Si kaya semakin kaya dan si miskin semakin miskin: Setujukah dengan pernyataan tersebut?

Miskin-Sehat-atau-Kaya-Sehat-650x371

Hai Youdics!

Seseorang bisa disebut kaya karena memiliki banyak harta seperti uang, dan aset dimana mana, kekayaan selalu identik dengan segala hal berbau benda atau materi, sedangkan kemiskin adalah kebalikannya seseorang yang minim harta, bahkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya saja tidak tercukupi. Jika bisa memilih pasti sebagian besar orang akan memilih terlahir menjadi kaya, siapa orang yang tidak mau bergelimang harta? bisa membeli barang-barang yang diinginkan tanpa memikirkan kebutuhan hidup sehari-hari. Seseorang yang memiliki aset serta sumber daya tentunya memberikan peluang bagi mereka untuk meningkatkan kesejahteraan hidup, sedangkan seseorang yang tidak memiliki aset dan sumber daya harus terpaksa berjuang melawan siksaan ekonomi. Nahh, youdics apakah pernyataan “Si kaya semakin kaya dan si miskin semakin miskin” benar adanya? setujukah kamu dengan pernyataan tersebut?

1 Like

Penyataan ini sangat banyak dijumpai saat ini. apalagi di masa pandemi saat ini banyak orang yang kehilangan lapangan pekerjaan dan mati-matian mencari penghasilan hanya untuk makan. Semua itu dipengaruhi oleh SDM. jika baik SDM seseorang, maka semakin besar peluang dia mencapai kekayaan. dengan SDM yang baik mereka akan membuat berbagai cara yang menguntung dirinya dengan cara yang berkelas. sehingga mereka menindas kaum menengah kebawah.
ada juga orang yang memiliki SDM yang baik tapi melakukan hal yang tidak diharapkan yaitu korupsi yang merajalela di Indonesia dan kasus tersebut kebanyakan mendapatkan hukuman yang tidak setimpal. ini sangat merugikan masyarakat karena dia memakan hak orang miskin yang membuat orang miskin semakin miskin dan tidak mendapatkan perlakuan yang adil dimata hukum. seperti yang kita ketahui dalam pancasila sila ke 5 “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” dan ini masih belum bisa diterapkan dengan baik dan benar sebagai mana diharapkan oleh Presiden RI 1 kita.

1 Like

Menurut saya hal mendasar yang dapat mendukung pernyataan ini yaitu aksesibilitas. Aksesibilitas merupakan hal yang sangat penting untuk mendapatkan segala sesuatu. Contoh, akses internet. Ketika seseorang memiliki aksesibilitas (kuota internet, gadget, sinyal) yang baik, maka orang tersebut akan mendapatkan berbagai macam informasi yang ia mau. Sebaliknya, jika aksesibiltas terhadap internet terbatas, pastinya akan terbatas juga informasi yang ia dapat.

Nah pernyataan ini juga menurut saya terdapat unsur aksesibilitas untuk mengubah hidup menjadi lebih baik. Namun, saya kurang setuju dengan pernyataan si kaya makin kaya dan si miskin makin miskin. Perlu kita ingat bahwa siapa yang kerja keras, ia yang akan berhasil. Meskipun aksesibilitas terbatas, namun ketika memiliki daya kerja keras yang baik, maka peluang untuk mendapatkan hasil yang lebih memuaskan pun besar. Maka dari itu, jika kita tidak memiliki sumber daya yang lebih daripada orang lain, maka setidaknya kita memiliki kerja keras yang lebih daripada orang lain.

1 Like

Saya setuju dengan pernyataan tersebut. Pepatah lama tersebut memang sedang terjadi saat ini. Bukti gap sosial ini dapat kita saksikan di era pandemi covid-19 saat ini. Hampir seluruh pekerjaan atau kegiatan di tengah pandemi dilakukan melalui Dalam Jaringan (daring), membuat si kaya (dalam hal ini pengusaha) berbondong-bondong meluncurkan produk yang bisa masyarakat sipil dapatkan secara online. Si kaya akan merasa diuntungkan dengan kondisi seperti ini, didukung oleh anjuran pemerintah untuk melakukan pembatasan pada aktivitas manusia. Hal ini tentunya akan meningkatkan profit perusahaan atau menambah kekayaan perusahaan yang muaranya akan meningkatkan penghasilan para pekerja. Orang-orang golongan kaya ini tentunya memiliki value lain yang tidak dimiliki oleh si miskin, yang membuat mereka mampu survive di tengah pandemi, yaitu kualitas sumberdaya dan aksesibilitas. Orang yang memiliki modal kemudahan akses, akan lebih mudah mendapatkan sesuatu yang mereka butuhkan dan dapat mewujudkan apa yang mereka cita-citakan. Misalnya kemudahan mendapatkan akses internet, kebutuhan sandang pangan papan terpenuhi. Selain itu, perbedaan mindset juga mempengaruhi kesenjangan sosial ini. Secara sosiologi, orang miskin cenderung memiliki mindset pasrah akan takdir, apa yang terjadi pada dirinya adalah salah satu bagian dari garis takdirnya, hal ini yang membuat kualitas hidupnya menjadi semakin “stuck” atau semakin miskin.

Pandangan saya, miskin dan kaya bukan hanya perkara harta dan kemudahan akses saja tetapi juga masalah mental. Sebab mental adalah dasar yang mendorong kemauan kita untuk hidup lebih baik

1 Like

Menurutku, pernyataan “si kaya semakin kaya dan si miskin semakin miskin” itu adalah sebuah mindset yang tercipta dikalangan kita, ketika kita bisa merubah mindset tersebut pasti kita sama-sama bisa survive dan percayalah pada roda yang berputar. Tidak selama nya kita berada di bawah, dan tidak selamanya juga kita berada diatas, it depends on bagaimana cara kita bisa berjuang.

Berbicara tentangg mental, pasti berbeda setiap orang, atau terkadang bbisa dibilang mental orang kaya lebih kuat. Orang yang siap kaya sudah tahu kehidupan seperti apa yang ingin mereka bangun. Mereka memperjelasnya dengan membentuk sebuah visi, berupa gambaran yang detail tentang impian mereka yang akan diwujudkan. Sebaliknya, mental orang miskin biasanya cenderung pasrah, dan merasa tidak bisa mengontrol jalannya roda kehidupan mereka. Mereka tidak memiliki visi dalam kehidupanya, sehingga terkadang mereka bingung harus melakukan apa. Visi adalah peta yang akan mengantarkan kita sampai ke tujuan besar.

Bukan menyudutkan namun orang kaya umumnya memiliki mimpi yang besar pula karena mindset nya adalah mereka ingin hidup dengan target yang tinggi juga, jadi kebanyakan akan menaikkan level hidup mereka agar jauh lebih baik lagi, yang begitu mereka yakini dapat tercapai. Menjalani dengan bekerja keras dan pantang menyerah, akan mereka hadapi demi tercapainya mimpi tersebut. Nah, untuk hal ini menurut saya perlu ditumbuhkan pemikiran di setiap orang, karena dengan berpikir seperti itu akan meningkatkan kualitas dan level dari diri kita juga untuk mencapai target tertentu, tentunya target ini berbeda-beda.

1 Like

Saya tidak setuju dengan pertanyaan tersebut, menurut saya pernyataan ini bisa dilontarkan tergantung dari situasi yang kita hadapi, misal sekarang sedang pandemi dan sedang diberlakukan PPKM yang membawa lebih banyak dampak negatif ke kalangan menengah kebawah sementara kalangan masih bisa menikmati gelimang hartanya. Tetapi jika pandemi ini tidak ada menurut saya pernyataan tersebut tidak relevan lagi karena tiap-tiap orang mempunyai usaha nya sendiri untuk menguntungkan dirinya salah satunya adalah dengan peningkatan SDM yang kedepannya akan membawa perubahan pada kehidupannya. Jadi jangan hanya menyalahkan takdir saja, kita sebagai insan manusia harus juga tetap berusaha untuk kehidupan yang lebih baik, karena hidup itu akan terus berputar tidak semua selalu diatas begitupun sebaliknya.