**Sekilas Tumpang sari**

Sekilas Tumpang sari

Tumpang sari adalah penanaman dua tanaman secara bersama-sama atau dengan interval waktu yang singkat, pada sebidang lahan yang sama. Tumpang sari merupakan system penanaman tanaman secara barisan di antara tanaman semusim dengan tanaman tahunan. Tumpang sari ditujukan untuk memanfaatkan (hara, air, dan sinar matahari) sebaik-baiknya agar diperoleh produksi maksimum.

Sistem tumpang sari dapat diatur berdasarkan:

  • Sifat-sifat perakaran
  • Waktu penanaman

Pengaturan sifat-sifat perakaran sangat perlu untuk menghindarkan persaingan unsur hara, air yang berasal dari dalam tanah. Sistem perakaran yang dalam ditumpangsarikan dengan tanaman yang berakar dangkal. Tanaman monocotyl yang pada umumnya mempunyai sistem perakaran yang dangkal, karena berasal dari akar seminal dan akar buku. Sedangkan tanaman dicotyl pada umumnya mempunyai sistem perakaran yang dalam, karena memiliki akar tunggang. Dalam pengaturan tumpang sari tanaman monocotyl dengan tanaman dicotyl dapat dilakukan kalau dipandang dari sifat perakarannya, misalnya tumpang sari jagung dengan jeruk manis. Jeruk manis dapat tumbuh dengan baik, sedangkan jagung tumbuh subur tanpa mengganggu kehidupan jeruk manis.

Pengaturan tumpang sari harus diingat bahwa tanaman selalu mengadakan kompetisi baik di atas tanah (suhu, sinar) dan dibawah tanah (hara dan air). Tumpang sari dapat juga dilakukan antara tanaman semusim dengan tanaman semusim yang dapat saling menguntungkan, misalnya antara kacang-kacangan dengan jagung. Jagung menghendaki nitrogen tinggi, sementara kacang-kacangan tidak terganggu pertumbuhan-nya karena sedikit terlindung oleh jagung. Kekurangan nitrogen pada jagung terpenuhi oleh kelebihan nitrogen kacang-kacangan, karena kacang-kacangan dapat memfiksasi nitrogen dari udara bebas.

Sumber: Dasar-dasar Agronomi/ Hasan Basri Jumin.

-Ed. Revisi-Cet.9-Jakarta; Rajawali Pers, 2014.