Serpihan Kaca itu adalah Aku
Puput Fadhilah
Dalam sebuah perjamuan sendu
Kamu mengumpulkan serpihan yang kau buang dulu
Penasaran untuk apa aku di suruh menyaksikan
Semua pecahan itu
Pecahan yang tak pernah kau sebutkan dalam perjamuan-perjamuan kita
Hanya ada kata ‘diam’ di antara gemerisik kaca yang menghantam dasar
Mengecup kehancuran yang tak pernah teringinkan
Karena aku adalah serpihan itu
Remuk di atas keindahan yang kau janjikan
Maka sudah sepantasnya aku memilih lebur
Mengalir bersama waktu tidur
Yang selalu ku impikan
Kita yang tak pernah terucap sempurna
Jombang, 24 September 2020