Setujukah Kalian Jika Video Game Bukan Penyebab Tindakan Kekerasan?

Bermain video games tentu merupakan hal yang mengasyikan dan kegiatan ini paling nikmat jika dilakukan di waktu senggang sebagai sarana refreshing dan hiburan. Bermain game pun sekarang bisa di jadikan peluang pekerjaan mengingat pesatnya perkembangan e-sport di dunia. Kita bisa memainkan game dengan menggunakan berbagai macam platform seperti misalnya dengan menggunakan konsol (Xbox, Playstation, dan Wii), PC, dan juga ponsel. Tetapi untuk pertanyaan topik kali ini, kita akan berdiskusi mengenai Hubungan antara video games dengan kekerasan.

Jika kita membicarakan apakah ada pengaruh buruk yang ditimbulkan dari video game terutama yang berhubungan dengan tindakan kekerasan, tentu memiliki sisi pro dan kontra-nya masing - masing. Dari sisi pro, sudah bukan rahasia umum lagi jika kebanyakan orang tua di masyarakat cenderung menyalahkan video game sebagai agen utama dalam tindak kekerasan seperti penembakan dan lain sebagainya, terutamanya merujuk kepada game yang memilik genre shooting dan pertarungan. Di Amerika sendiri misalnya menurut Kocurek (2019), politisi seperti Donald Trump dan Hillary Clinton serta beberapa anggota parlemen AS secara terang - terangan mengemukakan tuduhan kepada video gama sebagai dalang utama dari kekerasan massal. Menurut psikolog, Anita Carolina Hendarko, seperti yang dilansir di CNN, mengemukakan jika video game bertema kekerasan dapat meningkatkan perilaku agresif mengacu kepada penembakan Masjid di Selandia Baru yang pelakunya mengaku terinspirasi dari video game. Pendapat ini sendiri dapat diperkuat dari jurnal yang ditulis oleh Anderson dan Dill (2000) yang mengemukakan hal yang kurang lebih serupa mengenai peningkatan agresivitas yang disebabkan oleh video game.

Dari pihak yang kontra terhadap argumen video game sebagai sumber tindakan kekerasan, mereka berpendapat jika hingga saat ini belum ada penelitian yang secara konkrit dapat membuktikan hubungan video game dan tindakan kekerasan. Dalam hal ini, setidaknya ada banyak pula jurnal yang tidak menemukan hubungan tersebut. Pryzybyski dan Weinstein (2019) mengemukakan jika video game bertemakan kekerasan ternyata tidak memiliki hubungan dengan tindakan kekerasan. Selain itu argumen itu juga diperkuat oleh Barder (2019) yang mengatakan jika di sisi lain, video game ternyata memilik manfaat untuk pengembangan kognitif. orang - orang yang kontra dengan argumen mengenai video games dan kekerasan cenderung lebih melihat kekerasan dari segi sosial yang melatarbelakanginya, bukan dari video game seperti yang dikatakan Adam Connover dalam salah satu video youtubenya.

Nah menurut youdics sekalian, apakah kalian setuju jika video game bukan penyebab dari tindakan kekerasan atau malah sebaliknya menurut pengalaman dan opini kalian ? Let me know in the comment, yeah ?

Referensi :

  1. Kocurek, C, A. (2019). Why we scapegoat video games for mass violence and why it’s a mistake ?. The Salt Lake Tribune Retrieved from Carly A. Kocurek: Why we scapegoat video games for mass violence and why it’s a mistake
  2. https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20190320145010-284-379080/video-gim-bertema-kekerasan-dorong-perilaku-agresif
  3. Anderson, C., A. & Dill, K., E. (2000). Video Games and Aggresive Thoughts, Feeling, Behavior in the Laboratory and in Life. Journal of Personality and Social Psychology . 78(4), 772 - 790.
  4. Przybylski, A., K. & Weinstein, N. (2019). Violent video game engagement is not associated with adolescents’ aggressive behaviour: evidence from a registered report. The Royal Society Publishing. 6, 2 - 16.
  5. Barder, O. (2019). New Study Shows That There Is No Link Between Violent Video Games And Aggression In Teenagers. Forbes. Retrieved from New Study Shows That There Is No Link Between Violent Video Games And Aggression In Teenagers

Saya setuju dengan pernyataan bahwa video game bukanlah penyebab tindak kekerasan. Tidak ditemukan kaitan langsung antara kegemaran bermain game dengan perilaku kekerasan, sebagaimana dijabarkan dalam deskripsi diskusi di atas.

Saya sering bermain video game tembak-tembakan seperti PUBG, tapi saya tidak ingin menembaki orang. Saya juga bermain game fighting seperti Shadow Fight, tapi tidak lantas saya ingin melukai orang lain. Saya bermain video game balapan, namun apa lantas itu membuat saya gemar kebut-kebutan di jalan? Tidak.

Jika game merupakan penyebab tindak kekerasan, maka seharusnya gamer cantik seperti Sarah Olivia dan Kimi Hime merupakan pembunuh berdarah dingin.