Setujukah pernyataan "Mau kuliah apa jadi model" buat mahasiswi yang berpenampilan wow?

Mau kuliah apa jadi model

Hal ini identik dengan mahasiswi, di dalam tasnya begitu banyak alat makeup tapi mereka tidak membawa “peralatan kuliah” ke kampus. Mereka sangat mementingkan penampilan, mulai dari pakaian, tas hingga makeup. Bagaimana pandanganmu tentang hal ini?

2 Likes

Saya rasa jika hal ini tidak mengganggu dan merugikan orang lain bukanlah masalah besar. Asal ia menggunaknnya di tempat yang benar dan waktu yang benar. Jangan menggunkannya di dalam kelas apalagi saat dosen sedang memberikan materi, karena hal ini malah menjadi boomerang bagi dirinya sendiri.

Sangat tidak setuju. Saya pikir, tidak sepatutnya mengaitkan selera fashion dengan tujuan kuliah, apalagi tidak melanggar aturan kampus. Berpenampilan menarik atau ‘wow’ itu pilihan bahkan hak seseorang, yang tidak perlu langsung disangkutpautkan dengan 'serius-tidak’nya ia dalam proses perkuliahan. Ya, mirip dengan perumpamaan “don’t judge a book by its cover”. Jadi, bukan berarti ‘bergaya’ lantas cuma ‘gaya-gayaan’ kuliah, mungkin saja malah orang yang di-judge lebih serius ketika dalam kelas. Bisa jadi juga, seseorang malah bisa lebih percaya diri dalam berkuliah dengan penampilannya itu, dan justru proses kuliahnya jadi semakin lancar dan nilai-nilainya baik. Yang penting, style fashion-nya itu tidak mengganggu perkuliahannya sama sekali dan/atau mengganggu orang lain.

Kalau saya setuju bila kondisinya mahasiswa tersebut adalah mahasiswa dari penerima beasiswa. Saya jadi teringat dulu ketika masa kuliah saya sebagai penerima beasiswa dan dituntut untuk memilki performa akademik yang cemerlang sehingga tidak begitu sempat memperdulikan riasan wajah. Sebenarnya tidak begitu lusuh-lusuh juga sih :laughing:. Saya menemukan teman saya yang juga penerima beasiswa tetapi uang beasiswa digunakan untuk tampil lebih wow dan bukan maksud mengkaitkan dua hal tersebut, tetapi memang performa akademik dia tidak sebagus milik saya walaupun sebenarnya terdapat faktor lain seperti atensi dan prioritas dia dalam perkuliahan yang kurang tinggi atau juga bisa biaya yang dikeluarkan untuk berpenampilan ‘wow’ membuatnya kekurangan dalam memenuhi kebutuhan akademik perkuliahan.

Kutipan dari buku dari Anuschka Rees berjudul The Curated Closet: A Simple System for Discovering Your Personal Style and Building Your Dream Wardrobe mungkin bisa menjadi insight yang membuka pikiran dalam berpenampilan

most human consider to think about dress up when they critically think themselves as someone who need to fit in the society

Nah kalau memang seperti itu, mahasiswi sebagai society berarti memiliki tuntutan juga untuk berpenampilan wow. Asal tidak lupa aja dengan tuntutan utama sebagai mahasiswa, yaitu…?

hehe :blush:

Hal yang perlu diperhatikan ketika dia membawa perlengkapan fashion yang lengkap, daripada perlengkapan kuliah belajar ya memang sudah dipastikan dia lebih cenderung memperhatikan penampilannya. Walaupun tidak ada salahnya berpenampilan sesuai keinginan ketika beraktivitas apapun. Namun akan lebih baik kita menempatkan sesuatu sesuai dengan porsinya. Bayangkan ketika kamu kuliah dengan kostum yang sangat “wow” di kelas, hal tersebut akan mengalihkan perhatian mahasiswa yang lain kepadamu. Sebaiknya penampilan yaa harus disesuaikan dengan kondisi yang ada.

Selama penampilannya tidak menganggu aktivitas belajar mengajar menurut saya it’s fine. Sebenarnya saya juga orang yang bodoamat dengan mahasiswa yang membawa perlengkapan make up ke kelas atau bahkan lebih lengkap daripada perlengkapan belajarnya. Maksud saya, saya tidak bisa menjudge dia tidak mengutamakan kuliahnya hanya dengan melihat alat-alat yang dia bawa. Bisa saja meskipun dia orangnya suka dandan di kelas, ternyata dia orang yang rajin dan pintar. Ya karena kedua hal tersebut adalah hal yang berbeda, kuliah dan fashion. Tetapi kalau memang dia dapat mengganggu suasana kelas dengan kehebohannya dalam berfashion, ya sudah kelewat batas menurutku.

Menurut saya tidak ada salahnya jika mahasiswi berpenampilan “wow” saat kuliah, lagi pula pada umumnya kampus tidak melarang perihal penampilan asalkan sopan. Terkecuali mungkin ada beberapa fakultas yang memang memiliki aturan terkait penampilan atau pakaian yang dikenakan, sepatutnya mahasiswi/a mengikuti aturan tersebut. pun dengan alat makeup yang dibawa saat ke kampus, menurut saya hal itu juga tidak masalah karena tidak merugikan pihak manapun dan digunakan pada waktu yang tepat, tidak saat pada jam kuliah berlangsung.

Penampilan memang suatu hal yang sangat penting bagi saya, karena dengan berpenampilan rapih hal ini menunjukan sebagai bentuk menghargai orang lain dan juga dinilai memiliki kredibilitas dan integritas yang tinggi. Bukankah orang lain akan senang jika kita berpenampilan rapih saat bertemu mereka?. Disamping itu, sebagian banyak orang juga menilai kepribadian seseorang melalui pakaian atau penampilan mereka. Hal ini terbukti pada sebuah studi penelitian dari Nature Human Behaviour yang menyatakan bahwa perilaku menilai orang lain melalui pakaian mereka sudah menjadi naluri alamiah hampir pada sebagian orang. Hasil penelitian juga mengungkapkan bahwa wajah seseorang yang dipasangkan dengan pakaian bermerek dianggap lebih kompeten.

Penampilan memang penting, namun jangan menilai seseorang hanya karena penampilan, peribahasanya disebut "Dont’t judge a book by cover". Seseorang yang berpenampilan biasa saja atau bahkan tidak peduli dengan penampilan bukan berarti ia tidak kompeten atau kompeten, begitupun orang yang terlalu memperhatikan penampilan.

Summary

Bagaimana Menilai Kepribadian Orang Lewat Cara Berpakaian?

Saya tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Mahasiswa manapun dapat berpakaian dan bergaya sesuai dengan kemauannya asalkan tidak menyalahi aturan dan tetap menjaga norma kesopanan. Apalagi pada zaman sekarang, pergi ke kampus tidak hanya sekadar duduk di kelas mendengarkan penjelasan dosen. Meskipun itu memang tujuan utamanya, namun masih banyak kegiatan samping lain yang dapat dilakukan di kampus. Waktu berkuliah juga menjadi ajang mahasiswa sekarang untuk mengekspresikan dirinya. Mungkin mereka merasa inilah kesempatan yang bagus untuk menunjukkan karakternya lewat fashion dengan bebas, karena seperti yang kita tahu hampir semua sekolah di Indonesia mewajibkan penggunaan seragam untuk muridnya.

Kalau ada beberapa kasus dimana mahasiswi cenderung membawa peralatan yang kurang penting secara berllebih, itu tetap saja adalah hak masing-masing. Kita tidak bisa melakukan generalisasi bahwa mahasiswi tersebut hanya berniat bergaya saat pergi ke kampus. Bisa saja ia adalah tipe orang yang sangat peduli akan baik penampilan maupun akademiknya. Kita juga tidak tahu alasan mereka sebenarnya. Berpenampilan rapi juga bisa menunjukkan seberapa orang menghargai dirinya dan orang lain. Orang lain peduli dengan penampilan mereka untuk perbaikan pribadi, mungkin mereka ingin menjadi orang yang lebih baik, (berdasarkan pandangan orang lain atau hanya ingin meningkatkan harga diri), sehingga mereka berusaha untuk terlihat lebih baik.

Tuntutan sosial pada perempuan agar selalu terlihat sempurna saya rasa juga ikut andil dalam trend ini. Realita yang terjadi dalam masyarakat di sekitar kita, perempuan cenderung akan lebih dihargai ketika ia terlihat lebih menarik. Untuk itu, para perempuan berusaha agar dirinya dapat diterima di masyarkat. Namun, menurut saya tuntutan dan anggapan sosial seharusnya tidak menghambat pengekspresian diri dari perempuan. Jika ada yang merasa terganggu dengan penampilan perempuan, maka yang harus dibenahi adalah sudut pandang dan pemikiran orang tersebut. Tetapi tetap saja, semua orang hendaknya memperhatikan norma dan menyesuaikan tempat ketika berpenampilan.

Tidak menggambarkan mahasiswi yang sebenarnya. Karena tujuan utama seorang mahasiswi ke kampus adalah belajar. Maka, mulai dari pakaian dan bawaan yang dibawanya seharusnya memenuhi kebutuhan untuk belajar. Apalagi mereka sampai tidak membawa peralatan kuliah.
Dan menurutku tindakan ini merupakan suatu tindakan yang sangat membuang-buang waktu dan juga uang. Kalau belajar bukan tujuan utama mereka menjadi mahasiswi, lebih baik tidak usah kuliah dan langsung melanjutkan karir jadi model saja. Mungkin alasan mereka seperti ini karena keputusan kuliah bukan dari keputusan mereka sendiri, melainkan karena keterpaksaan dari orang tua(?)
Namun, menurutku pendidikan juga penting selain penampilan. Karena percuma kalau cantik tapi bodoh dan tingkah laku tidak baik. Jadi, cantik dan pintar itu harus seimbang.

Dunia fashion dan make up semakin berkembang, beragam dan mahasiswa menjadi salah satu target dunia fashion karena memang lingkungan kampus merupakan lingkungan yang bebas dalam menggunakan pakaian. Kebanyakan universitas memang tidak ada seragam khusus untuk berkuliah, tetapi ada beberapa universitas tertentu yang memiliki seragam untuk berkuliah seperti keperawatan, sekretaris dll.

Fashion di lingkungan mahasiswa memang suatu hal yang penting dan tidak penting, karena tugas utama mahasiswa memang belajar. Ada tipe mahasiswa yang cuek dengan model pakaian yang digunakannya, tetapi ada juga mahasiswa yang sangat memperhatikan penampilannya. Bahkan mungkin sampai terlihat bak model dan itu merupakan hak mereka dalam berpenampilan. Hal ini kembali lagi ke mahasiswi tersebut, ketika mereka pergi ke kampus menggunakan model pakaian yang mereka suka dan mungkin terlihat “wow” kemungkinan alasan mereka berpenampilan seperti itu karena bisa menunjang kepercayaan diri dan performa mereka saat berkuliah. Jadi menurutku tidak ada salahnya mahasiswi berpenampilan wow saat berkuliah. Tapi akan menjadi salah jika mereka pergi kuliah hanya memperhatikan penampilan, make up dan tidak membawa peralatan untuk kuliah, karena tugas utama mahasiswa adalah belajar dan fashion itu suatu hal tambahan.

Kuliah atau jadi model bisa saja dilakukan keduanya, jadi model waktunya lebih fleksibel. Saya rasa banyak sekali anak muda jaman sekarang selain kuliah dia memiliki pekerjaan paruh waktu kuliah bisa jadi modelpun tak masalah keduanya bisa dilakukan asalkan pintar membagi waktu.

Aku sangat tidak setuju dengan statement tersebut. Semua orang berhak menggunakan apa saja yang membuatnya merasa nyaman. Sebagai mahasiswa, kita sudah bisa membedakan mana yang baik atau tidak untuk hidup kita, jadi sah sah saja untuk mahasiswa berpenampilan ‘wow’.

Untuk kasus tersebut, menurut aku juga totally fine karena metode belajar setiap orang pasti berbeda. Mungkin orang yang tidak membawa “peralatan kuliah” tersebut sudah sepenuhnya paham hanya dengan melihat dan mendengarkan materi, atau mungkin ia juga mencatat materinya di handphone. Jadi intinya menurutku bukan ranah kita untuk mengurusi cara berpakaian mahasiswa dan apa saja yang seharusnya mereka bawa ke kampus. As long as itu tidak menyalahi aturan dari kampus dan tidak merugikan orang lain, why not?

Fashion di lingkungan mahasiswa memang suatu hal yang penting dan tidak penting, karena tugas utama mahasiswa memang belajar. Namun ketika mereka pergi ke kampus, pasti akan mengenakan pakaian yang pantas. Terkadang ada tipe mahasiswa yang cuek dalam hal berpakaian, tetapi juga ada mahasiswa yang sangat memperhatikan penampilannya. Bahkan mungkin penampilannya sampai terlihat heboh dan wow. Kalau di kampus saya, masih belum ada sanksi yang tegas dari pihak fakultas tentang peraturan berpakaian tersebut. Terkadang bahkan ada beberapa dosen yang tidak terlalu peduli dengan hal berpakaian. Sudah sewajarnya apabila adab berpakaian menjadi suatu hal yang harus diperhatikan. Karena kampus merupakan lingkungan akademik para kaum terpelajar, maka berpakaian pun harus disesuaikan agar terlihat enak dipandang

Saya tidak satu pendapat dengan pernyataan “mau kuliah apa jadi model” untuk mahasiswi yang berpenampilan wow. Setiap orang berhak memberikan penampilan terbaik mereka. Saya rasa tidak ada kaitannya penampilan seseorang dengan pendidikan yang dijalaninya. Penampilan merupakan hal yang pertama kali dilihat ketika bertemu dengan orang lain. Wajar apabila mahasiswi ingin dilihat sebagai seseorang yang baik di mata orang lain, first impression penting untuk sebagian besar orang. Saya pun yakin bahwa ada banyak cara seseorang mendapatkan ilmu. Selama penampilan tersebut tidak menyalahi norma dan aturan, merugikan atau menganggu orang lain, maka silakan mengenakan apapun yang ingin dikenakan.

Menurut saya pribadi hal ini bukan masalah besar selama pakaian ataupun peralatan make-up yang mereka bawa tidak mengganggu jalannya perkuliahan bagi dirinya sendiri ataupun orang lain di sekitarnya. Pakaian, tas, make-up, ataupun aksesoris lainnya yang digunakan oleh wanita ketika pergi ke kampus mungkin saja untuk menunjang rasa percaya dirinya tampil di depan banyak orang. Menggunakan pakaian atau berdandan yang rapi juga menjadi nilai plus tersendiri dibandingkan harus berpakaian kurang rapi.

Mungkin jika kita hanya melihatnya atau mengetahuinya, itu tidak masalah tetapi jika kita berkelompok dengan mereka mungkin itu akan menjadi masalah. Fokus kuliah kita akan terpecah menjadi berlomba mempercantik dengan riasan tetapi tidak menambah pengetahuan dan keterampilan.
Saya yakin bahwa mereka pun tetap memahami setiap matkul yang diberikan dan mengerjakan tugas walau sudah deadline.

Kalau dari saya pribadi, saya tidak pernah bermasalah dengan mereka yang fashionable ketika kuliah. Terkadang malah bisa jadi inspirasi outfit ke depannya juga. Asalkan pakaian yang digunakan memang cocok dan layak digunakan untuk kuliah sih menurut saya.

Benar kata kak @NovitaMahar bahwa don’t judge a book by its cover. Saya pernah menemukan teman-teman yang sangat niat dalam berdandan, tapi juga berprestasi dalam perkuliahan. Ada juga penampilan teman saya yang kumus-kumus seperti tidak niat kuliah juga tetap berprestasi bahkan sangat enak diajak diskusi. Jadi bisa saya simpulkan bahwa style tidak mengganggu sama sekali menurut saya.

Kalau kasusnya sudah sampai tidak bawa buku tapi malah makeup semua, aku sendiri memang tidak setuju, ya. Tapi aku setuju-setuju saja dengan tampil modis, karena mau modis atau tidak, itu tergantung selera. Menurutku, kita harus berhenti ikut campur dengan cara berpakaian setiap orang–mau anak sekolahan, anak kuliahan, orang kantoran, dan lain-lain. Cara berpakaian adalah identitas si pemakai, dan bisa saja dengan memakai pakaian modis, itu bisa meningkatkan tingkat percaya diri dan mood seseorang. Tapi kembali lagi, kalau menjadi “model kampus” ini tidak sebanding dan tidak seimbang dengan menjadi mahasiswa yang sesungguhnya, berarti masalahnya ada di kepribadian individu tersebut sendiri–yang mana sebenarnya kita sebagai pengamat juga tetap saja tidak bisa melakukan apa-apa. Kalau dia gagal, itu urusan dan risiko dia. Jadi menurutku, lebih baik fokus ke diri sendiri saja.

menurut saya itu kembali ke pribadi masing-masing. kalau saya sendiri si biasa-biasa aja soalnya gak ganggu kenyamanan saya. paling ya kadang kalau ada temen yang kayak gitu suka ketinggalan karena lama dandannya.

Menurut saya, kalimat “mau kuliah apa jadi model” terlalu berkonotasi negatif terhadap mahasiswa-mahasiswa yang memperhatikan penampilan. Sah-sah saja jika ingin berpenampilan modis ketika di kampus asalkan tidak melanggar norma kesopanan dan tidak mengganggu pembelajaran. Kita tidak bisa asal menilai mahasiswa yang berpakaian modis ke kampus. Saya rasa ada banyak alasan selain personal branding diri sendiri. Dunia kuliah sangat luas, ada juga mahasiswa yang bekerja sambil berkuliah. Penampilan yang modis bisa jadi merupakan penunjang bagi pekerjaan mereka.

Di kampus saya sendiri, terutama di fakultas dan jurusan, bahkan banyak teman-teman saya yang mewarnai rambut dengan warna-warna yang berani seperti soft pink atau biru tosca dan memiliki selera fashion yang unik dan modis namun mereka juga pandai dalam akademis dan rajin, bahkan ada beberapa yang merupakan asisten dosen.

Don’t judge a book by its cover, saya rasa tidak ada kaitannya antara penampilan dengan prestasi akademis.