Siapa sajakah yang terbilang gorlongan rentan malnutrisi?

Pemerisaksaan status gizi di dalam masyarakat pada prinsipnya untuk mengetahui kasus mlnutrisi dalam masyarakat. Terutama golongan yang rentan.
Siapa sajakah yang terbilang gorlongan rentan malnutrisi?

image

Kelompok rentan gizi adalah suatu kelompok didalam masyarakat yang paling mudah menderita gangguan kesehatannya atau rentan karena kekurangan gizi. Biasanya kelompok rentan gizi ini berhubungan dengan proses kehidupan manusia, oleh sebab itu kelompok ini terdiri dari kelompok umur tertentu dalam siklus kehidupan manusia. Pada kelompok-kelompok umur tersebut berada pada suatu siklus pertumbuhan atau perkembangan yang memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah yang lebih besar dari kelompok umur yang lain.

Oleh sebab itu apabila kekurangan zat gizi maka akan terjadi gangguan gizi atau kesehatannya. Kelompok-kelompok rentan gizi ini terdiri dari :

  • Kelompok bayi : 0-1 tahun

  • Kelompok dibawah 5 tahun (balita) : 1-5 tahun

  • Kelompok anak sekolah : 6-12 tahun

  • Kelompok remaja : 13-20 tahun

  • Kelompok ibu hamil dan menyusui.

  • Kelompok usia lanjut

Kelompok usia lanjut termasuk kelompok rentan gizi meskipun kelompok ini tidak dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini disebabkan kelompok usia ini mengalami kelainan gizi.

1. Kelompok Bayi

Didalam siklus kehidupan manusia, bayi berada didalam masa pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat. Bayi yang dilahirkan dengan sehat, pada umur 6 bulan akan mencapai pertumbuhan atau berat badan 2 kali lipat dari berat badan pada waktu dilahirkan.

Untuk pertumbuhan bayi yang baik, zat-zat gizi yang sangat dibutuhkan ialah :

  • Protein, dibutuhkan 3-4 gram/kilogram berat badan.
  • Calsium (Ca)
  • Vitamin D tetapi karena Indonesia berada di daerah tropis maka hal ini tidak begitu menjadi masalah.
  • Vitamin A dan K yang harus diberikan sejak post natal.
  • Fe (zat besi) diperlukan karena didalam proses kelahiran sebagian Fe ikut terbuang.

Secara alamiah sebenarnya zat-zat gizi tersebut sudah terkandung didalam ASI (air susu ibu). Oleh sebab itu, apabila gizi makan ibu cukup baik dan anak diberi ASI pada umur sampai 4 bulan, zat-zat gizi tersebut sudah dapat mencukupi. Pemberian ASI saja tanpa makanan tambahan lain sampai pada umur 4 bulan ini disebut pemberian ASI eksklusif.

Disamping itu, ASI juga mempunyai keunggulan, yakni mengandung immunoglobulin yang memberi daya tahan tubuh pada bayi, yang berasal dari tubuh ibu. Immunoglobulin ini dapat bertahan pada anak sampai dengan bayi berumur 6 bulan.

PeralihAn ASI kepada makanan tambahan (PMT) harus dilakukan sesuai dengan kondisi anatomi dan fungsional alat pencernaan bayi. Setelah masa pemberian ASI eksklusif berakhir maka mulai umur 4 bulan bayi diberi makanan tambahan, itupun makanan yang sangat halus. Kemudian mulai umur 9 bulan sudah dapat diberikan makanan tambahan yang lunak sampai dengan umur 18 bulan.

ASI tetap diteruskan dan mulai umur 18 bulan dapat diberikan makanan tambahan agak keras (semisolid) sampai dengan umur 2 tahun. Akhirnya pada umur 2 tahun, ASI diberhentikan (anak disapih) dan sudah dapat diberi makanan seperti makanan orang dewasa. Mengenai jumlah makanan tambahan pun juga makin lama makin ditingkatkan, sesuai dengan kebutuhan kalori yang diperlukan bayi / anak untuk berkembang.

2. Kelompok Anak Balita

Anak balita juga merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit. Kelompok ini yang merupakan kelompok umur yang paling menderita akibat gizi (KKP) dan jumlahnya dalam populasi besar.

Beberapa kondisi atau anggapan yang menyebabkan anak balita ini rawan gizi dan rawan kesehatan antara lain sebagai berikut :

  • Anak balita berada dalam masa transisi dari makanan bayi ke makanan orang dewasa.

  • Biasanya anak balita ini sudah mempunyai adik atau ibunya sudah bekerja penuh sehingga perhatian ibu sudah berkurang.

  • Anak balita sudah mulai main di tanah dan sudah dapat main diluar rumahnya sendiri sehingga lebih terpapar dengan lingkungan yang kotor dan kondisi yang memungkinkan untuk terinfeksi dengan berbagai macam penyakit.

  • Anak balita belum dapat mengurus dirinya sendiri, termasuk dalam memilih makanan. Dipihak lain ibunya sudah tidak begitu memperhatikan lagi makanan anak balita karena dianggap sudah dapat makan sendiri. Dengan adanya posyandu (pos pelayanan terpadu) yang sasaran utamanya adalah anak balita, sangat tepat untuk meningkatkan gizi dan kesehatan anak balita.

3. Kelompok Anak Sekolah

Pada umumnya kelompok umur ini mempunyai kesehatan yang lebih baik dibandingkan dengan kesehatan anak balita. Masalah-masalah yang timbul pada kelompok ini antara lain : berat badan rendah, defisiensi Fe (kurang darah) dan defisiensi vitamin E. Masalah ini timbul karena pada umur-umur ini anak sangat aktif bermain dan banyak kegiatan, baik di sekolah maupun di lingkungan rumah tangganya. Di pihak lain anak kelompok ini kadang-kadang nafsu makanan mereka menurun sehingga konsumsi makanan tidak seimbang dengan kalori yang diperlukan.

Program UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) adalah sangat tepat untuk membina dan meningkatkan gizi dan kesehatan kelompok ini. Disamping anak sekolah adalah kelompok yang sudah terorganisasi sehingga mudah untuk dijangkau oleh program, juga karena kelompok ini merupakan kelompok yang mudah menerima upaya pendidikan. Ahli pendidikan berpendapat bahwa kelompok umur ini sangat sensitif untuk menerima pendidikan, termasuk pendidikan gizi.

4. Kelompok Remaja

Pertumbuhan anak remaja pada umur ini juga sangat pesat kemudian juga kegiatan-kegiatan jasmani termasuk olahraga juga pada kondisi puncaknya. Oleh sebab itu, apabila konsumsi makanan tidak seimbang dengan kebutuhan kalori untuk pertumbuhan dan kegiatan-kegiatannya maka akan terjadi defisiensi yang akhirnya dapat menghambat pertumbuhannya.

Pada anak remaja puteri mulai terjadi menarche (awal menstruasi) yang berarti mulai terjadi pembuangan Fe. Oleh sebab itu, kalau konsumsi makanan, khususnya Fe maka akan terjadi kekurangan Fe (anemia). Upaya untuk membina kesehatan dan gizi kelompok ini juga dapat dilakukan melalui sekolah (UKS) karena kelompok ini pada umumnya berada di bangku sekolah menengah pertama maupun atas (SLP atau SLA).

Disamping itu pembinaan melalui organisasi-organisasi kemasyarakatan, misalnya : karang taruna, remaja / pemuda masjid, gereja, dan sebagainya juga tepat. Karena kelompok pada remaja ini sudah mulai tertarik berorganisasi atau senang berorganisasi.

5. Kelompok Ibu Hamil

Ibu hamil sebenarnya juga berhubungan dengan proses pertumbuhan, yaitu pertumbuhan janin yang dikandungnya dan pertumbuhan berbagai organ tubuhnya sebagai pendukung proses kehamilan tersebut, misalnya mammae. Untuk mendukung berbagai proses pertumbuhan ini maka kebutuhan makanan sebagai sumber energi juga meningkat. Kebutuhan kalori tambahan bagi ibu hamil sekitar 300-350 kalori per hari.

Demikian pula kebutuhan protein meningkat dengan 10 gram sehari. Peningkatan metabolisme berbagai zat gizi pada ibu hamil juga memerlukan peningkatan suplai vitamin, terutama thiamin, riboflavin, vitamin A dan D. Kebutuhanbn berbagai mineral, khususnya Fe dan calsium juga meningkat.

Apabila kebutuhan kalori, protein, vitamin dan mineral yang meningkat ini tidak dapat dipenuhi melalui konsumsi makanan oleh ibu hamil, akan terjadi kekurangan gizi. Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat berakibat:

  • Berat badan bayi pada waktu lahir rendah atau sering disebut berat badan bayi rendah (BBLR).

  • Kelahiran prematur (lahir belum cukup umur kehamilan)

  • Lahir dengan berbagai kesulitan dan lahir mati.

6. Ibu Menyusui

Air susu ibu (ASI) adalah makanan utama bayi oleh sebab itu maka untuk menjamin kecukupan ASI bagi bayi, makanan ibu yang sedang menyusui harus diperhatikan. Sekresi ASI rata-rata 800-850 mililiter per hari dan mengandung kalori 60-65 kalori, protein 1,0-1,2 gram dan lemak 2,5-3,5 gram setiap 100 mililiter. Zat-zat ini diambil dari tubuh ibu dan harus digantikan dengan suplai makanan ibu sehari-hari.

Untuk itu maka ibu yang sedang menyusui memerlukan tambahan 800 kalori sehari dan

tambahan protein 25 gram sehari, diatas kebutuhan bila ibu tidak menyusui.

Dalam batas-batas tertentu kebutuhan bayi akan zat-zat gizi ini diambil dari tubuh ibunya tanpa menghiraukan apakah ibunya mempunyai persediaan cukup atau tidak. Apabila konsumsi makanan ibu tidak mencukupi, zat-zat didalam ASI akan terpengaruh, ASI akan tetap memberikan jatah yang diperlukan oleh anaknya dengan mengambil jaringan ibunya, akibatnya ibunya menjadi kurus. Bila konsumsi Ca ibu yang berkurang, Ca akan diambil dari cadangan Ca jaringan ibunya sehingga memberikan osteoporosis dan kerusakan gigi (caries dentis).

7. Kelompok Usia lanjut (Manula)

Meskipun usia ini sudah tidak mengalami penurunan fungsinya maka sering terjadi gangguan gizi. Contohnya pada usila beberapa gigi-geligi bahkan semuanya tanggal sehingga terjadi kesulitan dalam mengunyah makanan. Oleh sebab itu apabila makanan tidak diolah sedemikian rupa sehingga tidak memerlukan pengunyahan maka akan terjadi gangguan dalam pencernaan dan penyerapan oleh usus.

Disamping itu, alat pencernaan dan kelenjar-kelenjarnya juga sudah menurun sehingga makanan yang mudah dicerna dan tidak memberatkan fungsi kelenjar pencernaan. Makanan yang tidak banyak mengandung lemak pada umumnya mudah dicerna. Kadar serat yang tidak dapat dicerna sebaiknya tidak dikonsumsi oleh usila namun demikian makanan yang mengandung serat yang lain harus banyak, agar dapat melancarkan peristaltik dan dengan demikian melancarkan defekasi (buang air besar).

Keperluan energi pada usila sudah menurun, oleh sebab itu konsumsi makanan untuk usila secara kuantitas tidak sama dengan pada kelompok rentan yang lain. Yang penting disini kualitas makanan dalam arti keseimbangan zat gizi harus dijaga. Kegemukan pada usila sangat merugikan bagi usila sendiri karena merupakan resiko untuk berbagai penyakit seperti : kardiovaskuler, diabetes melitus, hipertensi, dan sebagainya.

Sumber : Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta. 2003.