Mengapa Etnis Tionghoa Mampu Mendominasi Ekonomi Indonesia?

Peristiwa Mei 1998 merupakan peristiwa yang menjadi sejarah panjang di Indonesia. Turunnya Presiden Soeharto dari tahta presiden memicu banyak konflik seperti krisis ekonomi moneter dan pembantaian etnis Tionghoa di seluruh wilayah Indonesia.

Pada masa itu, masyarakat Tionghoa yang sebelumnya sempat bersitegang dengan kaum pribumi semenjak penjajahan VOC Belanda, kembali memanas saat peristiwa Mei 1998, masyarakat Tionghoa mengalami banyak kerugian di sektor ekonomi akibat dari peristiwa tersebut.

Meskipun begitu, layaknya lampu ajaib di film Aladiin, tidak butuh waktu cukup lama bagi masyarakat Tionghoa untuk kembali bangkit memulihkan pundi-pundi keuangan mereka, hingga mampu menguasai ekonomi Indonesia di berbagai produsen jasa dan retail.

Menurut data dari kompas.com deretan orang terkaya di Indonesia selalu ditempati oleh pengusaha Tionghoa. Sebut saja Hartono Bersaudara dengan kerajaan bisnisnya Grup Djarum, BBCA dan TOWR, lalu ada Anthony Salim dan Dr. Ciputra.

Menurut anda mengapa masyarakat Tionghoa dapat bangkit dari keterpurukan ekonomi secepat itu? Mengapa justru bukan masyarakat asli Indonesia yang merajai ekonomi Indonesia?

Summary

Minoritas yang merajai ekonomi Indonesia

Kerusuhan Mei 1998: "Apa salah kami sampai (diancam) mau dibakar dan dibunuh?" - BBC News Indonesia

Sejarah Kebencian Terhadap Etnis Tionghoa

Daftar 10 Orang Terkaya Indonesia 2021, Pemilik BCA Urutan Pertama Halaman all - Kompas.com

1 Like

Wah topik yang menarik kak. Walaupun sebenarnya itu luka lama yang tidak perlu lagi diungkit. Tapi tidak apa-apa. Kita ambil nilai pelajarannya.

Singkatnya fungsi orang Tionghoa dalam dunia perekonomian telah terasa berabad-abad yang lampau. Artinya tidak serta merta orang Tionghoa langsung mendapatkan tempat di bumi pertiwi. Perlu proses yang lama, dalam perjalanan waktu inilah singkatnya hal-hal yang menjadikan pengalaman akan terus berkembang dan terasah hingga sekarang. Fungsi ini erat berhubungan dengan jati diri suatu wirausaha di bidang perekonomian.

Di samping itu konteks interaksi sosial budaya dan politis yang telah berabad-abad lamanya, akan mengkristal memupuk jati diri seorang Tionghoa ditanah air dan masyarakat besar Indonesia.

Barang tentu ini bersifat positif atau pun
negatif bagi suatu komunitas tertentu. Seperti dalam Konteks negatif ada istilah cukong. Cukong yang berarti
kelompok elite Tionghoa di ekonomi Indonesia, erat berhubungan dengan sistem
percukongan. Cukong dapat survive apabila sistem
perekonomian didasarkan pada monopoli atau oligopoli, dan terjadi kolaborasi antara
penguasa ekonomi (dengan uangnya) dan penguasa politik/ militer (dengan
kekuasaannya).

Bukankah pembantaian tahun 1998 hanyalah nyatanya upaya untuk membunuh orangnya saja?. Padahal untuk mendapatkan kejayaan, ada kebudayaan dan di situlah ilmu yang berperan penting? Artinya bukanlah hal mustahil untuk suatu kaum dapat bangkit.

Referensi

Musianto Lukas, 2003. Peran Orang Tionghoa dalam Perdagangan dan Hidup
Perekonomian dalam Masyarakat. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 5, (2) 193 - 206

Terima kasih kak @Armaarifu atas tanggapannya. Etnis Tionghoa memberikan gambaran bagi masyarakat Indonesia, bahwa berusaha keras dan terus belajar adalah kunci dari kesuksesan. Seperti yang disampaikan oleh kakak, tak dapat dipungkiri mungkin saja ada monopoli dan oligopoli dalam sistem ekonomi yang diterapkan masyarakat Tionghoa, namun hal tersebut tetap membuktikan bahwa pemilik industri dari Tionghoa terus berusaha untuk menjaga stabilitas ekonomi mereka dengan terus belajar dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi.

Etnis Tionghoa memiliki sejarah panjang dalam keterlibatan ekonomi Indonesia, yang mencakup periode kolonial hingga zaman modern. Pemahaman faktor-faktor yang menyebabkan dominasi ekonomi ini melibatkan berbagai aspek sejarah, budaya, dan ekonomi.

  1. Sejarah Migrasi dan Perdagangan Etnis Tionghoa telah hadir di Indonesia selama berabad-abad, dengan sejarah migrasi mereka yang dapat ditelusuri kembali ke masa kerajaan-kerajaan maritim. Peran mereka dalam perdagangan antar pulau dan lintas negara telah membantu membangun jaringan ekonomi yang kuat.
  2. Keberanian dalam Berwirausaha Tradisi berwirausaha yang kuat di kalangan etnis Tionghoa telah menjadi pendorong utama dalam dominasi ekonomi mereka. Kewirausahaan ini tercermin dalam beragam sektor, mulai dari perdagangan hingga industri dan jasa.
  3. Keterlibatan dalam Sistem Pendidikan Etos kerja keras dan nilai-nilai pendidikan yang diterapkan oleh etnis Tionghoa juga berkontribusi pada dominasi ekonomi mereka. Banyak keluarga Tionghoa yang menekankan pentingnya pendidikan, yang pada gilirannya menciptakan generasi yang terampil dan teredukasi.
  4. Jejaring Bisnis yang Kuat Jejaring bisnis yang terbentuk di antara komunitas Tionghoa juga telah memainkan peran signifikan. Keterlibatan mereka dalam bisnis keluarga, serta kerjasama antarbisnis dalam komunitas, memberikan keuntungan kompetitif yang kuat.
  5. Pengaruh di Bidang Finansial Keterlibatan etnis Tionghoa di sektor keuangan, termasuk perbankan dan perusahaan asuransi, telah memberikan mereka kontrol yang signifikan dalam menggerakkan roda ekonomi Indonesia. Hal ini dapat menciptakan dominasi melalui pengaruh keuangan mereka.
  6. Resilien dan Adaptasi Terhadap Perubahan Ekonomi Kemampuan etnis Tionghoa untuk bertahan dan beradaptasi terhadap perubahan ekonomi, baik di tingkat lokal maupun global, memberikan mereka keunggulan dalam menjalankan usaha mereka di berbagai kondisi ekonomi.
  7. Kontroversi dan Tantangan Sosial Meskipun dominasi ekonomi etnis Tionghoa di Indonesia memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi, kontroversi dan tantangan sosial juga muncul. Misalnya, adanya ketidaksetaraan ekonomi dapat menimbulkan ketegangan sosial di masyarakat.
  8. Perubahan Kebijakan Pemerintah Perubahan kebijakan pemerintah terhadap bisnis etnis Tionghoa, baik melalui undang-undang maupun insentif ekonomi, juga dapat memainkan peran dalam dinamika dominasi ekonomi ini.

Dalam keseluruhan, dominasi ekonomi etnis Tionghoa di Indonesia kompleks dan dipengaruhi oleh faktor-faktor sejarah, budaya, dan ekonomi. Penting untuk memahami dinamika ini dengan cermat untuk merancang kebijakan yang mendukung perkembangan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif di Indonesia.