Seperti apa siklus hidup lumut?

Siklus hidup tumbuhan lumut terdiri dari haploid dan diploid. Hal tersebut biasa disebut diplobiontik dengan pergantian generasi heteromorfik. Pergantian generasi gametofit dan sporofit tumbuhan lumut menunjukan perbedaan secara morfologi. Gametofit adalah generasi yang dominan, sedangkan sporofit secara langsung tergantung pada gametofit. Generasi sporofit selama hidupnya mendapat makanan dari gametofit (Mishler dkk, 2003).

Siklus hidup tumbuhan lumut, perkecambahan spora menjadi protonema dihasilkan oleh sporofit. Kemudian dari protonema akan menghasilkan gametofit. Generasi gametofit tumbuhan lumut memiliki satu set kromosom (haploid) dan memproduksi organ gametangium yang disebut antheredium (jantan) yang dapat menghasilkan sperma berflagella (antherezoid dan spermatozoid) dan archegonium (betina) yang menghasilkan sel telur. Pada gametangium terdapat daun-daun pelindung (bract) (Mishler dkk., 2003).

Gametangium jantan (anteridium) memiliki berbentuk bulat seperti gada, sedangkan pada (arkegonium) gametangium betina memiliki bentuk menyerupai botol, di bagian lebar biasa disebut sebagai perut dan di bagian yang menyempit biasa disebut sebagai leher. Arkegonium dan anteridium yang dapat dihasilkan disatu individu (monoceous), atau pada individu yang berbeda (dioceous) (Gradstein, dkk 2003).

Antherezoid memfertilisasi sel telur yang menghasilkan zigot dengan dua kromosom (diploid). Zigot adalah awal terbentuknya generasi sporofit, yang selanjutnya pembentukan tangkai, kapsul (sporangium) di bagian ujungnya dan sporofit dewasa yang tersusun dari kaki untuk pelekat pada gametofit terbentuk dari pembelahan zigot. Sporangium adalah tempat menghasilkan spora melalui meiosis. Siklus hidup lumut dikatakan telah lengkap apabila spora dewasa dan telah terbebas dari sporangium (Hasan dan Ariyanti, 2004).