anggota keluarga tampan yang lain, film Terlalu Tampan lebih fokus dengan masalah yang dihadapi oleh Mas Kulin dalam kehidupan sekolahnya. Sedangkan kisah keluarganya ditampilkan lewat beberapa flashback dengan kutipan asli dari komiknya untuk menyingkat durasi menjadi 106 menit.

Sepanjang cerita, penonton akan dibawa memahami masalah yang dialami oleh Mas Kulin dengan ketampanannya yang menyiksa. Ternyata, memiliki rupa yang di atas rata-rata tidak selalu membahagiakan. Mulai dari ketidakbebasan keluar rumah, kesulitan mencari teman, hingga masalah percintaan. Memang masalah apa yang bisa dialami oleh mereka yang terlalu tampan?

Perjalanan Mas Kulin yang mendambakan kehidupan normal ini dibalut dengan humor jayus tetapi tetap bisa membuat kita tersenyum. Dengan segala keabsurdan dan komedi receh (namun mengena) khas masa kini, rangkaian cerita yang disajikan dari awal hingga akhir tetap mengalir dengan dinamis.

Bahkan jika dilihat lagi, dinamika karakter hingga plot yang disajikan membentuk kesatuan yang cukup padat. Naik turunnya karakter utama yang tidak selamanya good boy juga tersaji. Jika diibaratkan, alur film Terlalu Tampan meluncur di jalan lurus, sedikit berbelok, namun dengan pace yang lancar dan dinamis.

Pengunaan special effect juga patut mendapatkan perhatian lebih, mengingat film ini menggunakan banyak tambahan efek untuk menguatkan kesan hiperbola cerita yang beberapa di antaranya masih menggunakan ‘desain’ komik. Walaupun harus diakui jika beberapa adegan dengan tambahan CGI tidak terlalu mulus, tetapi di luar itu, penggunaan CGI cukup membantu menghadirkan pesona ketampanan Mas Kulin dan mendukung karakteristik yang kuat pemeran lainnya.

Tentu saja, masih ada celah yang terlihat ketika menonton film ini. Sebut saja sebagian kecil logika yang tidak konsisten – meskipun menjunjung tinggi seni absurditas serta hiperbola yang mirip dengan serial komiknya – yang seringkali mengundang tanya. Tidak terlalu banyak memang, namun sedikit mengganggu jika ingin menghayati cerita lebih dalam.

Dengan komedi yang menghibur dan cerita yang mudah dicerna, ada beberapa pesan mendalam yang tersirat untuk generasi muda saat ini. Seperti menghargai semua yang kita punya. Mungkin saja rumput tetangga terlihat lebih hijau, namun kita tidak tahu apa yang dirasakan pemiliknya. Sebagaimana ketampanan yang seringkali disebut sebagai anugerah, bagi Mas Kulin hanya mengundang masalah.

Dan dibalik itu semua, Mas Kulin yang memiliki ketampanan yang didambakan oleh setiap lelaki masih harus bekerja keras untuk mendapatkan orang yang ia inginkan. Dunia memang tidak selalu menjadi mudah hanya karena rupa.

Menjadi tampan seharusnya adalah sebuah anugerah yang luar biasa. Namun, ini tidak terjadi pada Witing Tresno Jalaran Soko Kulino atau biasa dipanggil Mas Kulin. Seorang remaja yang terlahir sangat-sangat tampan.

Tak ada yang bisa menandingi ketampanannya untuk remaja seusianya. Namun, Mas Kulin justru sangat tidak menyukai kelebihannya ini. Ia menganggap mbak-mbak yang berada di sekitarnya terlalu posesif dengan ketampananya.

Apakah Mas Kulin sebenarnya punya tambatan hatinya sendiri? Seorang wanita yang tidak hanya melihat Mas Kulin dari ketampanannya?