Siapakah Ilmuwan Islam Terkenal di Abad Modern?

Islam banyak melahirkan ilmuwan-ilmuwan cerdas yang bahkan ilmunya terus digunakan hingga sekarang. Siapakah Ilmuwan Islam Terkenal di Abad Modern?

Muhammad Abdus Salam (lahir di Jhang, Punjab, Kemaharajaan Britania, 29 Januari 1926 – meninggal di Oxford, Inggris, Britania Raya, 21 November 1996 pada umur 70 tahun) ialah seorang tokoh Pakistan yang menerima Hadiah Nobel Fisika pada 1979 bersama dengan Sheldon Glashow dan Steven Weinberg.

Sumber

Ahmed Hassan Zewail (lahir 26 Februari 1946 – meninggal 2 Agustus 2016 pada umur 70 tahun) ialah seorang tokoh pakar sains Mesir yang telah memenangkan Hadiah Nobel 1999 dalam bidang kimia.

Dr. Zewail merupakan ilmuwan Muslim kedua setelah Prof. Abdus Salam dari Pakistan yang menerima penghargaan tersebut karena jasanya menemukan femtokimia, studi mengenai reaksi kimia melintasi femtoseconds.

Menggunakan teknik laser ultracepat (terdiri dari cahaya laser ultrapendek), teknik ini memberikan deskripsi reaksi pada tingkat atom. Dapat dilihat sebagai bentuk kehebatan tinggi dari cahaya fotografi.

Ia menetap di San Marino, California bersama isterinya Dema Zewail yang merupakan ahli obat-obatan di Universitas California, Los Angeles (UCLA).

Selain itu ia juga pernah mendapat Jabatan Linus Pauling dalam bidang Fisika Kimia di California Institute of Technology, Pasadena sejak tahun 1990.

###Fakta Menarik Dr. Ahmad Zewail


  • Ilmuwan kedua Muslim yang mendapat Hadiah Nobel dalam bidang kimia pada tahun 1999.
  • Orang tuanya begitu mengharapkannya menjadi seorang profesor. Malah sejak kecil, orang tuanya telah meletakkan tanda nama “Dr. Ahmed” di bilik bacaannya.
  • Selain membaca, dia sangat menyukai musik.
  • Ia tidak menyukai Ilmu Sosial karena memerlukan seseorang itu mengingat sesuatu subjek sedangkan ia lebih suka bertanya “kenapa” dan “bagaimana”.
  • Minatnya dalam bidang matematika dan kimia bermula sejak kecil. Ia pernah membuat beberapa buah alat uji kaji termasuk sebuah perlengkapan dari alat pembakar milik ibunya (yang digunakan untuk membuat kopi).
  • Bapak 4 orang anak itu memiliki 2 kewarganegaraan yaitu Mesir dan AS.
  • Ia memegang 2 jabatan profesor di Caltech yaitu Profesor Fisika dan Kimia.

Sumber

Aziz Sancar (baca: “san-jar”, lahir di Savur, Turki, 8 September 1946; umur 70 tahun) adalah seorang pakar biologi molekuler dan profesor di University of North Carolina yang berkewarganegaraan Turki dan Amerika Serikat asal suku bangsa Turki.

Ia mendapat Penghargaan Nobel untuk bidang kimia tahun 2015 atas hasil karyanya yang berkaitan dengan penjelasan metode pemulihan DNA (DNA repair) secara mekanistik. Ia berbagi penghargaan ini dengan dua orang lainnya, Tomas Lindahl dan Paul L. Modrich.

Sumber