Menurut saya Narsisme dengan Self Love berbeda. Narsisme bukan bagian dari self love.
Self Love
kondisi bagaimana seorang individu mengenali diri sehingga dapat mencintai diri sendiri dengan segala kondisi yang ada. Sejalan dengan pendapat Yasmin dan Fardani bahwa self love adalah kondisi seseorang mampu mengapresiasi diri yang dapat mendukung perkembangan fisik, psikologis, dan spiritualnya.
Sedangkan
Narsisme
kondisi cinta diri sendiri yang sangat ekstrim, paham yang menganggap diri sendiri sangat superior dan sangat penting ada extreme self-impotency (Kartono, 2000). Sifat narsisisme ada dalam setiap manusia sejak lahir, karena narsisisme memiliki sebuah peranan yang sehat dalam artian membiasakan seseorang untuk berhenti bergantung pada standar dan prestasi orang lain demi membuat dirinya bahagia. Namun apabila jumlahnya berlebihan, dapat menjadi suatu kelainan kepribadian yang bersifat patologis (dalam Narsisisme - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas). Individu narsistik memanfaatkan hubungan interpersonal hanya untuk mendapatkan perhatian, mencapai popularitas, serta melakukan segala sesuatu yang menyenangkan untuk dirinya sendiri (Mehdizadeh, 2010).
Dalam menentukan seseorang dapat dikatakan memiliki kepribadian narsistik terdapat pedoman yang dijadikan acuan yaitu DSM-IV. Pada DSM-IV dijelaskan bahwa individu narsistik apabila memiliki paling tidak 5 ciri dari ciri berikut ini,: (dalam Santy, 2017).
- Punya rasa bangga terhadap kepentingan diri. Merasa diri yang paling hebat tapi seringkali tidak sesuai dengan potensi atau kompetensi yang dimiliki.
- Percaya bahwa dirinya spesial, unggul dan unik.
- Dipenuhi dan asyik berfantasi tentang kesuksesan, kecantikan ,kekuasaan dan cinta sejati.
- Memiliki kebutuhan yang eksesif untuk dikagumi.
- Merasa layak diperlakukan istimewa.
- Kurang empati.
- Mengeksploitasi hubungan interpersonal, mengharapkan penghargaan dari orang lain.
- Sering kali merasa iri terhadap orang lain atau menganggap orang lain iri terhadap dirinya.
- Angkuh, sombong, suka meninggikan diri, dan mudah menghina.
Sumber :
Yasmin., A., N., & Fardani., R., A. (2020). Konstruksi Makna Love Yourself dan Mental Health Awareness bagi Army (kelompok penggemar BTS) terhadap lagu dan campaign milik BTS. Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 06, (02), 207-211.
Kartono, K. (2000). Hygiene Mental . Jakarta: CV. Mandar Maju.
Mehdizadeh, S. (2010). Narcissism and Selfesteem on Facebook. Cyberpsychology, behavior and Social Networking, 13(4) , 357-364.
Santy, N., N. (2017). Dampak Kecenderungan Narsiscisme Terhadap Self Esteem pada Pengguna Facebook Mahasiswa PGSD UNP. Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran, Vol. 05, (01), hal 27.