Chairul Anwar Nidom adalah seorang dosen di program studi Sains Veteriner Universitas Airlangga, Surabaya. Beliau merupakan putra asli Jawa Timur. Lahir di Pasuruan pada 8 Maret 1958. Nidom juga merupakan salah satu peneliti di bidang flu burung yang dimiliki Indonesia. Ia mendalami spesialisasinya ini di University of Tokyo, Jepang.
Pada tahun 2003, Nidom mendapat tawaran dari Departemen Pertanian untuk menjadi bagian dari tim Peneliti Penyakit Unggas Nasional. Tim penelitian itu dibentuk untuk mencari tahu mengapa angka kematian unggas di Indonesia jumlahnya bisa sampai tidak terkontrol.Dari penelitiannya diketahui bahwa penyebab kematian unggas di Indonesia adalah jenis virus flu burung yang berasal dari Guangdong, China.
Penemuan itu membuat namanya dikenal publik, bahkan sampai di tataran dunia. Kini namanya kembali hadir ke permukaan setelah dikabarkan menemukan penangkal virus corona. Guru besar Biokimia dan Bilogi Molekuler Unair itu menemukan penangkal virus corona atau COVID-19 dari curcuma atau sari rempah-rempah.
Chairul Anwar Nidom ialah putra Jawa Timur asli. Ia lahir di Pasuruan pada 8 Maret 1958. Nidom juga merupakan salah satu peneliti di bidang flu burung yang dimiliki Indonesia. Ia mendalami spesialisasinya ini di University of Tokyo, Jepang.
Pada tahun 2003, Nidom mendapat tawaran dari Departemen Pertanian untuk menjadi bagian dari tim Peneliti Penyakit Unggas Nasional. Tim penelitian itu dibentuk untuk mencari tahu mengapa angka kematian unggas di Indonesia jumlahnya bisa sampai tidak terkontrol. Dari penelitiannya diketahui bahwa penyebab kematian unggas di Indonesia adalah jenis virus flu burung yang berasal dari Guangdong, China.
Penemuan itu membuat namanya dikenal publik, bahkan sampai di tataran dunia. salah satu peneliti asal Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jawa Timur berhasil menemukan penangkal ampuh virus corona(COVID-19) namanya kembali hadir ke permukaan setelah dikabarkan menemukan penangkal virus corona dari curcuma atau sari rempah-rempah.
Menurut Nidom, ada dua macam virus corona yaitu low pathogenic dan high pathogenic. Sifat virus corona yang low pathogenic berada di saluran atas dan memiliki sifat yang tidak terlalu ganas. Sementara virus coronahigh pathogenic respektornya berada di paru-paru dan bisa berakibat fatal pada manusia penderita corona. Di Indonesia, tanaman yang mengandung curcuma seperti jahe, kunyit, sereh, temulawak sangat mudah ditemui. Ibu-ibu biasanya juga menanam tanaman-tanaman tersebut di kebun atau di halaman rumah.