Manusia tumbuh dan berkembang di dalam lingkungan budayanya masing - masing,sehingga membentuk dan menciptakan cara berpikir dan bertingkah laku yang khas bagi para anggotanya. Cara berpikir dan bertingkah laku tersebut merupakan hasil ‘pengondisian budaya’ cultural conditioning melalui proses panjang pendidikan dan pengajaran yang diberikan secara temurun oleh orang tua, guru, dan masyarakat sekitar kita baik secara langsung maupun tidak langsung. Sering kali kita ngerasa yakin bahwa cara berpikir dan bertingkah laku serta sistem budaya yang kita anut adalah sistem yang baik, benar, dan normal.
Masalah akan muncul ketika kita melakukan kontak atau berinteraksi dengan orang-orang yang berasal dari lingkungan budaya yang berbeda, karena orang-orang yang berasal dari lingkungan budaya yang berbeda itu memiliki pola-pola, harapan-harapan, kebutuhan-kebutuhan, dan pilihan-pilihan yang didasarkan atas pengondisian budaya mereka sendiri yang juga berlangsung temurun yang mungkin sangat berbeda dengan di lingkungan masyarakat lainnya.
Pemahaman terhadap budaya orang lain atau budaya suatu masyarakat sangat penting, terutama bagi orang-orang yang sebut saja bekerja dalam industri pariwisata dan hospitalitas, termasuk diantaranya para manajer, para pengambil keputusan, atau para petugas yang dalam pekerjaan sehari-harinya melakukan hubungan, interaksi atau kontak langsung dengan orang-orang yang berasal dari dan memiliki kebudayaan yang berbeda. Secara garis besar pemahaman lintas budaya tersebut antara lain mencakup pemahaman tentang nilai-nilai, kepercayaan, sikap, pola berpikir, adat istiadat,kebiasan, bahasa dan cara berkomunikasi.
Bagaimana,pernah ga kalian ngerasain Culture Shock padahal kalian di Indonesia?