Siapa Adi bin Hatim dan apa perannya dalam berbagai peristiwa masa munculnya Islam?

Adiy bin Hatim adalah seorang pemimpin Arab suku Tayy, dan salah satu dari sahabat Muhammad. Dia adalah putra dari penyair Hatim al-Tai yang dikenal secara luas karena kesopanan dan kemurahan hati di kalangan orang-orang Arab. Adi menentang Islam selama sekitar dua puluh tahun sampai ia masuk Islam dari agama Kristen pada tahun 630 (tahun ke-9 Hijriah).

Siapa Adi bin Hatim apa peran dalam berbagai peristiwa masa munculnya Islam?

Adi bin Hatim bin Abdullah bin Sa’ad bin Hasyraj, yang seperti ayahnya Hatim Tha’i adalah dikenal sebagai seorang pemurah hati (dermawan). Dia termasuk salah satu dari sahabat Nabi Saw. Mengenai masa keislaman Adi terdapat perbedaan pendapat, sebagian (berpendapat) tahun ke-7 hijriah dan kelompok lain menyebutkan tahun ke-9 atau ke-10 hijriah.

Adi menjadi kepala suku setelah ayahnya dan bahkan setelah memeluk Islam juga tetap pada kedudukannya (sebagai kepala suku). Berbeda dengan kaum Muslimin kebanyakan, sebelum memeluk Islam dia bukan penyembah berhala, tapi termasuk pengikut ajaran Masehi.

Keislaman Adi bin Hatim.

Muslimnya Adi bin Hatim memiliki arti khusus dari beberapa sudut pandang; pertama karena tokoh muda dimana dirinya sendiri juga adalah seorang pembesar dan kepala suku yang condong kepada Islam. Kedua yaitu dalam perjalanan keislamannya, telah dinukil ramalan-ramalan dari Nabi Saw bahwa berlalunya waktu menunjukkan kebenaran mereka semua dan menjadi sebuah bukti mukjizat atas kenabian Nabi saw.

Namun, kisah keislaman Adi adalah seperti ini; saudara perempuan Adi yang menjadi tahanan orang-orang Muslim dibebaskan oleh Nabi Saw dan mewajibkan saudaranya bertemu dengan Nabi Saw. Kisah kejadian selanjutnya dinukilkan dari Adi sendiri:

"Saya berangkat menuju madinah dan saya membawa diri sampai ke kota tersebut dan ketika Rasulullah Saw duduk di dalam masjid, saya menghormat di hadapan beliau, dan memberi salam kepadanya.

Nabi berkata: ‘Siapa engkau?’

Saya menjawab: ‘Adi bin Hatim.’

Rasulullah yang mengenal saya (langsung) berdiri dari tempatnya dan membawa saya menuju ke rumahnya dan ketika kami tengah dalam perjalanan, seorang perempuan tua datang ke hadapannya dan menghentikan Nabi. Demi Allah saya melihat beliau berdiri di situ untuk waktu yang lama dan berbicara dengannya mengenai pekerjaan orang tua itu. Saya yang melihat peristiwa tersebut, bergumam kepada diri sendiri: ‘Demi Allah orang ini tidak mengklaim diri sebagai seorang raja.’

Kemudian Nabi membawa saya ke rumahnya dan di sana kain alas yang kasar, yang di tengahnya beliau gelar anyaman (pelepah) kurma untuk saya dan berkata kepada saya:

‘Duduklah di atasnya.’

Saya menjawab: Anda sendiri duduklah di atasnya.’

Beliau berkata: ‘Tidak, silahkan kamu duduk, dimana saya duduk di atas alas tersebut dan Rasulullah Saw duduk di atas tanah.

Saya berkata kepada diri sendiri: ‘Demi Tuhan! Ini bukan tingkah laku seorang raja,’

Kemudian beliau berkata: ‘Wahai 'Adi! Mungkin yang menahanmu menerima Islam adalah kekurangan dan kemiskinan orang-orang Muslim. Demi Allah tidak akan lama berselang Dia akan melimpahkan begitu banyak harta di tengah-tengah mereka dimana tidak akan dijumpai orang yang akan mengambilnya, dan mungkin yang menghalangimu dari memeluk Islam adalah banyaknya musuh dan sedikitnya orang-orang Islam tetapi demi Allah tidak akan lama lagi engkau akan mendengar seorang perempuan Muslim dari negeri Chaldea mengendarai untanya sendiri tanpa rasa takut datang menziarahi Ka’bah, mungkin alasan engkau belum muslim adalah engkau melihat kekuasaan dan kekuatan (dunia) berada di tangan orang lain, namun demi Allah tidak akan lama engkau akan melihat istana-istana putih tanah Babul akan takluk oleh mereka.

Adi bin Hatim mengatakan: ‘Saya telah memeluk Islam dan demi Allah dari ketiga perkataan nabi dua yang awal telah aku saksikan dan demi Tuhan yang ketiga juga akan menjadi kenyataan.’

Dan kami telah melihat kenyataan ramalan ketiga; Setelah wafatnya Nabi Saw ketika banyak terjadi pemberontakan Adi membiayai hidupnya sendiri dan sederet peperangan (melawan orang-orang murtad) diikutinya lalu kemudian dia ikut serta dalam menaklukkan Irak dan selanjutnya dia bertempat tinggal di Kufah

Referensi : http://www.islamquest.net/id/archive/question/id23678