Air mata jatuh tidak terbendung, enggan rasanya kedua tanggan ini untuk menghapus atau mengusapnya. Dinginnnya angin dini hari yang menembus ventilasi jendela kamar yang menusuk dan sakit. Mengiringi lara hati,
kecewa bukan karena cinta bertepuk sebelah tangan.
Atau ditinggal kekasih demi hati yang lain, Tetapi karena usaha, tekat serta pengorbanan yang dilakukan beberapa bulan belakang, hancur karena kecerobohan.
bukan persoalan laptop yang tiba-tiba mati yang membuat aku menangis begitu keras, tetapi persoalan skripsi yang sedang aku kerjakan Semuanya hilang,
seperti debu yang tersiram air.
Lenyap sudah.
Terasa sentuhan jemari merayap di kedua pundakku, melingkarkan tangan ke tubuh lemasku. seraya bergumam
“Jangan lupa solat tahajud, berdoa semoga skripsi kita diberikan kelancaran. Meskipun sulit setidaknya hati kita tidak merasa tertekan.”.
kembali menyadarkanku bahwa, aku terlalu egois akan ambisiku yang menginginkan nilai sempurna dan lulus dengan cepat, aku menggerjakan skripsi pagi, siang, sampai dini hari, dan mengabaikan kesehatan jasmani dan rohaniku. Dan aku sudah menduakan Rabku.
#LombaCeritaMini
#2.0
#Dictiocommunity
#EgoismediSekitarKita
#CeritaDiRumahAja
#DiRumahAja