Siapa yang membunuh ?

Aku terbangun tengah malam dan mencerminkan perasaan tak enak.
Aku melihat lampu mejaku dan melihat genangan darah yang sangat banyak di selimutku.
Aku menjerit dan lari keluar kamarku. Aku buru-buru turun ke lantai bawah dan melihat Buddy, anjingku, kini terbaring bersimbah darah di dasar tangga. Aku ingin keluar dari pintu depan untuk membentuk makan aku di ruang makan. Pembunuh itu masih ada di sini!
Aku segera berlari ke atas lagi untuk menemukan orang tuaku, karena mereka masih hidup.
Aku membuka pintu kamar orang tuaku dan melihat di lantai. Darah menetes dari atas tempat tidur tempat kedua orang tuaku terbaring tak bernyawa.
Aku mendengar lagu kebangkitan ke atas. Pelan belum tentu, ia juga membuat suara decitan untuk memasukkan batang yang terbuat dari kayu.
Aku meringkuk di pojok ruangan, tak ada lagi jalan keluar.
Pembunuh itu masuk melalui pintu.
Aku bernapas lega. Itu bukan pembunuhan, terbukti itu pria berseragam polisi.
Aku ingin berlari ke arahnya, meminta tolong. Namun ia membedakan maju mundur ketika ia melihatku.
“Ke … kenapa?” Tanyaku ketakutan, "A … apa dia ada di belakangku?"
Kemudian ia berkata dengan jelas sambil berusaha meraih pistol yang ada di sabuknya.
“Nak, tenanglah dan berikan kepadaku pisau itu!”

Sebenernya anak konsolidasi yang ngebunuh semuanya. Dia gangguan jiwa dan gak sadar kalo dia udah ngebunuh semuanya.