Siapa saja golongan orang-orang yang tidak akan di hisab?

image

Golongan adalah pembedaan suatu jenis kelompok satu dengan yang lain. Siapa saja golongan orang-orang yang tidak akan di hisab?

Menurut hadis yang diriwayat Bukhari dan Muslim bersumber dari Ibnu Abbas r.a, terdapat 70,000 umat Muhammad s.a.w yang akan masuk syurga tanpa hisab dan tanpa azab.

10 golongan manusia ini dikatakan akan mempunyai muka bercahaya seperti bulan purnama. Siapakah 10 golongan manusia yang akan masuk syurga tanpa hisab itu?

  1. Ahli Al-Fadl (ahli kemuliaan)
    Golongan ini adalah orang yang bersabar menanggung kesakitan apabila dizalimi dan diperbodohkan dan mereka senantiasa memaafkan segala kejahatan yang dilakukan terhadap mereka.

  2. Ahli As-Sabr (ahli kesabaran)
    Golongan yang sentiasa bersabar menjalani suruhan dan sentiasa taat kepada Allah. Mereka yang sentiasa menghindarkan diri dari melakukan maksiat.

  3. Berjiran Kerana Allah
    Golongan ini akan saling berziarah dalam berkasih sayang kerana Allah. Mereka yang duduk dan bangun bersama-sama dengan saudara mereka kerana Allah. (hadis riwayat Abu Nu’aim daripada Ali bin Husain)

  4. Orang yang meninggal dalam perjalanan ke Mekah, tidak kira pergi atau balik. (hadis riwayat Jabir)

  5. Golongan yang senantiasa menuntut ilmu yang membawa ke jalan Allah, perempuan yang taat kepada suami dan anak yang berbakti kepada ibu bapa. (hadis marfu’ sumber Abu Ayyaub al-ansari)

  6. Individu yang dalam perjalanan hendak menunaikan hajat saudara seislamnya sehingga tertunai hajat tersebut dan meninggal dalam masa tersebut. (hadis marfu’ sumber daripada Anas)

  7. Individu yang mengasuh kanak-kanak sehingga kanak-kanak itu berupaya mengucapkan ‘lailahaillallah”. (hadis sumber daripada A’isyah r.a)

  8. Orang islam lelaki dan perempuan yang meninggal pada malam dan siang hari jumaat. (hadis marfu’ sumber daripada ‘Ata’)

  9. Hamba Allah yang bersabar dengan ujian bala bencana pada tubuhnya ataupun pada tubuh anaknya. (hadis marfu’ riwayat Hakim at-Tirmidzi)

  10. Individu yang menggali perigi di tengah padang dengan penuh keimanan demi mendapatkan ganjaran Allah. (Ibn Mas’ud)

Al-Hakim dan al-Baihaqi mengeluarkan hadis bersumber daripada Jabir secara marfu’:

“Barangsiapa yang lebih kebajikannya atas kejahatannya, maka mereka itulah yang masuk ke syurga tanpa hisab, dan barang siapa yang sama kebajikannya dan kejahatannya maka mereka itulah yang dihisabkan dengan hisab yang sedikit, dan barang siapa yang kejahatannya lebih banyak, maka dialah yang diberikan syafaat setelah menerima siksaannya.”

Mudah-mudahan kita termasuk dalam golongan yang dapat masuk ke syurga tanpa hisab

Firman Allah SWT:

Artinya: Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang patuh kepada Allah dan hanif (berpaling dari syirik, menuju tauhid). Dan sekali-sekali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan) (QS: An-Nahl: 120).

Dalam ayat ini Allah SWT memberitahukan kepada kita bahwa Rasul-Nya Ibrahim AS adalah seorang imam dalam agama dan seorang guru kebaikan. Dia selalu khusyuk dan taat kepada Tuhannya. Dia berpaling dari segala syirik; dia bertauhid penuh; dan dia bersih dari segala jenis syirik, baik ucapan, perbuatannya maupun i’tikadnya.

Firman Allah SWT:

Artinya:” Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (azab) Tuhan mereka, dan orang- orang yang tidak mempersekutukan dengan tuhan mereka (sesuatu apapun), dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka, mereka bersegera untuk mendapat kebaikan- kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segera memperolehnya” (QS AL-Mu’minun: 57-61)

Penjelasan secara global:

Dalam ayat-ayat ini Allah SWT mensifati orang-orang yang beriman dengan empat sifat yang mengharuskan mereka itu mendapat pujian, yaitu :

  • Mereka takut akan azab Allah SWT

  • Mereka membenarkan ayat-ayat yang diturunkan-Nya, ayat-ayat kauniyah, dan membenarkan bukti/dalil akan wujud- Nya dan kebenaran risalah (kerasulan) Muhammad SAW;

  • Mereka telah melaksanakan ayat-ayat itu, lalu mereka tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatupun, baik secara lahir maupun batin;

  • Mereka sangat takut kepada Allah SWT, kalau-kalau Allah tidak menerima apa yang telah mereka berikan dan apa yang telah mereka sedekahkan.

Kemudian Allah menyatakan mereka dengan saling berlomba dalam kebaikan. Dan Dia memberi tahukan bahwa mereka telah lebih dahulu mendapat kebaikan-kebaikan itu daripada selain mereka.

Hadits Rasulullah SAW:

Dari Hushain bin Abdurrahman, ia berkata: Aku pernah bersama Said bin Jubair, lalu ia bertanya: Siapa di antara kamu yang pernah melihat bulan jatuh tadi malam? Maka aku jawab: Saya. Kemudian saya katakan: Sesungguhnya saya tidak sedang salat, tetapi saya tersengat kalajengking. Dia bertanya: Apa yang kau perbuat. Jawabku: Aku telah berruqyah. Tanyanya :Apa yang mendorong kamu berbuat itu? Jawabku: Hadits yang telah diceritakan oleh asy-Sya’bi. Tanyanya: Apa yang telah ia ceritakan kepadamu? Jawabku: Dia telah menceritakan kepada kami dari Buraidah bin al-Hasib, sesungguhnya ia pernah berkata: Tidak ada ruqyah kecuali karena kena mata atau terkena sengatan kalajengking. Dia berkata: Sungguh telah berbuat baik orang yang sampai pada apa yang ia dengar. Akan tetapi Ibnu Abbas telah menceritakan kepada kami dari Nabi SAW, beliau bersabda: Telah diperlihatkan kepada umat manusia, lalu aku melihat seorang nabi bersama rombongan; seorang nabi bersama seorang lelaki dan dua orang lelaki; dan nabi yang tidak disertai oleh seorangpun. Ketika itu datang kepadaku rombongan besar. Dikatakan kepadaku: Ini umatmu bersama 70.000 orang yang akan masuk syurga tanpa hisab dan tanpa azab. Kemudian beliau bangkit dan masuk ke tempatnya. Maka orang-orang berbincang-bincang dan berdebat tentang mereka. Sebagian mereka berkata: Barangkali merekalah yang dahulu menjadi sahabat Rasulullah SAW. Sebagian lagi mengatakan:

Barangkali merekalah yang (dahulu) dilahirkan dalam lingkungan Islam, lalu mereka tidak memperserika- kan-Nya dengan sesuatupun. Dan mereka menyebutkan sesuatu, lalu datanglah Rasulullah kepada mereka. Mereka memberitahukan kepadanya. Lalu beliau berkata: Mereka itulah yang tidak melakukan ruqyah, tidak berobat dengan besi dibakar, dan tidak pesimis. Mereka bertawakal kepada Tuhan mereka. Lalu Ukasyah bin Mihshan berdiri seraya berkata: Do’akan agar aku termasuk golongan mereka. Nabi SAW berkata : Engkau termasuk salah seorang di antara mereka. Kemudian lelaki lain berdiri seraya berkata: Do’akan agar aku termasuk golongan mereka. Maka Nabi SAW menjawab: Dengannya Ukasyah telah mendahului kamu (HR Bukhari dan Muslim).

Hushain bin Abdurrahman memberitahukan ihwal suatu dialog yang berlangsung antara dia dan seorang tabi’in yang agung, sa’id bin Jubair dalam masalah ruqyah (jampi). Itu terjadi ketika Hasan disengat oleh kalajengking dan dia berobat dengan ruqyah yang disyariatkan. Tatkala dia ditanya oleh Sa’id tentang dalilnya, maka ia memberitahukannya dengan hadits asy-Sya’bi yang membolehkan ruqyah pada mata dan racun. Lalu ia dipuji oleh Sa’id atas kejadian itu. Akan tetapi dia meriwayatkan sebuah hadits kepadanya.

Hadits itu menanggap bagus/membenarkan meninggalkan ruqyah, yaitu hadits Ibnu Abbas, yang mengandung 4 (empat) sifat. Barangsiapa yang meninggalkan keempat sifat itu, maka ia berhak masuk syurga tanpa hisab dan tanpa azab. Keempat sifat itu adalah :

  • Tidak mencari ruqyah,
  • Tidak berobat dengan besi bakar,
  • Tidak pesimis,
  • Benar-benar bergantung kepada Allah.

Tatkala Ukasyah memohon kepada Nabi SAW agar dido’akan supaya termasuk di antara mereka, maka beliau memberitahukan kepadanya bahwa ia bersama mereka. Dan tatkala seorang lelaki lain berdiri untuk tujuan yang sama, maka Nabi SAW bersikap ramah terhadap dia dalam mecegahnya sebagai penutup bab dan pemutus mata rantai.

Hadits ini menunjukkan bahwa orang yang memelihara diri dari empat perkara yang disebutkan dalam hadis tadi, ia betul-betul telah bertauhid dan ia akan masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab.