Setujukah Kamu Jika Skripsi Dihapuskan?

1507033403-jurnal-06(1)
Skripsi merupakan karya tulis ilmiah berupa paparan tulisan hasill penelitian Sarjana S1 yang membahas suatu fenomena dalam bidang tertentu. Penelitian bisa menggunakan data kuantitatif ataupun kualitatif.
Kondisi saat ini memaksa kita untuk membatasi seluruh kegiatan yang biasa kita jalani. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, per sabtu (28/3), jumlah penandatangan petisi Skripsi dihapuskan sebanyak 14.421 orang pada situs change.org. Dengan alasan kondisi pandemi saat ini menyulitkan mahasiswa melakukan penelitian. Juga ada terselip harapan tidak menambah kasus Covid-19. Namun, dengan adanya pemberlakuan PPKM juga tidak menghambat penyebaran Covid-19 di Indonesia.

Bagaimana pendanpatmu Youdics? Skripsi dihapuskan atau diganti dengan program yang lebih menunjang kualitas mahasiswa?

Kalau saya sendiri diantara setuju dan tidak setuju. Skripsi merupakan suatu syarat untuk mahasiswa sarjana bisa lulus. Skripsi juga kan merupakan sebuah penelitian yang kita lakukan dan kita juga harusnya yang tahu mengenai keadaan penelitian kita. I know, skripsi memang sulit karena bisa dibilang kita tiba-tiba disuruh untuk membuat proposal skripsi kan. Aku juga mengalami hal itu, namun ketika kita pikir kembali, mengapa hal tersebut harus kita hindari? itu kan tanggung jawab kita di perkuliahan, maka sebelum kita merasa takut menghadapi skripsi kita harus belajar dulu. Skripsi juga kan tentunya ada dosen pembimbing ya walaupun tidak semua dosen pembimbing itu baik, namun kita bisa gunakan dengan menanyakan kepada kakak tingkat. So, skripsi itu dikerjakan bukan ditakutkan, nah dengan pendapat tersebut saya setuju diadakannya skripsi yang tentunya dengan skripsi menambah pengalaman, skill dan pengetahuan.

Nah, saya juga setuju apabila skripsi dihapuskan. Namun, bisa digantikan dengan kegiatan lain yang tentunya menunjang pengalaman, skill dan pengetahuan. Semisal, skripsi digantikan dengan tugas Magang di perusahaan dan menurut saya ini efektif karena kita bisa tahu kehidupan di dunia kerja yang sebenarnya. Namun, magang juga tetap saja ada laporan seperti skripsi dan ada tanggung jawabnya juga kan?

Maka, saya sendiri tim tengah dimana saya setuju dihapuskan skripsi dan setuju apabila masih diberlakukan skripsi

Sebagai mahasiswa yang menggeluti suatu bidang ilmu selama kurang lebih empat tahun kita dituntut untuk mengetahui seluk beluk mengenai suatu ilmu, maka untuk mengukur sejauh mana pengetahuan kita tentang bidang tersebut diperlukan suatu tolak ukur salah satunya adalah skripsi. Namun menurut saya perlu adanya pertimbangan yang matang jika ingin menghapus skripsi yaitu universitas dan kementerian harus mencari alternatif lain untuk bisa menguji mahasiswanya apakah paham dengan ilmu yang ia pelajari. Saya sebagai mahasiswa sebenarnya kurang setuju dengan adanya inisiasi penghapusan skripsi karena walau memang ditakuti, skripsi bisa melatih kita utuk berfikir logis dari mulai pencarian judul hingga berpikir logis untuk mencari solusi, selain itu tidak hanya untuk menguji saja tetapi juga untuk melatih diri kita.

Hampir sama dengan pendapat yang lain, bahwa kalau ingin menghapus skripsis sebaiknya perlu direncanakan matang-matang dan harus ada koordinasi antara pihak universitas dengan kementrian pendidikan. Untuk wacana skripsi dihapus saya setuju akan tetapi digantikan dengan program yang lebih menunjang mahasiswa seperti magang, karena selama kuliah kita sudah dibekali dengan teori. Pastinya setiap mahasiswa juga bosan kalau hanya teori saja, alangkah baiknya digantikan dengan program magang ataupun training, disana juga kita bisa belajar secara teori maupun praktek dan juga disertai dengan pengalaman-pengalaman agar nantinya kualitas SDM semakin lebih baik

Pertama, mari kita samakan presepsi dan konsep dasar terlebih dahulu. Ujian nasional dengan skripsi adalah dua hal yang berbeda. Tujuan pun jauh berbeda. Dan tingkatan kognitif pun juga berbeda.

Ujian nasional adalah evaluasi dalam bentuk pengukuran secara nasional dengan instrumen yang dibuat seragam dan sama. Mengingat infrastruktur pendidikan dan SDM pendidikan yang masih belum merata di seluruh plosok negeri. Maka, instrumen evaluasi yang bernama Ujian Nasional menjadi baik apabila dihapuskan.

Tinggal, kita mencari alat ukur untuk evaluasi yang sama dengan ujian nasional. Sedangkan skripsi, diperuntukan mahasiswa di perguruan tinggi. Tujuan dari perguruan tinggi, tidak terbatas pada pendidikan (kognitif), melainkan juga pengabdian, dan penelitian.

Instrumen bernama skripsi adalah satu diantara banyak penelitian yang memungkinkan bisa dilakukan oleh mahasiswa. Kalaupun ingin dihapus, maka apa instrumen baru tentang penelitian di tingkat perguruan tinggi?

Kedua, dampak yang terjadi apabila skripsi dihapus. Dimata dunia, Negara Indonesia bakal menjadi negara dengan tingkat ketertinggalan tinggi. Sudah budaya baca yang kurang, enggan menulis pula. Jika skripsi benar-benar dihapus, akan menurunkan kualitas pendidikan tinggi.