Sikap Egois Mengiris Hati

Sikap Egois Mengiris Hati

Suara azan sudah terdengar sedari tadi. Pertanda waktu salat subuh sudah masuk. Seorang remaja perempuan yang tiduran di tempat tidurnya itu merasa putus asa dengan prestasi yang tidak dapat digapainya selama ini. Sementara adik perempuannya yang bernama Dina Hayati selalu membanggakan kedua orang tuanya dengan memenangkan banyak lomba. Ia merasa terkucilkan dan ingin lebih daripada adiknya itu.

Namanya Larasati Agustia. Ia tidak memiliki banyak teman di sekolahnya karena keegoisannya itu. Ia biasanya dipanggil Lati oleh banyak orang. Sekarang ia sudah duduk dibangku kelas tiga SMP, sedangkan adiknya itu masih duduk dikelas 1 SMP. Ayahnya, Budiono, saat ini bekerja sebagai pegawai disuatu perusahaan tekstil, sedangkan ibunya yang bernama Nandhini adalah perawat di Puskesmas.

Keesokan harinya, Lati yang masih terpengaruh tentang pikiran egoisnya itu berangkat kesekolahnya menggunakan sepeda. Ketika sedang belajar, ia mendapat kabar bahwa akan diadakannya suatu perlombaan lari tingkat SMP dari kepala sekolahnya pada hari senin. Mendengar hal tersebut, ia berniat untuk mendaftarkan dirinya dan tidak memberitahukan adiknya. Tiba-tiba salah satu teman Lati bernama Ahlia datang dan bertanya “Hai, kamu pasti ikutkan? Kamu daftarin adikmu tidak?”. Lati merasa terkejut dan berkata “Heh,pasti ikut aku. Mau daftarin dia? Ngapain… “. Ahlia yang juga sedikit egois itu mendukung si Lita karena mereka sahabat dari dulu sejak masih SD.

“Ibu…Aku pulang!” Lati berkata. Ibu menjawab “Iya nak. Oh iya, di sekolahmu ada perlombaan lari ya? Ibu sudah daftarin juga adikmu tadi di sekolah.Kalau bisa,ajarkan dia juga ya…”. Lati tidak mendengarkan perkataan ibunya dan langsung pergi ke kamarnya. Ia mulai menyusun siasatnya untuk membuat adiknya itu tidak mau mengikuti lomba lari. Ia langsung memanggil adiknya itu untuk memberitahukannya itu bahwa besok ia akan mengajarkannya hari minggu. “Dina! Kesini cepat” Lati berteriak. Dina datang dan menjawab “Iya kak, ada apa? Kakak mau apa?”. “Besok pagi kita latihan di halaman depan rumah. Kita lari-larian disana untuk lomba lusa nanti.” Kata Lati. Dina dengan rasa senang berkata “Baik kak! Terima kasih.”

Keesokan harinya, ia dan adiknya Dina pergi ke halaman depan dan mulai berlatih. “Kamu langsung lari ketika hitungan ke-3 ok?” Kata Lati. Dina menjawab “Kok langsung lari? Bukannya kita pemanasan dulu?”. Lati dengan muka kesal menjawab “Kalau disuruh kakak itu turuti aja, jangan dibantah! Sudah untung diajari”. Dina langsung bersedia karena tidak peduli dengan omongan kasar kakaknya itu.

1…2…3… Mulai!

Lati hanya duduk melihat adiknya itu berlarian sampai ia merasa kelelahan. Tiba-tiba adiknya terjatuh. Duk!!! … “Aduhh… Kakiku!”. Lati yang sudah menunggu hal ini akan terjadi merasa gelisah karena pasti akan dihukum oleh orang tuanya. Ibu dan ayah mereka datang dan membawa Dina kedalam kamarnya. Ibu berkata “Kamu apakan adik kamu ini? Jadi kakak itu harus perhatian sama adiknya”. Mendengar hal tersebut, Lati langsung lari dan pergi ke kamar tidurnya. Lati bukannya bertobat tetapi ia ingin membalas adiknya ketika perlombaan besok.”

Keesokan harinya,mereka sekeluarga pergi ke sekolah. Lomba lari ini menggunakan jalan raya yang sudah diblokir sepanjang 10 km untuk perlombaan untk sekolah. Lati langsung pergi bertemu teman-temannya yang sudah bersiap-siap di lapangan,sementara adiknya meminta restu kepada ibu dan ayahnya.

Perlombaan sudah akan dimulai. Lati dan kawan-kawannya berada disisi kanan, sementara adiknya itu berada disisi kiri bersama orang lain. Perlombaan pun dimulai, pada awalnya, Dina masih berada pada posisi belakang . Ketika berada hampir dekat dengan garis akhir, Lita berlari sekuat tenaga dan meninggalkan peserta lain dibelakangnya. Tiba-tiba, adiknya menyusul kembali, Lita terkejut dan naik pitam karena berada pada posisi dibelakang adiknya itu. Ia mendorong adiknya tepat mengarah ke longsor yang sangat dalam didekat reruntuhan rumah warga. Dina berteriak “Kaakkakk!..”. Lati dengan terlalu fokus dan tidak mempedulikan apapun langsung sampai garis akhir. Ia terheran-heran karena adiknya sudah tidak ada lagi di dekatnya. Orang-orang berteriak dan terkejut karena salah-satu peserta lomba lari terjatuh ke tanah longsor. Orang-orang dan petugas mencari-cari Dina dan membawanya ke Ambulans.

Panitia langsung mengumumkan bahwa Lita yang memenangkan perlombaan ini.Tetapi, semua orang langsung bubar. Ibu dan ayah Lita langsung panik dan membawa Dina ke rumah sakit terdekat.Lita dan kedua orang tuanya menangis karena Dina sudah wafat pada usianya yang terbilang muda. Lita merasa bersalah dan berdosa karena sikap dan perbuatan egoisnya itu dan meninggalkan rasa duka yang pahit menggiris hati semua orang.

Seharusnya kita tidak boleh bersikap egois terhadap semua orang, sebab kita pasti kena akibatnya.

#LombaCeritaMini #2.0 #dictiocommunity #EgoismediSekitarKita #CeritaDiRumahAja #DiRumahAja!