Siapakah Insinyur muda jepang yang mempelopori pesawat tempur saat PD II?

image

Jiro Horikoshi menjadi insinyur muda dan memulai karirnya di Mitsubishi Internal Combustion Engine Company Limited.

Sejak muda Jiro Horikoshi menggambarkan dirinya sebagai orang yang suka menarik diri secara sosial tetapi pandai memecahkan masalah. Dia tidak menyukai konflik kecuali berargumen yang dapat didiskusikan dengan cara yang konstruktif. Dia terinspirasi oleh pesawat Eropa capproni dari berbagai majalah dan ini sering terbawa ke dalam mimpinya dimana dia akan melihat pesawat terbang dari penemuannya sendiri. pada saat masih kecil, jiro mengurungkan niat nya menjadi insinyur pesawat, namun ia kembali bermimpi bertemu capproni untuk terus menciptakan pesawat untuk bangsanya.

akhirnya ia kuliah jurusan di Departemen Aeronautika universitas tokyo. ia dijuluki insinyur pesawat yang jenius dengan lulusan terbaik, kemudian jiro bekerja di Mitsubisi. Pada tahun 1937, tim Horikoshi diminta untuk mendesain pesawat bernama Prototipe 12. namun prototipe 12 nya gagal , hancur saat ditunjukkan oleh Pasukan Militer jepang. pada tanggal 7 Desember 1944 terjadi gempa lalu pabriknya berhenti produksi sementara. seminggu kemudian jepang melakukan penggerebekan untuk insinyur pesawat, jiro diamankan dirumah atasannya.

disana ia sakit tak berdaya namun ia terus bekerja dan merancang prototipe yang baru. Ketika perang berakhir, Horikoshi adalah bagian dari tim yang merancang YS-11, sebuah pesawat turboprop yang dibangun oleh konsorsium Jepang yang disebut Nihon Aircraft Manufacturing Corporation. jiro dipindahkan di perusahaan di Matsumoto di Prefektur Nagano. disana ia berhasil merancang pesawat terbang yang dinamai zero yang dijuluki pesawat tempur terbaik milik jepang.

sebelumnya jiro telah menikah dengan Naoko, gadis yang diselamatkan nya saat gempa dasyat dijepang. naoko yang nekat dinikahi jiro dengan kondisi naoko lemah karena sakit TBC, pada saat jiro sibuk dengan rancangan pesawat zeronya. naoko pergi tanpa sepengetahuan jiro untuk kembali ke sanatorium menjalani pengobatan tbcnya. kini jiro hanya tinggal sendiri dan jiro sukses membuat pesawat tempur ZERO. namun kesuksesannya membuahkan penyesalan tersendiri untuk jiro, karena pesawatnya digunakan untuk berperang dan sebenarnya jiro sangat menentang adanya PD II.