SellaBand, apa penyebab sebenarnya kegagalan suatu Crowdfunding?

Sellaband merupakan sebuah website crowdfunding yang membantu para artist/musisi untuk mengumpulkan dana dari penggemar mereka maupun dari pengguna SellaBand lain guna mendukung sang artist/musisi melakukan proses rekaman untuk sebuah album sesungguhnya. Sellaband sendiri didirikan oleh Johan Vosmeijer, Pim Betist, dan Dagmar Heijmans pada bulan Agustus tahun 2006.

Sejak tahun 2006, terdapat 43 band yang mendapat pendanaan penuh untuk membuat sebuah album.

Pada 8 April 2008, Sellaband mengumpulkan 5 juta US Dollar dari Prime Technology Ventures.

Sellaband merupakan crowdfunding yang menjanjikan dalam bidang musik. Setelah tiga tahun berdiri, Sellaband mampu menarik ribuan artist/musisi dan membiayai puluhan bahkan ratusan CD dan bentuk digitalnya. Dari setiap penjualan album yang dikeluarkan oleh artist/musisi pun Sellaband mendapatkan sepertiga dari pendapatan penjualannya.

Namun pada Januari 2010, Sellaband mengalami Brankrupt. Dalam artikel yang dikeluarkan oleh wired.com Bankrupt, Crowd-Funded SellaBand Acquired by German Investors, Pim Betist sang pendiri SellaBand mengatakan bahwa masalah gagalnya SellaBand antara lain karena model bisnis yang tidak membawa keuntungan.

Jika SellaBand sudah menerapkan cara yang diterapkan oleh kebanyakan website Crowdfunding dengan mengambil sekian persen dari hasil pengumpulan dana (Re: dalam kasus ini SellaBand mengambil sepertiga dari setiap hasil penjualan album dari artist/musisi),

lalu mengapa SellaBand mengalami Bankrupt?

1 Like

SellaBand mengalami kebangkrutan bisa dibilang disebabkan oleh ideologi mereka sendiri. SellaBand selalu menargetkan band yang didanai pada ujungnya untuk menghasilkan sebuah album yang dipublikasikan melalui media CD dan diproduksi dengan cara major label memproduksi album, di mana hal itu memakan banyak biaya.

Dalam pemilihan tracks yang akan dimasukkan dalam album pun, SellaBand dinilai kurang baik dalam melakukan seleksi sehingga tidak semua lagu dalam satu album tersebut berkualitas baik.

Di industri musik, tentu saja telinga kita hanya ingin menerima dan membeli musik yang berkualitas baik. kurang baiknya seleksi ini lah yang menurut saya menjadi penyebab terpuruknya SellaBand

2 Likes

Tapi bagaimana jika memang target memproduksi sebuah album dengan major label merupakan tujuan awal dibentuknya SellaBand, dan menurut saya tujuan akhir dengan membuat sebuah album dengan label terkenal merupakan mimpi dari setiap musisi dan itu juga merupakan sebuah tujuan yang baik.

Dan merurut saya kegagalan pendanaan dikarenakan biaya produksi CD atau album mahal bukan merupakan suatu masalah yang berperan sangat besar. Karena buktinya pada website crowdfunding lain bukan menjadi suatu masalah yang dapat menyebabkan kegagalan pada suatu website crowdfunding.

Kita ambil contoh, pada artikel Bankrupt, Crowd-Funded SellaBand Acquired by German Investors dituliskan bahwa diperlukan minimal $50,000 untuk mewujudkan suatu album dengan label yang terkenal. Sedangkan pada website crowdfunding lain seperti Kickstarter, tercatat project yang berhasil mengumpulkan dana dengan minmal $20,000 sampai dengan $99,999 keatas mencapai 16,453 project (dengan kategori Music sebesar 1,311 project). Statistik dapat dilihat pada page berikut Kickstarter

Namun saya setuju pada pendapat bahwa di industri musik ini kualitas lagu sangatlah berpengaruh terhadap daya tarik kepada orang lain. Jadi menurut saya, dari pihak sang musisi juga harus dapat meyakinkan orang lain (donatur) untuk mau membiayai produksi mereka dengan cara memberikan lagu-lagu yang berkualitas serta dapat diterima oleh sebagian besar masyarakat/pengguna.

Kalau mengacu pada jawaban pendiri Sellaband, Pim Betist, masalah yang ada pada SellaBand adalah kesalahan pada model bisnis, dimana mengakibatkan pendapatan yang didapat perusahaan tidak dapat menutupi biaya operasional atau pengembangan Sellaband itu sendiri.

Itulah uniknya sebuah produk bisnis, karena bisa jadi tidak ada yang salah pada sisi produk, tapi bangkrut karena bermasalah pada sisi model bisnisnya.

Kalau menurut saya, kekurangannya dia tidak menciptakan inovasi baru atau menambah bidang crowdfundignya. Karena dia hanya fokus terhadap pendanaan pada bidang musik dan tidak ditambah dengan hal-hal baru. Sehingga minat nya pun kian lama semakin berkurang. Selain itu teknisnya juga menurut saya kurang baik dalam melakukan filtering ataupun eksekusi nya sehingga dinilai tidak bagus bagi pihak luar.

Jika memang model bisnis menjadi salah satu faktor sellaband bankrupt, mungkin bisa saja benar, berarti Pim Betist sang pendiri mungkin belum memikirkan dengan matang resiko di masa depan sehingga malah membawa rugi perusahaan.Menurut pendapat saya, jika ide awal SellaBand menjadikan website itu sendiri sebagai ladang bisnis untuk mereka seharusnya yang dilakukan adalah adanya evaluasi dan improvement pada model bisnis maupun produknya. Sehingga feedback yang didapat jika suatu project terpenuhi tidak hanya sekedar menutup biaya operasional saja.