Self Reward : Sebuah Apresiasi atau Jebakan Finansial?

Self reward alias hadiah untuk diri sendiri. Setelah bekerja keras, sesuatu yang wajar jika kita memberi hadiah untuk diri sendiri. Bentuknya bermacam-macam. Seperti santai di salon saat akhir pekan atau movie marathon. Tujuannya satu, menyenangkan diri sendiri.

style

Banyak yang bilang, penting untuk melakukan self reward, karena dengan begitu kita bisa kembali termotivasi. Dengan menghargai diri sendiri, nantinya akan semakin semangat dalam beraktivitas. Namun, di sisi lain memberi self reward bisa malah berlebihan dan menimbulkan masalah baru.

Jadi, apakah self reward itu penting diterapkan atau hanya jebakan finansial? Bagaimana cara kita untuk me-manage hal tersebut?

2 Likes

Menurutku, self reward merupakan kegiatan yang dapat bersifat sangat penting buat kita karena self reward terbukti dapat mengembalikan dan meningkatkan semangat kita dalam melakukan sesuatu, seperti belajar, mengerjakan tugas, bekerja, dan sebagainya. Self reward juga dapat dibilang sebagai bentuk menghargai dan menyayangi diri sendiri karena kita sering kali lupa buat memanjakan diri kita sendiri atau terlalu fokus buat nyenengin orang lain.

Namun, memang kita perlu berhati-hati buat menjalankan kebiasaan memberi self reward kepada diri sendiri. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberi self reward menurut aku adalah:

  1. Penetapan batasan capaian
    Kita sangat diperbolehkan buat ngasih self reward ke diri kita sendiri jika penghargaan tersebut memang pantas untuk diberikan. Kita bisa memberikan batasan kepada diri sendiri, yaitu seberapa jauh target yang harus kita capai sebelum bisa mendapatkan self reward tersebut. Memang kita tidak boleh terlalu keras kepada diri sendiri, namun kita juga jangan terlalu lunak. Karena jika kita terlalu lunak kepada diri sendiri, maka self reward tersebut akan tidak terlalu memiliki nilai yang berharga buat kita. Kita akan merasa terlalu mudah untuk meraihnya sehingga akan tidak sesuai dengan tujuan atau konsep dari self reward itu sendiri.

  2. Penentuan bentuk self reward
    Penentuan bentuk self reward merupakan hal terpenting dalam bahasan ini, karena self reward dapat memiliki batas yang sangat tipis dengan sikap pemborosan. Perlu kita cermati, bahwa pemberian self reward tidak harus berbentuk barang yang harus mengeluarkan banyak uang. Kita harus tetap dapat menahan diri kita dengan memberi self reward yang sesuai dengan kemampuan kita, terutama kondisi finansial. Pemberian self reward yang sifatnya pemborosan justru telah menyalahi konsep self reward itu sendiri, yaitu sesuatu yang dapat memotivasi diri kita kedepannya. Contoh bentuk self reward yang bersifat positif untuk diri kita sendiri adalah hangout bersama teman atau pasangan, menonton film, melakukan hobi, atau makan makanan favorit kita.

Mneurut aku penting karena self reward merupakan salah satu cara untuk menghargai kerja keras kita. Dengan adanya self reward kadang buat aku merasa kalau aku udah melakukan yang terbaik dan pantas untuk dapat hadiah, supaya kedepannya lebih semangat lagi untuk ngelakuin sesuatu. Aku setuju dengan pandapat dari Angga.

Karena hal simple kayak nonton Netflix sambil makan cemilan kesukaan aja buat aku udah jadi self reward yang berarti. Tips dari aku adalah kita harus tau manfaat apa yang nantinya kita dapetin dari barang yang kita beli. Contohnya, dengan aku keluarin uang untuk subscribe akun Netflix, aku dapetin banyak banget manfaat. Selain bisa santai dan dapet hiburan, aku juga bisa dapet wawasan baru dari banyak film yang bisa aku tonton. Intinya, harus ada pertimbangan sebelum self reward supaya apa yang kita beli nantinya gak sia-sia dan atur budget juga penting banget supaya kita gak boros.

Mengeluarkan uang untuk self-reward bisa dianggap sebagai hal penting atau bentuk pemborosan tergantung pada konteks dan sejauh mana tindakan tersebut sejalan dengan nilai-nilai dan tujuan hidup seseorang. Pada dasarnya, memberi diri sendiri hadiah dapat memiliki dampak positif pada kesejahteraan mental dan emosional seseorang.

Bentuk self-reward dapat menjadi motivasi tambahan untuk mencapai tujuan atau merayakan pencapaian. Jika seseorang telah bekerja keras dan mencapai targetnya, memberi diri sendiri penghargaan dapat meningkatkan motivasi dan kepuasan pribadi. Ini bisa berupa liburan, barang mewah, atau pengalaman spesial yang diinginkan.

Namun, perlu diperhatikan bahwa self-reward yang berlebihan atau tidak terencana dapat menjadi bentuk pemborosan. Jika seseorang tidak dapat mengendalikan keinginan untuk terus menerus memberi diri sendiri hadiah tanpa mempertimbangkan kondisi keuangan, itu bisa menjadi tanda perilaku yang merugikan. Pemborosan dapat berdampak negatif pada stabilitas keuangan jangka panjang dan menghambat kemajuan finansial.

Selain itu, self-reward yang terlalu sering dan berlebihan juga dapat mencerminkan gaya hidup hedonis. Gaya hidup ini ditandai oleh kecenderungan untuk mengejar kesenangan dan kenikmatan segera tanpa memperhatikan konsekuensi jangka panjang. Jika self-reward menjadi alasan untuk terus menerus mengonsumsi barang-barang atau layanan mewah tanpa pertimbangan yang baik, hal itu bisa merugikan.

Penting untuk menemukan keseimbangan antara memberi diri sendiri hadiah sesekali sebagai bentuk penghargaan dan memastikan bahwa tindakan tersebut tidak merugikan keuangan atau kesejahteraan secara keseluruhan. Merencanakan dan mengelola keuangan dengan bijak adalah kunci untuk menjaga keseimbangan ini.

Penting juga untuk memahami bahwa arti dari self-reward dapat bervariasi antarindividu. Beberapa orang mungkin menemukan kepuasan dan kebahagiaan dalam pengalaman sederhana atau aktivitas yang tidak memerlukan pengeluaran besar. Ini bisa termasuk berkumpul dengan teman-teman, menjalani hobi, atau memberi diri sendiri waktu untuk bersantai.

Dalam mengambil keputusan terkait self-reward, penting untuk memiliki pemahaman yang jelas tentang prioritas dan nilai-nilai pribadi. Mempertimbangkan tujuan jangka panjang, tanggung jawab keuangan, dan efek jangka panjang dari tindakan self-reward adalah langkah penting untuk menghindari pemborosan dan gaya hidup yang tidak seimbang.

Self-reward dapat menjadi bagian positif dari hidup seseorang jika dilakukan dengan bijak dan sesuai dengan kondisi keuangan serta nilai-nilai pribadi. Sebaliknya, jika tidak dikelola dengan baik, self-reward dapat berpotensi merugikan keuangan dan kesejahteraan secara keseluruhan. Penting untuk mempertimbangkan dampak jangka panjang dari keputusan finansial dan menjaga keseimbangan antara merayakan pencapaian dan menjaga stabilitas keuangan.

Pandai-pandailah mengukur diri sendiri dan selalu jujur pada diri sendiri.